Jalan panjang mesti ditempuh Persebaya Surabaya untuk mengembalikan eksistensi mereka di kancah sepak bola Indonesia. Selepas ‘dikembalikan’ oleh pimpinan terbaru PSSI, Edy Rahmayadi, Persebaya kemudian terus berbenah.
Beberapa langkah telah ditempuh manajemen, yaitu menggaet sponsor baru. Mereka juga sukses menjuarai Piala Dirgantara, lalu mengadakan uji tanding melawan kekuatan tradisional lain yaitu PSIS Semarang, hingga menghebohkan media lewat pernyataan kontroversial coach Iwan Setiawan pascapertandingan kontra PSIS. Fakta-fakta tersebut seakan menunjukkan bahwa Persebaya siap menggebrak.
Tapi, di luar hal teknis tersebut, ada yang unik dari skuat Persebaya yang nantinya akan berlaga di gelaran Liga 2 nanti. Dari 21 pemain yang memperkuat Green Force, empat di antaranya memiliki nama dengan ejaan yang serupa. Ada empat penggawa Persebaya yang memiliki nama apabila dibaca memiliki bunyi yang sama yaitu Rahmat, Rahmad, atau Rachmad.
Rachmat Latief menjadi nama ‘Rahmat’ terbaru yang bergabung ke skuat Persebaya. Pemain yang berposisi sebagai bek tengah tersebut sudah makan asam garam di kancah sepak bola Indonesia. Rachmat sudah bermain di seluruh klub yang berdomisili di pulau-pulau terbesar di Indonesia, dan Persebaya adalah tim pertamanya di pulau Jawa. Sebelumnya ia memperkuat PSM Makassar, Persiram Raja Ampat, Sriwijaya FC, Persiba Balikpapan, Mitra Kukar dan terakhir Pusamania Borneo FC.
Rahmat yang lain adalah duo pemain muda, Rahmat Juliandri dan Rachmat Irianto. Rahmat Juliandri sendiri merupakan pemain yang dikontrak oleh tim asal Jawa Timur ini melalui proses seleksi. Ia merupakan alumnus dari Sriwijaya FC U-21. Seperti yang dilansir ligaindonesia.co.id, pemain kelahiran 12 Juli 1993 ini sebelumnya memperkuat Persires Rengat. Rahmat Juliandri sendiri berposisi sebagai fullback.
Sementara Rachmat Irianto adalah calon ikon tim masa depan Persebaya. Merupakan putra dari legenda klub, Bejo Sugiantoro, Rian, begitu pemain ini biasa dipanggil, sudah betul-betul diperhatikan oleh penikmat sepak bola, khususnya daerah Jawa Timur, sejak ia masih kanak-kanak.
Berposisi sama dengan sang ayah sebagai bek tengah, Rian yang baru berusia 17 tahun justru sudah menjadi kekuatan utama Persebaya di sektor pertahanan. Bahkan Rian sudah ditunjuk sebagai deputi Mat Halil sebagai wakil kapten tim pemilik dua gelar Liga Indonesia ini.
Nama terakhir adalah yang paling senior. Penyerang gaek, Rachmad Afandi menjadi nama ‘Rahmat’ lain yang ada di kubu Persebaya. Pemain yang pada tahun 2017 ini akan berusia 33 tahun memiliki perjalanan karier yang unik. Meskipun ia pernah memperkuat klub-klub besar di Indonesia seperti PSMS Medan, Persija Jakarta, Arema, dan Persib Bandung, Rachmad Afandi sejak lama tersohor sebagai supersub yang sering mencetak gol kemenangan ketika masuk sebagai pemain pengganti. Sebelum mendarat di Persebaya, pada Torabika Soccer Championship lalu ia memperkuat tim kota kelahirannya, Persija.
Seperti arti nama mereka berempat, publik Surabaya dan para Bonek tentunya berharap keempat pemain itu memberi rahmat dan berkah yang berlimpah untuk perjalanan Persebaya Surabaya mengarungi Liga 2 nanti.
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia