Musim 2017/2018 berjalan sedikit berbeda. Cristiano Ronaldo tidak tampil seperti biasanya untuk Real Madrid. Megabintang asal Portugal tersebut tidak segarang musim-musim sebelumnya. Beberapa bahkan beranggapan bahwa penurunan permainan yang dialami oleh Ronaldo menjadi penyebab utama mengapa Real Madrid terseok-seok di La Liga musim ini.
Penurunan Cristiano Ronaldo memang jelas begitu tampak. Ia sudah tidak semeledak-ledak seperti biasanya. Penyelesaian akhirnya pun sering tidak menemui sasaran. Bahkan di pertandingan melawan Valencia di pekan ke-21, Ronaldo baru bisa menyarangkan bola ke gawang lawan sebanyak dua kali melalui eksekusi penalti. Selain semakin menegaskan sebutan “Penaldo” kepadanya, kejadian di Mestalla juga menjadi salah satu bukti bahwa ada sesuatu yang salah dalam diri Ronaldo.
Anda bisa mengecek sendiri, berapa banyak Ronaldo mencetak gol dari luar kotak penalti musim ini? Berapa banyak ia mencetak gol dari tendangan bebas? Atau berapa banyak ia mencetak gol melalui aksi brilian melewati lawan hingga kemudian melepaskan tembakan keras ke arah gawang? Rasanya Ronaldo jarang sekali melakukannya di musim ini.
Karena tampil meledak-ledak sejak berusia muda, dan mencapai banyak hal yang sepertinya tidak akan dicapai oleh kebanyakan pemain lainnya, banyak yang beranggapan bahwa Ronaldo akan terus tampil seperti itu hingga nantinya ia pensiun. Padahal, fakta menunjukan bahwa seorang Cristiano Ronaldo kini sudah berusia 32 tahun. Usia yang harus diakui memang sudah menuju senja bagi pesepak bola.
Kenyataan bahwa tubuh sudah tidak sekuat dan sebugar dulu lagi adalah sesuatu yang berat bagi pesepak bola. Karena seperti yang diketahui bahwa tubuh mereka merupakan aset utama yang membuat mereka bisa terus mencapai level tertinggi. Menyikapi penurunan ini membutuhkan waktu, karena menerima kenyataan yang terjadi tentu merupakan sesuatu yang tidak mudah.
Mantan manajer yang mengasuh Ronaldo di Manchester United, Sir Alex Ferguson, berujar dalam autobiografinya bahwa ia membutuhkan waktu bahkan untuk membuat Rio Ferdinand sadar bahwa ia sudah bukan pesepak bola yang sama seperti sebelumnya. Ia mesti meyakinkan Rio untuk lebih baik melakukan penjagaan yang bersifat zonal ketimbang perorangan yang tentunya lebih melelahkan fisik yang juga sudah uzur.
Ronaldo memang mesti mencari bentuk permainan baru yang membuatnya bisa terus bertahan di level permainan tertinggi. Dan boleh jadi cara terbaik adalah dengan melihat pemain-pemain lainnya. Termasuk dengan melihat evolusi permainan dari sang rival, Lionel Messi. Semua pasti menyadari ada perubahan gaya permainan dari Messi semakin beranjaknya usia. Ia lebih tenang dan mematikan saat ini, dan sudah tidak lagi banyak berlari ke sana kemari melewati lawan dengan solo run menawan.
Atau bila harga diri dan tingginya hati Ronaldo sulit untuk melihat Messi, ia bisa menyaksikan bagaimana mantan rekannya, Wayne Rooney, mengubah permainannya hingga kemudian bisa tetap bersaing di level teratas. Karena apabila Ronaldo tidak segera mengubah permainan dan menyesuaikan dengan kekuatan tubuhnya saat ini, boleh jadi kariernya akan berada di jalan yang tidak pernah diperkirakan sebelumya.
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia