Belakangan ini, banyak muncul tulisan mengenai Arsene Wenger di Footbal Tribe Indonesia. Tentu, kebanyakan bernada negatif, seperti misalnya bagaimana kepemimpinan Wenger yang buruk bagi kesehatan mental suporter Arsenal atau betapa bebalnya kakek berusia 68 tahun ini.
Namun, ada satu kehebatan Wenger yang tidak boleh dilupakan, yaitu kejeliannya dalam melihat talenta yang namanya tidak populer. Kehebatan Wenger yang satu ini terlihat nyata pada wujud bek andalannya, Laurent Koscielny. Walaupun begitu, bukan berarti perjalanan bek asal Prancis bersama Wenger ini berjalan mulus. Koscielny harus bersabar dan bekerja keras, hingga ia menuai hasilnya sekarang.
Pemain yang kerap kali mengapteni Arsenal ini didatangkan dari klub semenjana dari Prancis, FC Lorient, di tahun 2010. Nama Koscielny memang kala itu teramat tidak populer. Pembeliannya pun diragukan oleh suporter Arsenal.
Kala itu, lini pertahanan Arsenal memang cukup berantakan, dan alih-alih Wenger membeli pemain belakang kelas dunia, ia malah mengakuisisi bek kurus tak terkenal dari Prancis. Akibatnya, Wenger sempat dituduh sebagai pelatih yang bias terhadap pemain Prancis, negara asalnya.
Koscielny juga seolah-olah tidak membantah keraguan yang ditujukan kepada dirinya. Ia mengalami awal yang buruk bersama Arsenal. Debutnya di Liga Primer Inggris ketika melawan Liverpool berakhir dengan nahas. Pemain yang mengawali karier di klub yang sama dengan Didier Drogba, EA Guingamp ini, harus menerima kartu merah dan terusir dari lapangan.
Konyolnya, kartu merah yang Koscielny terima adalah hasil dari dua kartu kuning yang ia terima di menit akhir pertandingan. Seolah melengkapi penampilan Koscielny yang memang gugup, dua kartu kuning yang ia terima di menit 90 adalah penutup ‘sempurna’ dari debutnya.
Selain kejadian di debutnya ini, ada satu mimpi buruk pemain bernomor punggung 6 ini di musim pertamanya bersama The Gunners. Di tanggal 27 Februari tahun 2011, Arsenal menghadapi Birmingham City dalam laga final Piala Liga yang saat itu dinamakan Carling Cup. Bagi suporter Arsenal, laga ini sangat ditunggu-tunggu dan diharapkan. Terang saja, karena apabila Arsenal menang, paceklik delapan tahun tanpa gelar mereka akan terhenti.
Harapan tentu melambung tinggi, mengingat klub asal London Utara ini hanya menghadapi klub medioker sekelas Birmingham City. Sayang, para Gooners harus berpuasa satu tahun lagi karena takluknya Arsenal, dan Koscielny menjadi salah satu ‘aktor utama’ dari kekalahan Arsenal itu.
Ketika kedudukan imbang 1-1 dan laga sudah berada di pengujung waktu, Koscielny dan kiper Arsenal saat itu, Wojciech Szczesny, melakukan kesalahan konyol. Kedua pemain itu melakukan miskomunikasi dan penyerang cepat asal Nigeria, Obafemi Martins, memanfaatkan kesalahan itu.
Ia pun akhirnya mencetak gol kemenangan Birmingham, sebuah gol yang teramat sakit bagi pendukung Arsenal. Koscielny sendiri mengakui kesalahannya itu begitu membekas di pikirannya, namun ia juga mengatakan hal itulah yang memotivasi dirinya untuk lebih baik lagi.
Ucapan Koscielny menyoal Birmingham itu ia buktikan dengan baik. Memang, musim keduanya sempat diawali dengan kekalahan Arsenal dari Manchester United dengan skor mengerikan, 8-2. Namun, performa bek utama timnas Prancis sekarang ini terus membaik. Duetnya dengan mantan kapten Arsenal, Thomas Vermaelen, terbukti ampuh. Di musim keduanya, ia sudah dipilih sebagai pemain terpenting keempat bagi Arsenal.
Memasuki musim 2013/2014, Koscielny menemukan tandem sejatinya dalam diri Per Mertesacker, kapten Arsenal saat ini. Bersama Mertesacker, duet mereka begitu padu. Kecepatan Koscielny dikombinasikan dengan kemawasan taktik Mertesacker, membuat keduaya membentuk suatu kesatuan yang ditakuti oleh penyerang lawan.
Untuk seorang pemain bertahan, kecepatan pemain yang dijuluki Gooner sebagai Bosscielny memang di atas rata-rata. Ini terlihat dari seringnya ia melakukan recovery bola serta kemampuannya untuk menekel dengan tepat. Selain itu, pemain kelahiran tahun 1985 ini juga mampu untuk menciptakan gol-gol penting bagi Arsenal. Mungkin memang tidak sehebat Sergio Ramos bagi Real Madrid, namun Koscielny juga tidak jarang melakukan ini. Siapa yang bisa lupa gol penyama kedudukannya ketika Arsenal menghadapi Hull City di laga Piala FA, laga yang hasilnya menjadi akhir dari puasa gelar Arsenal?
Berangkat dari bek kurus tak terkenal dari Lorient, Koscielny kini sudah menjadi nama besar di dunia sepak bola. Ia bahkan disebut-sebut sebagai salah satu bek terbaik di dunia saat ini. Kariernya mungkin memang sudah melewati puncaknya, namun kesabaran dan kerja kerasnya untuk menjadi yang terbaik tak mungkin dapat dilupakan.
Bon anniversaire, Laurent!
Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket