Tujuh tahun yang lalu mereka berjuang bersama, mengangkat piala bersama. Namun kini, satu per satu telah angkat kaki. Mereka berpisah, menanggalkan seragam biru ala kesebelasan asal Malang yang mereka bawa raih gelar juara Indonesia Super League (ISL) 2009/2010.
Arema Malang di tahun 2010 adalah Arema dengan darah muda. Di bawah komando pelatih Robert René Alberts, Singo Edan menetaskan bibit-bibit pemain muda yang kelak menjadi tulang punggung tim nasional Indonesia.
Di bawah mistar ada Kurnia Meiga Hermansyah yang saat itu masih berumur 19 tahun dan di putaran pertama menjadi pelapis Markus Horison. Namun, ketika Markus hengkang, Meiga naik jabatan menjadi kiper utama, dan tetap mempertahankan posisinya hingga paruh pertama Liga 1 2017.
Kemudian di lini belakang, ada Beny Wahyudi dan Johan Ahmad Alfarizie di kedua sisi, mengapit Purwaka Yudhi dan Pierre Njanka di tengah. Kedua bek sayap tersebut saat itu masih sangat muda. Beny berumur 23 tahun, dan Alfarizie 20 tahun. Khusus untuk Alfarizie, ketika itu ia masih menjadi pelapis Zulkifli Syukur.
Sementara itu di lini tengah, bercokol Ahmad Bustomi, produk asli Malang yang sudah bersama Arema sejak usia 23 tahun, walau sebelumnya ia adalah didikan Persema Malang. Ia merajai lini tengah bersama trio pemain asing yakni Esteban Guillen, Roman Chmelo, dan Muhammad Ridhuan.
Lalu di lini depan, lampu sorot memang seringkali tertuju pada Noh Alam Shah. Namun, ada satu pemain muda yang juga layak mendapat apresiasi, yakni Dendi Santoso. Di usia yang belum genap berkepala dua, saat itu ia sudah bermain 19 kali dalam semusim, dan kontribusinya cukup besar sebagai penyerang tengah.
Akhir sebuah era
Ada pertemuan, ada perpisahan. Begitu pula yang terjadi di Arema saat ini. Para pemain yang dulu masih hijau dan masih menyandang status wonderkid, kini sudah beranjak matang dan pergi secara bergilir dari Stadion Kanjuruhan untuk melanjutkan karier di tempat lain.
Di bursa transfer kali ini dimulai dengan hengkangnya Beny Wahyudi. Setelah berseragam Arema sejak 2008, ia kini menyeberang ke Madura United. Beberapa minggu berselang, Ahmad Bustomi juga menyusul langkah Beny, tapi menuju Mitra Kukar bersama Arif Suyono.
Jika dilihat dari susunan pemain musim 2009/2010, yang tersisa saat ini tinggal Kurnia Meiga, Alfarizie, dan Dendi Santoso. Itupun nasib mereka sudah berbeda dari beberapa tahun ke belakang. Kurnia Meiga belum merumput lagi sejak sakit misterius yang dideritanya di pertengahan musim lalu, sedangkan Dendi Santoso berkali-kali dililit cedera dan tak kunjung kembali ke performa terbaiknya.
Kemudian untuk Alfarizie, meski ia berstatus kapten tim, tak menutup kemungkinan jika pemain bernomor punggung 87 ini akan hengkang. Rumornya, Persib Bandung tertarik mendatangkan bek kiri tangguh ini, untuk menggantikan atau melapis Tony Sucipto yang mulai uzur.
Sebenarnya masih ada Sunarto yang musim lalu dipinjamkan ke Persiba Balikpapan, tapi saat ini belum diketahui bagaimana kelanjutan nasibnya. Begitu pula dengan Juan Revi dan Purwaka Yudhi yang kembali ke Arema, tapi tentunya mereka saat ini sudah tak lagi sama dengan tahun 2010.
***
Mungkin ini musibah, mungkin juga cobaan bagi Arema. Sebab, selain kepergian generasi juara, Singo Edan di bursa transfer kali ini juga ditinggal cukup banyak pemainnya, seperti Esteban Vizcarra, Adam Alis, Marko Kabiay, dan Ferry Aman Saragih. Bahkan, Dwi Kuswanto juga kabarnya akan berlabuh di Persela.
Mungkin juga ini merupakan titik balik bagi Arema untuk mencetak generasi baru. Di skuat saat ini ada Utam Rusdiana, Bagas Adi Nugroho, Hanif Sjahbandi, dan Dedik Setiawan. Keempatnya musim lalu sanggup bersinar di tengah redupnya cahaya Arema di Liga 1. Bukan tak mungkin, suatu saat nanti giliran mereka yang mengangkat trofi liga domestik, melanjutkan apa yang pernah diraih Bustomi dan kolega.
Itulah yang harus dilakukan sebuah klub sepak bola, terutama Arema yang merupakan klub besar. Tak peduli seberapa banyak pemain yang datang dan pergi, sebuah kesebelasan harus tetap berdiri tegap untuk melewati segala adangan yang menanti di depan.
Umak pasti osi! Sasaji!
Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.