Sejatinya, manusia mempunyai sebuah mesin waktu bernama ingatan dan kenangan yang kadang memaksa kita untuk menyusurinya. Kenangan tersebut bisa berbentuk ingatan indah yang membahagiakan, hingga ingatan buruk yang menjadi kisah pilu dan mungkin menjadi momok menyedihkan seumur hidup.
Sayangnya, ingatan manusia hanya berbentuk kenangan dan gumaman suara yang hanya menjadi dongeng pengantar tidur dan diceritakan kembali secara turun-temurun tiap generasi.
Sama halnya seperti dalam dunia sepak bola, tentunya banyak sekali yang diingat dan direkam oleh otak diberbagai momen bersejarah dalam dunia si kulit bundar. Sama seperti kalimat awal bahwa ingatan akan momen-momen bersejarah dalam dunia sepakbola akan selalu teringat, tentunya masing-masing dari kita yang menikmati sepakbola pasti pernah mendengar dongeng sebelum tidur tentang sebuah klub sepakbola, pemain legendaris, atau negara yang menjadi juara dunia.
BACA JUGA: Potret “The New Normal” Bundesliga
Sayangnya, sebuah dongeng tentu saja tidak bisa divisualisasikan apalagi untuk merasakan riuhnya. Beruntunglah kita karena dalam dunia sepak bola, kita dapat menyusuri setiap kenangan dan dongeng yang melegenda melalui sebuah foto.
Kita patut berterima kasih kepada para fotografer sepak bola yang selalu berusaha menangkap setiap momen dalam dunia sepak bola, yang mana bisa jadi foto yang dihasilkan salah satunya menjadi sebuah karya yang melegenda.
Mari coba kita membayangkan apabila fotografi tidak ada dalam dunia sepak bola, mungkin hingga hari ini kita tidak bisa melihat, mengingat, serta merasakan kembali setiap momen berserjarah dalam dunia sepak bola.
Rekaman video atau cuplikan pertandingan mungkin bisa mengingatkan kita pada momen bersejarah, namun fotorgrafi dalam dunia sepak bola memiliki bagian dan keistimewaan tersendiri yang tidak bisa digantikan oleh rekaman dan cuplikan video. Jika tidak ada fotografi dalam dunia sepak bola, mungkin kita akan banyak mendengar cerita dan dongeng pengantar tidur tentang sepak bola yang lebih banyak, tanpa kita bisa melihat dan merasakan momennya.
Tanpa fotografi sepak bola, kita tidak akan bisa melihat serta merasakan kembali setiap momen bersejarah di mana kita menjadi saksi hidup. Kita juga mungkin tidak bisa membuktikan cerita yang kita dengar, seperti momen di mana Andres Iniesta yang merayakan gol kemenangan Spanyol ke gawang Belanda, atau tandukan Zinedine Zidane kepada Marco Materazzi yang pas mengenai dadanya pada final Piala Dunia 2006.
Dan mungkin kita tidak akan melihat selembar foto “Gol Tangan Tuhan” dari Diego Maradona pada Piala Dunia 1986 ketika melawan Inggris. Kadang dengan melihat foto yang melintas di linimasa sosial media atau surat kabar membuat kita tiba-tiba menyusuri kenangan seraya berbicara dalam hati dan mengatakan, “saya menjadi saksi kejadian bersejarah ini”.
Karena selembar foto sepak bola yang kadang dianggap remeh itulah, ingatan serta pengetahuan akan sepak bola akan terus hadir, diceritakan, dibahas, dan menjadi arsip sejarah . Terima kasih para fotografer sepak bola saya selalu kagum dengan kalian.