Eropa Jerman

Terbentur dan Terbentuk seperti Serge Gnabry

Belakangan ini nama Serge Gnabry benar-benar sedang melambung berbarengan dengan mengangkasanya performa tim yang ia bela, Bayern Munich.  Musim ini, Die Roten menjalani musim yang luar biasa dan diambang treble winners jika mereka mampu mengalahkan Paris Saint-Germain (PSG) di final Liga Champions yang akan mentas pada Senin, (24/8) dini hari WIB.

Sebelum final Liga Champions, Bayern sudah lebih dahulu memastikan menjadi juara Bundesliga dan DFB Pokal musim ini, dan jika mereka mampu menyabet trofi Liga Champions akan sangat sempurna musim mereka. 

Penampilan apik Bayern tak lepas dari pengaruh bakat muda dalam diri winger Timnas Jerman, Serge Gnabry. Mantan pemain Arsenal ini tampil menawan dengan sejauh ini telah mencetak 23 gol dari 45 penampilannya untuk The Bavarian. 

Gnabry juga berperan dalam pembantaian sadis Bayern Munchen kepada Barcelona dengan skor 8-2 di mana pemain 25 tahun itu mencetak satu gol. Di partai semifinal lalu menghadapi wakil Prancis, Lyon, Gnabry berkontribusi dengan 2 gol dan meloloskan Die Roten ke final Liga Champions musim ini. 

Khusus untuk Liga Champions, pemain sayap ini sudah mencetak 9 gol dari 9 pertandingan yang ia jalani. Menariknya, dari 9 gol yang ia bukukan, 6 gol di antaranya ia cetak saat melawan tim asal London.

Spurs berhasil ia bobol 4 kali sebelum ia menggetarkan jala gawang Chelsea di Stamford Bridge sebanyak 2 kali, yang membuatnya berkelakar di sosial media dengan menyebut bahwa “London is red” sesuai dengan warna jersey Arsenal, tim yang ia bela di usia belia.

Namun, siapa sangka sebelum mencapai penampilan apik ini, Gnabry melalui jalan yang berliku-liku tajamnya. Sempat tak diizinkan oleh sang ayah bergabung dengan Bayern di usia muda, Gnabry harus menempuh 2 jam perjalanan dari rumahnya untuk menimba ilmu di tim muda Stuttgart. 

Semasanya bersama Stuttgart, Gnabry berkembang cukup apik hingga melirik perhatian pelatih fenomenal Arsenal, Arsene Wenger. Pada 2011, Wenger resmi mendatangkan Gnabry ke tim muda Arsenal. Sepak terjang manajer asal Prancis dalam mengembangkan pemain muda menjadi dorongan tersendiri Gnabry untuk memutuskan keluar Jerman dan berkiprah di Inggris. 

Dua musim setelah berkecimpung di Arsenal U-18, pada musim 2013/2014 Gnabry promosi ke tim senior Arsenal. Sayang cedera dan kurangnya menit bermain membuatnya harus rela dipinjamkan ke West Brom pada musim 2015/2016. 

Di tim papan bawah Liga Inggris itu, penampilan Gnabry tak kunjung membaik. Bahkan pelatih West Brom kala itu, Tony Pulis, terang-terangan kepada media bahwa Gnabry belum siap bermain di level tinggi Liga Inggris. 

Di tahun 2016, berkar masukan dari rekan setimnya di Arsenal, Mesut Ozil, Gnabry memutuskan pulang ke Jerman bersama Werder Bremen, di mana kepulangannya ke Jerman itu merupakan salah satu kesalahan yang disesali Wenger di kemudian hari. 

“Jangan lupa Serge Gnabry, saya mendatangkannya di usia 15 tahun dari Stuttgart. Ia pemain kreatif dan memiliki masa depan cerah. Sayangnya, ia terlalu sering cedera,” ujar Wenger dikutip dari beIN Sport.

“Saya meminjamkannya ke West Brom, ia tak bermain. Setelah kembali ke Arsenal, ia cedera. Ia menjalin komunikasi dengan Werder Bremen dan ia ingin ke sana. Ia menolak kontrak baru di Arsenal dan saya sangat sedih. Tapi kami tak akan melupakannya. Ia pemain cerdas yang bisa bermain di nomor 9 atau pun 10,” tutup Wenger. 

Perjalanan Gnabry bersama Werder Bremen hanya berjalan satu musim saja karena berkat penampilan impresifnya di Bundesliga membuatnya direkrut oleh tim impiannya, Bayern. Kepada BBC Sport, pemain 25 tahun itu sewaktu muda mengaku bahwa FC Hollywood adalah tim impiannya di masa depan. 

“Aku ingin ke sana (Bayern). Tapi ayahku melarang. Aku harus menunggu selama 12 tahun sebelum benar-benar memperkuat Bayern Munich.” terang Gnabry. 

Setelah direkrut Bayern, Gnabry langsung disekolahkan ke Hoffenheim selama semusim. Tampil apik di Rhein Nechar Arena, di musim berikutnya ia menjadi andalan Die Roten di sisi kanan penyerangan. 

Di musim pertamanya memperkuat The Bavarian, Gnabry tampil di 30 pertandingan Bundesliga dengan mencetak 10 gol. Di musim ini, musim keduanya bersama Bayern Munchen, ia tampil di 31 pertandingan Bundesliga dengan catatan 12 gol dan 11 asis. Sebuah capaian yang impresif untuk pemain yang sempat dicap gagal di tim papan bawah Liga Inggris. 

Total, bersama Bayern Munich, Serge Gnabry telah bermain sebanyak 87 kali dengan torehan 36 gol dan 23 asis. Berkat perjalanan berliku Serge Gnabry ini, kita belajar bahwa tak ada yang instan. Gnabry harus terbentur, terbentur, dan terbentur sebelum terbentuk seperti sekarang.