Sebuah kejutan muncul ketika Ole Gunnar Solskjær ditunjuk menjadi careteker Manchester United. Ia memang terhitung sukses di Molde, tapi performanya di Cardiff City patut mendapatkan kernyitan dahi.
Entah bagaimana pertimbangan mengerucut pada nama Solskjær. Apalagi Manchester United bukan klub yang sering mengangkat mantan pemain menjadi manajer klub, seperti klub-klub sepak bola besar lain di Eropa. Bahkan para mantan pemain yang menjadi manajer MU, umumnya tak lama menangani klub.
Seiring waktu, Solskjær membuktikan bahwa ia layak untuk menakhodai Manchester United. Beberapa rekor pun ia buat selama menjadi caretaker. Secara permainan, The Red Devils juga lebih nyaman dilihat dibanding manajer-manajer sebelumnya.
Beragam dukungan kemudian datang dari sejumlah kalangan. Mulai dari mantan pemain juga rekan Solskjær selama di Manchester United. Hingga para pundit dan komentator di media Inggris yang terkenal ganas dalam mengkritik.
Lalu pada akhir Maret 2019, Solskjær mendapatkan ganjaran atas kinerja apik yang dihasilkannya. Ia diangkat menjadi manajer permanen Manchester United. Tiga tahun menjadi kontrak masa bakti awal Solskjær menangani tim yang bermarkas di Old Trafford ini.
BACA JUGA: Peran Ganda Wayne Rooney di Derby County
Solskjær pada akhirnya memenuhi mimpinya untuk manajer di Manchester United. Meski dengan “audisi” panjang agar para petinggi Manchester United mempermanenkan statusnya. Sekarang, tinggal bagaimana Solskjær membangun ulang kejayaan timnya
Banyak analisa bertebaran membahas apa yang harus dilakukan Solskjær agar berhasil di Manchester United. Di antaranya adalah seperti yang tercantum di slideshow di bawah ini.