Masih ingat Andrea Stramaccioni? Eks allenatore Internazionale Milano dan Udinese tersebut sejak awal musim ini mengadu nasib di Liga Ceko bersama Sparta Praha, tapi nasibnya berakhir memilukan. Stramaccioni dipecat setelah gagal memenuhi target besar yang diusung Sparta.
Langkah pemecatan ini ditempuh manajemen Sparta Praha setelah bermain imbang 1-1 di kandang sendiri melawan tim papan bawah, Zbrojovka Brno. Hasil itu membuat Sparta Praha tertahan di peringkat lima, selisih 14 poin dengan Viktoria Plzen di pucuk klasemen. Padahal, Sparta Praha mematok target juara musim ini. Bahkan untuk sekadar masuk ke zona Liga Champions saja terpaut lima poin dengan penghuninya, Slavia Praha.
Misi juara atau lolos ke Liga Champions yang diusung Sparta Praha tidak main-main. Di bursa transfer awal musim ini mereka mendatangkan belasan pemain baru yang beberapa di antaranya merupakan pemain yang cukup tenar di sepak bola Eropa, seperti Semih Kaya, Rio Mavuba, dan Jonathan Biabiany (pinjaman). Selebihnya, Sparta Praha masih mengandalkan muka-muka lawas seperti Václav Kadlec, David Lafata, dan David Bicik.
Tak hanya dari segi materi pemain, Andrea Stramaccioni pun diangkat sebagai pelatih anyar mereka, menggantikan Tomas Pozar yang musim lalu hanya menangani Sparta Praha di beberapa laga, tapi membawa klub itu finis di peringkat ketiga liga domestik. Meski demikian, perubahan masif ini tak langsung membuat Sparta Praha hebat dalam sekejap.
Dari tiga laga pertama di liga domestik hanya satu yang berbuah kemenangan sedangkan sisanya imbang, dan sisanya performa klub sangat inkonsisten. Kadang menang, kadang kalah. Sparta Praha bahkan tersingkir secara dini di Liga Europa lewat babak play-off, setelah kalah agregat 3-0 dari Crvena Zvezda.
Oleh karena itu, tak heran bila akhirnya Stramaccioni dipecat, karena hasil yang didapat memang tidak sepadan dengan perjuangan yang telah dilakukan manajemen. Mirip dengan yang menimpa Vincenzo Montella di AC Milan.
Sejauh ini belum diketahui klub mana yang akan menjadi pelabuhan karier selanjutnya bagi Stramaccioni. Sebuah kisah pilu dari seorang pelatih yang jumlah kemenangannya di Allianz Stadium lebih banyak dari AC Milan.
Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.