Bukan saja penyerang andalan mereka, Sylvano Comvalius, yang memecahkan rekor, kesebelasan Bali United pun juga berpeluang untuk menciptakan rekor seandainya mereka berhasil merengkuh gelar juara kompetisi Go-Jek Traveloka Liga 1. Klub berjuluk Serdadu Tridatu tersebut berpeluang menyamai rekor yang dibuat oleh klub asal Thailand, Muangthong United.
Seperti yang diketahui, Liga 1 edisi tahun 2017 ini merupakan musim ketiga Bali United berada di kompetisi level teratas sepak bola Indonesia. Sejak resmi mengakuisisi Persisam Putra Samarinda pada Febuari tahun 2015, Bali United terus berkembang. Dari sekadar tim yang baru dibentuk, hingga saat ini menjadi tim calon juara.
Fenomena ini hampir serupa dengan kondisi yang dialami oleh Muangthong United. Pada tahun 2007, sebuah klub bernama FC Norjorg kemudian diakuisisi oleh SSG, sebuah perusahaan multimedia dan marketing olahraga di Thailand sana, kemudian diubah namanya menjadi Muangthong United. Seiringan akuisisi itu, markas kebesaran klub kemudian dipindah ke wilayah terpadu, Muang Thong Thani, yang cukup dekat dari Bangkok.
Di tahun ketiga kemunculan mereka, tepatnya pada tahun 2009, Muangthong United berhasil merengkuh gelar juara Liga Primer Thailand. Waktu dan keadaan jelas hampir serupa dengan yang dialami oleh Bali United saat ini. Tim yang dibentuk dengan konsep dan perencanaan matang, manajemen serta kekuatan finansial yang sangat baik, serta para penggemar yang memiliki semangat tinggi.
Satu poin yang membedakan adalah, Muangthong merangkak dari divisi bawah Liga Thailand, hingga kompetisi level tertinggi, lalu menjadi juara.
Meskipun demikian, pencapaian yang dilakukan Muangthong, atau yang nantinya bisa jadi akan dicapai oleh Bali United, masih kalah jauh dari apa yang dilakukan klub asal Malaysia, Johor Darul Takzim (JDT). Kesebelasan berjuluk Southern Tigers tersebut berhasil menjadi juara di musim kedua setelah akuisisi. Meskipun begitu, rekor juara setelah akuisisi di zona Asia Tenggara dan sekitarnya, masih dipegang oleh klub asal Australia, Western Sydney Wanderers atau WSW, yang berhasil menjadi juara di musim perdana mereka setelah akuisisi.
Sementara, untuk kancah sepak bola Indonesia sendiri, rekor terbaik masih dipegang oleh Sriwijaya FC, sebagai kesebelasan tercepat yang meraih gelar juara di kompetisi level tertinggi setelah akuisisi. Sriwijaya FC berhasil menjadi juara di musim keempat setelah akuisisi. Sebelumnya, Laskar Wong Kito merupakan Persijatim Solo FC, nama ‘Sriwijaya FC’ kemudian hadir pada tahun 2004, lalu kemudian berhasil merengkuh gelar juara mereka pada musim kompetisi 2007.
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia