Nama Alan Smith yang familiar terdengar di kalangan penikmat sepak bola dunia mungkin merujuk pada eks gelandang Leeds United, Manchester United dan Newcastle United di era 2000-an awal, namun ada satu lagi Alan Smith yang merupakan sosok fisioterapis legenda dalam sepak bola Inggris.
Meski tidak turun langsung ke lapangan dan menendang bola, ia memiliki peran yang tidak kalah penting dalam sepak bola khususnya sebagai seorang fisioterapis. Fisioterapis sendiri memiliki peran vital dan tidak bisa dipisahkan dalam sepak bola terutama ketika ada pemain yang cedera.
Karier Alan Smith dalam sepak bola dimulai ketika menjadi pemain magang dan bermain untuk tim kotanya, Middelsbrough. Di umurnya yang ke-17, keadaan yang tidak diinginkan tiba-tiba muncul dan memaksanya untuk berhenti bermain sepak bola selamanya karena cedera. Kecintaan terhadap sepak bola tak bisa dihilangkan dalam dirinya.
Tekadnya untuk tetap berada dalam dunia sepak bola pun ditunjukkan ketika pada umur 18 tahun ia memilih fisioterapis sebagai profesi baru yang ditekuni, sebelumnya dia mempertimbangkan memilih berkecimpung di dunia administrasi atau pembinaan sepak bola.
Fisioterapis dalam olahraga menjadi hal penting yang tidak bisa terelakkan. Peran fisioterapis dalam sepak bola sangat vital, tugasnya antara lain: membuat program latihan untuk pemain yang sedang cedera, merekomendasikan pemain yang dikira sudah siap bermain, dan melakukan penilaian terhadap cedera yang dialami pemain.
Lisensi sebagai seorang fisioterapis diperoleh Alan Smith di tahun 1970 dan mengantarkanya pertama kali menjadi bagian dalam dunia sepak bola profesional. Klub pertama kali yang memberikan kepercayaan kepadanya adalah Darlington FC, ia hanya bertahan satu tahun disana dan melanjutkan karier di Rotherham United pada tahun 1972.
Karier Alan Smith sebagai seorang fisioterapis mulai muncul kepermukaan pada saat ikut membantu Rotherham United promosi ke Divisi Ketiga di tahun 1974. Setelah membawa Rotherham United promosi, di tahun yang sama ia bergabung bersama Blackpool sampai tahun 1983.
BACA JUGA: Dominasi Pemain Inggris di Skuat Utama Manchester United Bersama Solskjaer[/box]
Puncak karier dan momen yang tidak bisa dilupakan Alan Smith adalah ketika ia bergabung bersama Shiffield Wednesday. Tahun 1991 adalah tahun yang tidak bisa dilupakan olehnya saat Sheffiled Wednesday bertemu Manchester United dalam laga final, Sheffield yang saat itu tidak diunggulkan justru meraih kemenangan atas The Red Devils.
Menghabiskan waktu selama 11 tahun bersama Sheffield Wednesday ternyata merupakan suatu “jalan” untuk menuju cita-cita Alan Smith selama ini, yaitu bergabung bersama timnas Inggris. Ia diberikan kepercayaan untuk bergabung bersama timnas Inggris dan bertanggungjawab secara penuh terhadap pemain timnas Inggris pada tahun 1994.
Kinerja yang baik diperlihatkan Alan Smith ketika bergabung bersama timnas Inggris membawanya dipercaya untuk mengarungi Piala Eropa 1996. Manajer timnas Inggris saat itu, Terry Venables menjadi orang yang sangat dihormati olehnya karena telah memberikan kesempatan ikut bergabung bersmaa timnas Inggris di kancah Eropa.
Kiprah serta dedikasi Alan Smith terhadap timnas Inggris membuatnya kembali dipercaya menjadi fisioterapis untuk Piala Dunia 1998 di bawah Glen Hoddle, Piala Eropa 2000 di bawah Kevin Keegan, dan Piala Dunia 2002 di bawah Sven-Goran Eriksson.
Menariknya pada Piala Dunia 1998 dan Piala Dunia 2002, ia bertanggung jawab dan memastikan dua bintang besar Inggris, Alan Shearer dan David Beckham, untuk siap bermain.
Loyalitas dan dedikasinya terhadap sepak bola Inggris dihargai dengan sebuah cap internasional yang terbuat dari perak oleh Asosiasi Sepak Bola Inggris atau FA atas jasanya selama 24 tahun di sepak bola Inggris. Di tahun 2015, Alan Smith mendapat Life Time Achievment Award dari Football Medical Association lagi-lagi karena jasanya bagi sepak bola.
Walaupun tidak menendang bola dan mencetak gol, jasa Alan Smith sangat berarti karena tanggung jawabnya terhadap kebugaran pemain sangat besar. Kecintaanya terhadap sepak bola dan negaranya membuatnya tidak berhenti begitu saja ketika mengalami cedera yang membuatnya tidak bisa bermain bola.
Justru cedera inilah yang menjadi awal titik kariernya untuk menjadi fisioterapis, orang yang berperan penting untuk mengembalikan performa para pemain yang tengah cedera.
*Penulis adalah seorang yang sudah tidak kesulitan sinyal lagi, dapat disapa di Twitter (@Zhafranhilmy_)