Didatangkan sebagai pengganti Gonzalo Higuaín yang hengkang ke Juventus, Arkadiusz Milik justru lebih banyak berkutat dengan meja perawatan daripada unjuk gigi di atas lapangan. Setelah musim lalu sempat absen selama empat bulan karena cedera ligamen, awal musim ini ia harus menepi lima bulan karena cedera yang sama.
Uniknya, cedera Milik tidak menjadi persoalan pelik bagi Napoli. Musim lalu, cederanya penyerang asal Polandia ini mengawali terbentuknya duet cebol dalam diri Lorenzo Insigne dan Dries Mertens, yang ditopang oleh José Callejón di lini depan. Begitu pula musim ini dengan masih kokohnya Napoli di pucuk klasemen, dan itulah yang menjadi teka-teki kontribusi Milik di Napoli.
Sejak musim lalu, Milik selalu melewatkan minimal separuh perjalanan Napoli Serie A. Sebuah rentang waktu yang cukup lama, yang dapat membuat namanya terlupakan di kalangan suporter Napoli. Sebuah ironi bagi pemain yang baru berumur 23 tahun dan ditebus dengan mahar 32 juta euro dari Ajax.
Milik sebenarnya adalah pemain yang bagus. Ia bukan termasuk penyerang manja yang hanya berharap pada suplai bola-bola matang dari para gelandang, tapi mau mundur ke belakang untuk menjemput bola. Dengan postur setinggi 186 sentimeter, Milik juga berbahaya dalam duel udara dan tendangan jarak jauhnya juga akurat.
Di Serie A yang mayoritas timnya bermain dengan pertahanan rapat, Milik sebenarnya bisa menjadi senjata utama Napoli untuk mendulang gol, seperti ketika Gonzalo Higuaín mengenakan seragam I Partenopei. Namun sayangnya, Milik justru jadi pembuka jalan bagi pemain lain untuk bersinar.
Ketika Milik harus mengistirahatkan kakinya, Mertens berulang kali berselebrasi merayakan golnya. Ketika Milik berlatih untuk memulihkan kondisi badan, Insigne dengan ceria mengobrak-abrik pertahanan lawan. Lalu ketika Milik hanya dapat menyaksikan rekan-rekannya berlaga, Callejón mencetak gol penentu di sebuah laga.
Musim lalu Milik hanya bermain 17 kali di Serie A, di mana 13 di antaranya dimulai dari bangku cadangan. Dengan waktu bermain yang hanya mencapai 547 menit, ia pun hanya dapat menyarangkan lima gol. Sebuah penuruan yang sangat drastis, karena di musim sebelumnya bersama Ajax ia dapat menggetarkan jala lawan sebanyak 21 kali.
Di awal musim ini, Napoli melaju sangat kencang di Serie A. Hingga giornata 8, mereka menyapu bersih semua laga, dan menjadi tim tersubur dengan 26 gol. Sayangnya itu semua hanya bisa disaksikan Milik dari atas tribun maupun layar kaca, setidaknya hingga Februari 2018.
Malang nian nasibmu, Arkadiusz Milik. Penyerang tajam yang tak sepenuhnya dimiliki oleh Napoli.
Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.