Absennya kiper utama, Manuel Neuer, ternyata berpengaruh sangat besar terhadap kestabilan tim Bayern München. Bahkan kiper cadangan, Sven Ulrich, dengan terang-terangan mengaku bahwa menjadi deputi Neuer adalah pekerjaan yang sangat berat. Neuer yang juga merupakan kiper nomor satu timnas Jerman tersebut mesti absen panjang hingga tahun 2018 nanti karena cedera metatarsal sejak September lalu.
Ditinggal Neuer, FC Bayern kemudian menderita rentetan hasil buruk. Termasuk kekalahan dari Paris-Saint Germain di ajang Liga Champions. Absennya Neuer bahkan sampai membuat tim berjuluk Die Roten tersebut sampai-sampai memanggil kembali Tom Starke yang sudah pensiun dan sempat menjadi pelatih di akademi untuk kembali mengawal gawang. Juga mempromosikan kiper muda berusia 16 tahun, Christian Fruchtl.
Sedikit bergerak ke Italia, dua tahun lalu, terjadi kasus yang hampir serupa di AC Milan. Pada musim 2015/2016, Milan krisis kiper sampai-sampai harus mempromosikan kiper yang bahkan belum berusia 17 tahun kala itu, Gianluigi Donnarumma. Awalnya ia hanya diproyeksikan sebagai kiper pelapis saja. Tetapi cederanya Diego Lopez dan Christian Abbiati yang sudah semakin uzur, kemudian membuka jalan Milan untuk memainkan kiper mudanya tersebut. Yang selanjutnya terjadi sudah diketahui, Donnarumma tampil luar biasa dan kini menjadi kiper utama Milan.
FC Bayern bisa belajar dari Milan soal Donnarumma terkait keadaan mereka saat ini. Boleh jadi memainkan kiper muda, Christian Fruchtl, merupakan cara untuk menyelamatkan musim mereka, selama Manuel Neuer tidak bisa berada di bawah mistar gawang. Bukan saja karena kesamaan kondisi dan usia saja ketika Donnarumma mengalami situasi yang sama di Milan, namun Fruchtl merupakan kiper belia dengan potensi yang luar biasa.
Christian Fruchtl (dibaca: Frue-ch-tl), sudah digadang-gadang sebagai pewaris sah dari Manuel Neuer sejak kanak-kanak. Tubuhnya yang tinggi besar membuatnya dominan dan menjadi potensi terbesarnya.
Sama seperti Donnarumma, Fruchtl meskipun masih belia, tinggi badannya sudah menjulang. Di usia 16 tahun, Fruchtl sudah bertinggi 6 kaki 4 inci, atau sekitar 193 sentimeter. Ukuran sepatunya saja 48, bisa Anda bayangkan betapa raksasanya seoerang Fruchtl padahal belum mencapai usia 21 tahun. Bayangkan seandainya perkembangan fisiknya bisa mencapai tahapan yang maksimal. Kita akan melihat kembali kiper raksasa dengan tinggi badan yang luar biasa dalam diri seorang Christian Fruchtl.
Terkait kondisi klub saat ini, bisa jadi yang membuat FC Bayern enggan menurunkan Christian Fruchtl. Mereka sampai memanggil kembali Jupp Heynckes untuk mengambil alih kendali setelah masa yang agak sulit bersama pelatih sebelumnya, Carlo Ancelotti. Bahkan pelatih interim, Willy Sagnol, sempat berujar bahwa timnya kini bukan lagi yang terkuat di Jerman. Ada dominasi dan fear factor yang mesti dikembalikan Bayern di liga.
Maka tuntutan untuk menang dalam setiap pertandingan menjadi sesuatu yang wajib. Tekanan seperti ini tentu akan sangat menyulitkan bagi pemain yang bahkan baru berusia 16 tahun. Apalagi posisi yang digantikannya adalah salah satu kiper terbaik dunia saat ini. Memang berbeda dengan Milan yang situasinya tidak terlalu banyak tekanan ketika mereka menurunkan Donnarumma untuk pertama kalinya, tetapi siapa yang tahu? Justru di tangan bocah berusia 16 tahun bernama Christian Fruchtl-lah, perjalanan FC Bayern selama ditinggal Neuer bisa lebih stabil.
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia