Nasional

Ketidakberuntungan Bruno Matos

Datang ke Jakarta dengan segala skill yang dimilikinya, pemain kelahiran Barra do Rio Grande itu dengan cepat menjelma menjadi pujaan. Seolah ia adalah pemain nomor 10 yang telah lama publik sepak bola Jakarta rindukan.

Sayangnya, pemain yang identik dengan bandana setiap kali berlaga ini kurang beruntung mengadu nasib di ibu kota. Seolah roda terlalu cepat berputar untuknya.

Mengawali kebersamaan dengan manis membuatnya menjelma bintang baru di Persija Jakarta. Bergabung pada 5 Januari 2019, gol debut telah tercipta dua pekan setelahnya kala jumpa Kepri Jaya dalam lanjutan Piala Indonesia.

Gaya bermain khas Negeri Samba menjadikannya sorotan di lapangan hijau. Liukan-liukan indah, tekukan bola mematikan, hingga lesatan bola melengkung menjadi suguhan. Apapun yang dilakukan seolah selalu benar saat itu. Tidak jarang ketika menguasai bola, penghuni tribun menggemakan namanya.

Baca juga: Ismed Sofyan, 40 Tahun dan Terus Berlari

Hilangnya Marko Simic yang sebelumnya merupakan bintang utama dari pasukan Macan Kemayoran seolah tidak terlalu terasa dampaknya. Cukup lama pemain yang menjuluki dirinya sendiri Super Simic itu tidak dapat bergabung dengan tim karena kasus di luar lapangan. Tapi kehilangan bintang digantikan dengan bintang baru dengan gaya berbeda, Bruno Matos.

Tanpa kehadiran Simic, sontak seluruh lampu sorot panggung lapangan hijau mengarah pada Bruno Matos. Sebagai tokoh utama dan sentral permainan, namanya semakin cepat melesat. Gerakan-gerakan magis hingga lesatan bola indah menyihir mata mereka yang hadir di balik pagar-pagar tribun.

Bukan hanya mengatur permainan, Bruno Matos nyatanya mahir memainkan peran lain. Kehilangan Simic yang merupakan mesin gol utama dapat ditutupi dengan kehadirannya. Di Piala Indonesia, 2 gol dan 3 asis tercatat atas namanya. Di turnamen pra-musim bergengsi, Piala Presiden, 4 gol serta 1 asis dari 4 pertandingan juga ditorehkan.

Lebih menakjubkan kala Persija Jakarta berlaga di kompetisi Asia. Meski tidak membantu wakil Indonesia lolos dari fase grup, Matos mencatat 7 gol dari enam pertandingan. Satu asis juga diberikan. Sang pemain andalan baru yang selalu diturunkan bahkan mencatat hat-trick di pertandingan terakhir di Stadion Utama Gelora Bung Karno menghadapi Shan United.

Baca juga: Ujian untuk Cinta dan Ketulusan Jakmania

Tapi semua berubah di Shopee Liga 1 2019. Dari 14 pertandingan yang telah dimainkan Persija Jakarta, hanya 449 menit ia terlibat dalam permainan. Bahkan dari 7 pertandingan tidak satupun gol dicipta. Dua asis dianggap kontribusi sangat minim dari pemain idola baru.

Bruno Matos yang sempat dipuja-puja dengan cepat berbalik menjadi sasaran caci-maki. Permainan lambat, menyia-nyiakan peluang, hingga lebih sibuk dengan skill individu dijadikan alasan. Padahal sebelumnya gaya bermain demikian yang mendapat sambutan.

Kehadiran Super Simic sedikit banyak juga berpengaruh padanya. Sorotan yang semula berpusat pada Bruno Matos, kini kembali terbagi bersama bintang lama. Terlebih Simic semakin terang dengan 12 gol yang telah tercipta. Seolah tidak bisa terdapat dua bintang utama dalam satu pertunjukan, sorotan untuk Matos semakin meredup. Semua kembali tertuju pada Marko Simic.

Kini di paruh musim, Bruno Matos yang sempat begitu bersinar di tim ibu kota dipastikan akan terganti. Matos bahkan harus pergi diiringi cacian sebagian mereka yang mungkin pernah memujanya.