Laga bertajuk friendly match baru saja digelar di Stadion Patriot Candrabagha, Bekasi, antara timnas Indonesia U-19 berhadapan dengan Kamboja U-19. Meski hanya pertandingan persahabatan, skuat Garuda Nusantara tentu tetap ingin mempersembahkan kemenangan bagi para pencinta sepak bola tanah air.
Karena itu, sang arsitek, Indra Sjafri, mencoba memainkan formasi baru yang tak mampu diterka oleh lawan. Pasalnya, kedua tim juga sempat bertemu di fase grup Piala AFF U-19 beberapa waktu lalu. Terbukti, meski harus menunggu hingga akhir pertandingan, Garuda Nusantara berhasil membawa pulang kemenangan dengan skor meyakinkan 2-0.
Memainkan taktik baru dengan skema 4-2-1-3, coach Indra mencoba memasang Egy lebih ke dalam sebagai pengatur aliran bola. Top skor Piala AFF U-19 tersebut juga bertindak menjadi kapten tim di laga ini karena kapten utama, Rahmat Irianto, disimpan di bangku cadangan.
Sementara sektor depan dipercayakan kepada Hanis Saghara sebagai ujung tombak dengan ditopang dua sayap yaitu Muhammad Iqbal dan Witan Sulaeman. Pos penjaga gawang diberikan kepada Gianluca Rossy yang sebelumnya tidak pernah dimainkan pada ajang AFF lalu.
Meski bermain lebih dominan di babak pertama, tidak begitu banyak peluang emas yang tercipta bagi timnas Indonesia. Peran Egy yang sedikit ditarik ke belakang membuatnya lebih banyak menjemput bola sehingga tusukan-tusukan yang biasa ia pertontonkan, tak begitu banyak terlihat.
Meskipun begitu, kedua sayap garuda muda tampil cukup baik dengan mempertontonkan akselerasi dan umpan-umpan silang ke kotak penalti. Sayang, pertahanan rapat tim Kamboja masih sulit ditembus oleh lini serang Indonesia. Hal ini beberapa kali membuat para pemain Indonesia hilang fokus dan membuat kesalahan di lini belakang. Penjaga gawang, Rossy, juga tercatat dua kali membuat kesalahan antisipasi yang nyaris saja membuahkan gol bagi tim tamu. Lemahnya finishing touch kedua tim membuat skor kacamata menjadi penutup babak pertama.
Pasca-rehat turun minum, Indra Sjafri mulai memasukan beberapa nama yang menjadi andalan di Piala AFF lalu, seperti Firza dan Feby Eka Putra. Hal ini dilakukan demi menambah daya serang tim Garuda Nusantara yang pada pengujung babak pertama juga telah memasukkan Rifad Marasabessy dan Syahrian Abimanyu.
Komposisi ini secara otomatis mengembalikan posisi Egy menjadi satu garis di belakang penyerang. Perubahan strategi ini setidaknya membuat Kamboja menjadi lebih terkurung di wilayahnya sendiri. Akan tetapi, gol yang ditunggu-tunggu masih belum juga tercipta. Rapatnya galangan pertahanan tim tamu membuat Indonesia cenderung melepaskan umpan lambung yang seringkali tak tepat sasaran.
Coach Indra akhirnya mencoba memasukkan supersub andalannya yaitu Rafly Mursalim untuk menggantikan Saghara sebagai juru gedor lini depan. Pergantian ini terbukti berhasil, karena pada menit ke-87, Rafly mampu mencetak gol yang memecah kebuntuan. Memanfaatkan kemampuan penguasaan bola mumpuni yang ia miliki, pencetak 6 gol di Piala AFF ini mampu mengecoh dua pemain belakang Kamboja sebelum melepaskan tendangan keras yang menghujam gawang Kamboja.
Gol ini seolah memberi lecutan semangat para garuda muda untuk terus menggempur pertahanan Kamboja. Hasilnya, Egy Maulana Vikri berhasil menggandakan keunggulan Indonesia setelah dengan cerdik mengelabuhi kiper Kamboja setelah menerima umpan terobosan dari Feby.
Anak asuk Indra Sjafri sebenarnya mendapatkan satu peluang emas lain di pengujung laga ketika Egy dijatuhkan di kotak penalti yang membuat wasit menunjuk titik putih. Hanya saja, peluang ini gagal dikonversi oleh Saddil Ramdani menjadi gol yang membuat skor akhir tetap 2-0 untuk kemenangan timnas Indonesia U-19.
Meski hanya laga eksibisi, kemenangan ini setidaknya semakin menunjukkan padunya skuat U-19 Indonesia arahan coach Indra Sjafri. Kematangan para pemain muda ini diharapkan mampu untuk terus dikembangkan dan dipertahankan agar para pemain dapat menjadi penerus yang lebih baik bagi timnas Indonesia di level senior .
Author: Alfiza Satrio (@Alfizasatrio)
Penggemar si biru dari London Barat