24 Juni 2014, bertempat di Stadion Arena das Dunas, dua tim nasional top dunia, Italia dan Uruguay, mesti baku hantam di babak penyisihan grup Piala Dunia 2014 demi meraih satu tiket ke babak 16 besar sebagai runner-up Grup D guna mendampingi Kosta Rika yang keluar sebagai juara grup.
Ambisi yang diusung oleh masing-masing tim membuat laga tersebut berjalan sangat ketat dan panas. Pembaca pastinya juga tidak akan lupa perihal insiden gigitan Luis Suarez terhadap Giorgio Chiellini yang terjadi pada menit ke-79. Beruntung, kejadian tersebut luput dari perhatian wasit sehingga Suarez tidak mendapat hukuman kartu merah.
Uruguay sendiri akhirnya berhasil memenangi laga dengan skor tipis 1-0. Gol semata wayang di laga ini muncul pada menit ke-81 setelah Diego Godin sanggup melompat setinggi-tingginya di atas para pemain Italia buat menyundul umpan Gaston Ramirez yang mengeksekusi sepak pojok.
Di sisi seberang, kegagalan Italia lolos ke fase 16 besar Piala Dunia 2014 mengulangi catatan buruk mereka yang terjadi empat tahun sebelumnya. Di Piala Dunia 2010, Italia juga gagal lolos ke fase 16 besar akibat kalah bersaing dengan Paraguay dan Slovakia. Artinya, untuk kali kedua secara beruntun Italia gagal lolos dari penyisihan grup di turnamen sepak bola antarnegara paling prestisius itu.
Raut wajah pemain-pemain Italia tentu amat terpukul dengan kegagalan tersebut. Usaha mereka untuk memperbaiki penampilan buruk empat tahun sebelumnya justru nirhasil. Salah satu nama yang tampak sangat kecewa adalah penyerang berkulit legam, Mario Balotelli.
Menjadi tumpuan Cesare Prandelli yang saat itu adalah pelatih Gli Azzurri di laga melawan Uruguay, Balotelli justru gagal mereplikasi penampilan apiknya seperti pada saat bersua Inggris. Alih-alih mencetak gol supaya peluang lolos Italia terjaga, Balotelli malah dihadiahi wasit kartu kuning karena beberapa kali melakukan pelanggaran tidak perlu.
Menariknya, pertandingan melawan Uruguay itu sendiri merupakan penampilan terakhir Balotelli mengenakan seragam timnas Italia. Karena setelah itu, baik di masa kepelatihan Antonio Conte maupun sekarang bersama Giampiero Ventura, Balotelli belum memperoleh caps tambahan.
Salah satu penyebab mengapa Balotelli tak dilirik oleh Conte adalah penampilannya yang sangat jeblok bersama Liverpool di musim 2014/2015 maupun ketika dipinjamkan ke AC Milan pada musim 2015/2016. Belum lagi sejumlah cedera yang memaksanya harus menepi dari lapangan sembari mengakrabkan diri dengan meja operasi.
Bahkan Jürgen Klopp, pelatih Liverpool, juga tak memasukkan nama Balotelli ke dalam skuatnya tatkala pulang dari masa pinjaman jelang musim 2016/2017 bergulir. Kenyataan ini tentu memukul Balotelli sebab asanya untuk kembali merumput dan menunjukkan kualitas yang dimilikinya menemui jalan buntu.
Syukurnya, di detik-detik akhir penutupan bursa transfer musim panas 2016, kesebelasan asal Prancis, OGC Nice, bersedia mengikat penyerang kontroversial ini dengan durasi singkat selama satu musim usai kontraknya bersama The Reds habis beberapa waktu sebelumnya.
Ajaib, performa lelaki keturunan Ghana ini malah mengilap lagi di klub dengan kostum utama berwarna merah-hitam tersebut. Pada musim perdananya di Nice, Balotelli turun di 23 pertandingan Ligue 1. Mantapnya lagi, keran gol dari pemain yang pernah mengenakan seragam Internazionale Milano dan Manchester City ini kembali lancar.
Secara tak terduga, Balotelli sukses menjadi top skor klub asuhan Lucien Favre dengan gelontoran 15 gol. Dirinya unggul sedikit dari rekannya di lini depan, Alassane Pléa, yang berhasil mengemas 11 gol. Penampilan gemilang yang dipertontonkan Balotelli itu juga berkontribusi pada keberhasilan Nice mengakhiri musim dengan menempati peringkat ketiga sehingga lolos ke babak kualifikasi Liga Champions.
Total Balotelli dimainkan sebanyak 28 kali pada seluruh ajang yang diikuti Les Aiglons pada musim lalu. Berdasarkan data via Transfermarkt, pemain berjuluk Super Mario ini menghabiskan waktu sebanyak 2.106 menit untuk berlaga sembari menyumbang 17 gol dan 1 asis.
Baca juga: Mario Balotelli, Batas Tipis Antara Kegilaan dan Kegeniusan
Dampak positif yang ditimbulkan Balotelli sepanjang musim kemarin membuatnya diganjar perpanjangan kontrak selama satu musim oleh manajemen Nice. Ini berarti, durasi kerja Balotelli di Stadion Allianz Riviera bakal berlanjut pada musim 2017/2018 kali ini.
Awalan yang dibuat Balotelli dalam mengarungi musim ini pun tampak begitu ciamik. Turun di enam pertandingan, baik Ligue 1, babak kualifikasi Liga Champions dan Liga Europa (sebagai akibat tumbang di babak kualifikasi Liga Champions), Balotelli sudah mencetak lima gol dengan rincian tiga gol dibukukannya di Ligue 1, sementara dua sisanya dibagi rata pada dua kompetisi lain yang diikutinya itu.