Penjaga gawang timnas Laos, Thipponexay Inthavongsa, harus gigit akibat kasus pengaturan skor yang terbukti ia lakukan kini kariernya di sepak bola terancam usai.
Terlibat pengaturan skor pada 5 Oktober 2017 lalu manakala timnas Laos dikalahkan Hongkong 4-0 di Mong Kok Stadium, Inthavongsa baru-baru ini dijatuhi hukuman larangan bermain seumur hidup. Menurut AFC, Thipponexay Inthavongsa disebut telah melanggar aturan AFC pasal 66.1 perihal kode etik disiplin dan etika AFC. AFC telah merilis penyataan dalam situs resminya beberapa hari lalu.
“Komite Disiplin dan Etika Konfederasi Sepak Bola Asia telah membuat tindakan tegas terhadap manipulasi pertandingan dengan melarang pemain tim nasional Laos, Thipponexay Inthavongsa, mengambil bagian dalam kegiatan sepak bola seumur hidup. Thipponexay Inthavongsa terbukti bersalah ikut dalam konspirasi pengaturan skor.”
Thipponexay Inthavongsa mengikuti jejak dua rekannya yang telah lebih dulu mendapat hukuman yang sama pada Februari lalu. “Kami menghukum seumur hidup keikutsertaan bermain sepak bola kepada Khampheng Sayavutthi dan Lembo Saysana pada Februari 2020 akibat terlibat dalam kasus pengaturan skor,” dikutip dari pernyataan resmi AFC
AFC telah menunjukkan sikap tegas dengan anti terhadap pengaturan skor, seluruh pelaku akan mendapat hukuman setimpal dari induk sepak bola Asia tersebut. “Manipulasi dalam pertandingan sepak bola akan mendapatkan sanksi yang berat untuk para pelakunya.” tutup AFC dalam pernyataannya.
Beragam Kasus Pengaturan Skor yang Pernah Terjadi
Jika melirik lebih jauh, kasus pengaturan skor bukanlah hal yang asing di dunia sepak bola. Tak hanya menyerang negara yang sepak bolanya masih tertinggal, nyatanya para bandar judi dan praktik kotor pengaturan skor juga menyerang liga-liga atas Eropa.
Di Serie A Italia sempat menyeruak kasus pengaturan skor pada 2006 yang membuat Juventus kehilangan gelar juara dan harus turun kasta ke Serie B. Kabar ini menggemparkan dunia karena pada saat yang sama, timnas Italia mampu berprestasi di Piala Dunia 2006 Jerman dengan keluar sebagai juara setelah mengalahkan Prancis lewat drama adu penalti.
Kasus serupa juga pernah terjadi di Indonesia. Tentu masih segar dalam ingatan di kepala bagaimana sosok penyerang PSMP Mojokerto Putra, Krisna Adi Darma, dihukum PSSI larangan bermain seumur hidup lantaran turut andil dalam pengaturan skor kala timnya bersua Aceh United di lanjutan Liga 2 Indonesia 2018.
Pemain bernomor punggung 9 itu diminta untuk tak memenangkan timnya. Kasus Krisna Adi terbongkar lantaran tendangan penaltinya yang terlampau mencurigakan. Ia sengaja tak memasukkan si kulit bundar ke gawang Aceh United setelah timnya mendapat penalti di menit akhir pertandingan.
Tendangan Krisna Adi meleset jauh dari gawang dan anehnya, ia justru melakukan selebrasi sujud syukur seolah ia telah melewati badai masalah.
Kasus janggal ini kemudian diusut oleh PSSI pada 2018 yang sempat menimbulkan kegegeran lantaran banyaknya berita miring terkait pengaturan skor di Indonesia. Termasuk gosip bahwa beberapa pemain Indonesia diduga telah menjual pertandingan final piala AFF 2010 kepada bandar.
BACA JUGA: PSMP: Raja Penalti yang Ditaklukkan Penalti