Menyambut kedatangan pemain baru di bulan Januarui memang menyenangkan. Apalagi ketika tenaga di pemain dibutuhkan untuk menambah kualitas tim dan mengangkat performa. Namun, terkadang, tak hanya pemain baru yang kedatangannya dinantikan. Ousmane Dembele, mereka yang kembali dari cedera panjang, juga sangat dinantikan.
Musim panas yang lalu, terjadi perubahan di lini depan Barcelona. Usaha keras mereka untuk menahan Neymar gagal total. Calon pemain terbaik di dunia di masa depan itu sudah menetukan tekad sejak lama untuk angkat kaki dari Camp Nou. Menjadi pemain termahal di dunia dengan biaya transfer menyentuh 222 juta euro, Neymar menerima pinangan Paris Saint-Germain.
Sesegera mungkin, manajemen Barcelona menerima keadaan. Satu solusi yang bisa segera lakukan adalah mencari pengganti di jendela transfer. Setelah berbagai ragam rumor itu, pilihan El Barca jatuh kepada wonderkid Borussia Dortmund, Ousmane Dembele. Sayangnya, usaha Barcelona mendapatkan tanda tangan Dembele menyisahaka rasa “pahit di lidah”.
Pada dasarnya, pihak Dortmund masih enggan melepas Dembele. Pemain muda dari Prancis ini masih masuk ke dalam proyeksi masa depan Dortmund. Barcelona tak menyerah. Pendekatan dilakukan dengan “cukup gencar”, hingga mengganggu fokus si pemain. Hasilnya, Dembele “memberontak” dan beberapa kali membuat masalah. Memahami isi kepala pemain mudanya sudah berada di Spanyol, manajemen Dortmund akhirnya menyerah.
Dengan enggan, Dortmund menerima proposal penawaran dari Barcelona dengan nilai transfer mencapai 105 juta euro, ditambah beberapa bonus. Konon, total biaya yang dikeluarkan Barcelona untuk mendatangkan Dembele mencapai 147 juta euro. Maka jadilah, pemain berusia 20 tahun tersebut salah satu pemain muda termahal di dunia. Mendapatkan nomor punggung 11, warisan dari Neymar, Barcelona sudah siap melangkah ke lembaran baru.
Cara bermain Dembele sendiri berbeda dengan Neymar. Dembele lebih nyaman bermain di sisi kanan, sedangkan Neymar di kiri. Salah satu kelebihan Dembele adalah fake shot, membuat lawan bergerak ke arah yang salah dengan melakukan kuda-kuda menendang yang palsu. Dari berbagai perbedaan dengan Neymar, ada satu persamaan, yaitu keduanya fasih turun ke lini kedua untuk menginisasi serangan.
Meski masih berusia 20 tahun, visi dan kemampuan Dembele sebagai playmaker sudah mulai mekar. Kelebihan ini dibutuhkan oleh Barcelona, sebagai variasi tambahan cara menyerang ketika lini depan mereka terisolasi atau lawan bertahan dengan struktur yang sangat baik. Lewat proses bertahan, Dembele dapat diintegrasikan oleh Ernesto Valverde ke dalam skuat dengan baik.
Cedera dan menanti respons Valverde
Ketika mulai dapat berintegrasi dengan skuat Barcelona, musibah terjadi. Dembele harus menepi hingga tiga bulan karena cedera hamstring di bulan Oktober. Perkiraan dokter, Dembele baru bisa merumput lagi di awal bulan Januari, ketika jendela transfer mulai dibuka.
Ketika Dembele cedera, ketika rencana awal tak bisa digunakan, Valverde membuat perubahan. Pendekatan cara bermain yang dapat dengan mudah dikejar dengan mata adalah Barcelona menggunakan skema 4-4-2. Ketika Dembele masih tersedia, untuk mengintegrasikan pemain baru itu, Valverde menggunakan “skema tradisional” Barcelona, 4-3-3.
Eksperimen ini terbukti sukses. Hingga jeda musim dingin, dari 17 pertandingan, Barcelona duduk dengan nyaman di puncak klasemen, mengumpulkan total poin 45, berjarak sembilan poin dari Atletico Madrid di peringkat kedua, dan sementara meninggalkan rival mereka, Real Madrid yang terperosok di peringkat keempat dengan poin 31.
Salah satu kelebihan pendekatan ini adalah membuat Barcelona justru semakin seimbang. Keseimbangan ini sangat dibutuhkan terutama di laga-laga berat, di mana Barcelona tak selalu bisa menguasai bola dengan nyaman. Misalnya ketika mengalahkan Real Madrid dengan skor 0-3, ketika Barcelona didorong untuk bertahan lebih dalam dan harus memaksimalkan serangan balik.
Respons Valverde ketika Dembele cedera dan penurunan performa pemain terjadi berjalan dengan baik. Respons tepat guna yang sama pasti dinantikan Cules di seluruh dunia ketika Dembele sudah bisa bermain lagi.
Valverde harus berhitung ulang, apakah ia akan melepas keseimbangan skema 4-4-2 dengan komposisi yang sudah pas hanya demi Dembele? Jika tak harus mengubah skema, apakah Dembele bisa diadaptasikan dalam skema 4-4-2? Jika tanpa mengubah skema, maka siapa yang harus dikorbankan tempatnya untuk Dembele?
Kerumitan yang menyenangkan dari Valverde, ketika ia punya skuat dengan kedalaman yang baik dan kualitas yang melimpah. Ketika Valverde bisa mengintegrasikan Dembele, tanpa mengganggu keseimbangan tim, Barcelona akan punya lini depan yang berbahaya.
Mengapa berbahaya? Dengan cara bermain saat ini saja, Barcelona hampir selalu punya solusi untuk masuk ke kotak penalti lawan. Pun ketika menyerap serangan balik lawan, Barcelona melakukannya dengan baik.
Bisa dibayangkan, kemampuan Dembele sebagai playmaker, kesederhanaannya mengolah bola di dalam kotak penalti, dan ketajaman di depan gawang, adalah injeksi imaji yang sungguh layak dinantikan.
Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen