Masih ingat Oktavianus Maniani? Pemain yang akrab disapa Okto ini sedang berulang tahun ke-27. Di usia yang masih tergolong muda itu, karier pemain asal Papua ini tidak berkembang, meskipun sempat digadang-gadang pantas berkompetisi di Eropa.
Ketika Okto menjadi salah satu bintang tim nasional Indonesia di ajang Piala AFF 2010, ia sempat diprediksi akan segera berlaga di Eropa oleh jurnalis pemerhati sepakbola Asia, John Duerden. Apalagi setahun setelah mencuri perhatian di turnamen regional Asia Tenggara tersebut, ia lagi-lagi bersinar ketika memperkuat Timnas U-23 yang meraih medali perak di SEA Games 2011.
Penggila sepak bola Indonesia langsung dilanda euforia bahwa pemain kelahiran 27 Oktober 1990 ini adalah reinkarnasi Elie Aiboy. Meski dianggap memiliki kekurangan dalam melepaskan umpan silang, kecepatan pemain yang berposisi sebagai penyerang sayap ini memang mengagumkan.
Setelah sempat mewarnai berbagai stasiun televisi sebagai model iklan sebuah produk makanan instan, karier Okto terjun bebas. Pemain yang meroket bersama Sriwijaya FC ini kemudian memutuskan untuk pindah ke Persiram Raja Ampat, klub yang kini telah almarhum. Setelah itu, ia tak pernah menetap lama di satu klub. Berturut-turut, ia membela Persiter Ternate, Barito Putera, Perseru Serui, dan Pusamania Borneo FC.
Okto sempat berusaha memperbaiki kariernya ketika menjadi salah satu kloter pertama pemain-pemain Indonesia yang dikontrak klub Liga Timor Leste. Keebetulan, ketidakjelasan melanda kelangsungan kompetisi sepak bola di Indonesia pada tahun 2015. FIFA memberi sanksi kepada Indonesia akibat campur tangan pemerintah di cabang olahraga ini. Akibatnya, kompetisi dihentikan dan beberapa pemain Indonesia pun memilih untuk pindah ke Timor Leste. Okto sendiri dikontrak Carsae FC.
Baca juga: Pemain-Pemain Indonesia yang Saat Ini Meramaikan Liga Timor Leste
Namun, akibat beberapa masalah administrasi, pemain kelahiran Jayapura ini hanya tampil empat kali sebelum akhirnya diputus kontrak. Beruntung, ia segera direkrut Persiba Balikpapan yang sedang mempersiapkan tim untuk mengarungi Torabika Soccer Championship (TSC) 2016. Namun, ketika kompetisi baru berjalan setengah musim, tiba-tiba Okto pindah ke Arema FC.
Di sini polemik kembali terjadi karena Persiba merasa dibohongi oleh Okto. Pasalnya, ia memang memutuskan untuk mengundurkan diri dari klub berjulukan ‘Beruang Madu’ tersebut. Namun, alasan pengunduran dirinya pada saat itu adalah dengan tujuan untuk menjadi pegawai negeri sipil (PNS) di Raja Ampat, Papua Barat. Okto sendiri berlindung di balik alasan bahwa tawaran Singo Edan datang setelah pendaftaran PNS yang diikutinya.
Seolah terkena karma, Arema yang tak puas atas penampilan pemain mungil bertinggi badan 162 sentimeter ini memutus kontraknya di akhir kompetisi TSC 2016. Reputasi buruk yang melekat kepada pemain ini seolah-olah membuat klub-klub di Indonesia menjauhinya. Okto pun tak diminati banyak klub peserta Go-Jek Traveloka Liga 1. Bahkan, sempat beredar kabar bahwa ia akan segera bermain di Liga 3 memperkuat Persemar Mamberamo Raya.
Namun, akhirnya nasib pemain yang pernah muncul di beberapa tayangan sinetron ini lumayan membaik. Tawaran bagi dirinya pun datang dari klub peserta Liga 2, Madura FC. Kini, Okto mengaku sangat menikmati suasana di klub tersebut. Apalagi, ia menjadi idola para suporter di sana.
Meski terbilang jarang diekspos media dibandingkan Liga 1, Liga 2 ternyata menjadi tempat yang nyaman bagi anak dari keluarga nelayan ini. Raihan empat golnya sanggup membawa Madura FC ke babak enam belas bear. Sayang, Okto dan anak-anak Madura gagal melaju ke babak delapan besar setelah gagal bersaing dengan PSMP Mojokerto dan Martapura FC.
Penampilan gemilang di Madura FC itu dapat menjadi sinyal meningkatnya karier Okto dalam usianya yang menginjak 27 tahun. Ayo bangkit, Okto!
Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.