Tahun baru dimulai Alireza Jahanbakhsh dengan ceria. Sebuah tendangan saltonya di menit akhir tak hanya menjadi pertunjukan yang fenomenal, tapi juga menyelamatkan Brighton & Hove Albion dari kekalahan di kandang.
Graham Potter memasukkan Alireza di menit 68. Juru taktik Brighton tersebut tidak punya banyak pilihan, lantaran timnya sedang tertinggal satu gol dari Chelsea, dan hanya memiliki sisa satu jatah pergantian lagi. Itupun Potter melakukan perjudian besar karena yang ditarik keluar adalah Aaron Mooy, sang motor serangan.
Nama Alireza di sepak bola Asia dan Belanda sangat populer. Ia adalah pemain kunci timnas Iran, dan pernah menyabet gelar top skor di Eredivisie musim 2017/2018. Namun di Liga Primer Inggris, ia belum siapa-siapa. Setidaknya, hingga gol spektakuler itu muncul tadi malam (1/1).
Pertandingan memasuki menit 84 ketika Brighton mendapat sepak pojok. Chelsea sebagai tim tamu yang berupaya mempertahankan keunggulan menumpuk pemainnya di kotak penalti. Tapi tuan rumah tidak tinggal diam tanpa ancaman. Brighton adalah kesebelasan yang paling banyak memenangi duel udara di Liga Primer Inggris musim ini.
Data dari WhoScored menyebutkan, prosesntase kemenangan duel udara Brighton mencapai 54,8 persen. Di bawahnya ada Liverpool (53,7 persen), Sheffield United (51,7 persen), Wolves (51,5 persen), dan Newcastle (51,3 persen).
Umpan pun dikirimkan, dan mendarat tepat di kepala Lewis Dunk, bek Brighton yang punya rataan menang 2,5 duel udara per laga. Dikarenakan posisinya yang agak jauh dari gawang, Dunk tidak menyundulnya langsung ke gawang Chelsea. Ia memberi umpan ke Alireza Jahanbakhsh.
Alireza berdiri bebas, tapi bola kiriman Dunk meleset sedikit di belakangnya. Kalau Alireza mengontrolnya dulu, dia akan kehilangan bola. Kalau dioper balik ke belakang, Brighton bakal kehilangan momentum. Pikiran cepat Alireza menuntunnya untuk melakukan aksi akrobatik.
Tendangan salto sempurna dari Alireza mengenai bola dengan tepat, dan meluncur deras ke gawang Kepa Arrizabalaga. Kepa pun hanya terdiam, menyaksikan bola masuk ke area, yang sebelumnya ia selamatkan dua kali dengan gemilang.
😍 No words really needed here, enjoy!#BHAFC 🔵⚪️ pic.twitter.com/BCxf9J8Def
— Brighton & Hove Albion (@OfficialBHAFC) January 1, 2020
Momen tepat bagi Alireza, waktu yang salah bagi Chelsea
Alireza Jahanbakhsh tak diragukan lagi adalah pahlawan Brighton tadi malam. Kalau bukan karena golnya, The Seagulls mungkin akan menelan kekalahan ketiganya dalam enam laga terakhir. Sorot kamera pun mengarah ke wajahnya, wartawan bergantian mendatanginya, dan jagat media sosial mengelukan namanya.
Gol itu terjadi di waktu yang tepat bagi Alireza untuk bangkit. Ia yang baru bermain tiga kali di Liga Primer Inggris musim ini, di dua pertandingan terakhir mencetak dua gol beruntun. Sebelumnya, pemain berposisi sayap kanan ini menjaringkan satu bola ke jala Bournemouth (28/12).
Musim ini Alireza belum banyak bermain di Brighton, bahkan musim 2019/2020 baru dimulainya saat diturunkan di pekan 16 melawan Wolverhampton. Minimnya menit bermain Alireza ini menjadi pukulan telak bagi Brighton, yang menggelontorkan dana 19 juta euro awal musim lalu untuk meminangnya dari AZ Alkmaar.
Dua gol beruntun yang dibuatnya ini tak pelak menjadi modal berharga bagi Alireza, dalam upaya menyegel satu posisi inti di tim utama. Terlebih, Brighton juga sangat membutuhkan jasanya, agar tidak semakin terjerumus ke papan bawah.
BACA JUGA: Everton dan Koleksi Bek Sayap Berkualitas
Sebaliknya bagi Chelsea, gol salto di menit 84 ini tak hanya menyakitkan karena memupus kemenangan di depan mata, tapi juga menunda kebangkitan The Blues. Chelsea yang bulan lalu menelan sepasang kekalahan beruntun di kandang, sebenarnya berpeluang menorehkan dua kemenangan berturut-turut di laga tandang boxing day.
Setelah mencoreng muka Arsenal di Emirates Stadium pekan lalu, Chelsea hampir mengulang raihan yang sama di Amex Stadium tadi malam. Tak ayal, hasil imbang 1-1 melawan tim penghuni peringkat 14 adalah sandungan yang menyakitkan bagi The Blues, yang berusaha keras bertahan di empat besar dengan skuat seadanya.
Walau belum ada tanda-tanda Frank Lampard bakal tergusur dari kursi manajer, tapi Super Frank sepatutnya waspada. Manchester United, Tottenham, dan Wolves sedang mengintai posisi Chelsea di peringkat 4, sedangkan Roman Abramovich juga sedang mengarahkan pandangannya ke Lampard, berjaga-jaga kalau hasil minor datang lagi.
Lampard mungkin juga berharap, andai saja waktu bisa diputar, lebih baik imbang lawan Arsenal di Emirates, dan menang lawan Brighton di Amex.
Kebobolan gol salto dari tim sekelas Arsenal juga lebih wajar, ketimbang mendapat derita itu dari Brighton, yang selalu kalah dari penghuni enam besar klasemen musim ini, kecuali dari Tammy Abraham dan kolega.
Meminjam judul lagu dari Fiersa Besari, gol salto Alireza semalam terjadi di waktu yang tepat bagi dirinya dan Brighton, tapi di waktu yang salah bagi Chelsea.