Suara Pembaca

Semen Padang Butuh ‘Madang’ untuk Menang

Semen Padang menjadi satu-satunya tim di Shopee Liga 1 2019 yang belum pernah merasakan kemenangan. Mereka hanya mampu meraih 3 poin dari 8 kali bertanding, dengan rincian 3 kali seri dan 5 kali kalah. Ini tentu bukan hasil yang memuaskan, padahal skuat yang dimiliki oleh Kabau Sirah sebenarnya cukup mumpuni. 

Pelatih Semen Padang beberapa kali mengungkapkan kekurangan timnya ialah ketika melakukan transisi dari menyerang ke bertahan. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa komunikasi dan konsentrasi pemain perlu diperbaiki lagi. Begitu pula ketika pemain sedang berada dalam kondisi tertekan akibat ketinggalan skor, atau terlebih dahulu kebobolan.

Performa memang tak hanya tentang fisik, teknik, maupun skill saja. Ada faktor psikis atau mental yang juga mempengaruhi performa. Jadwal kompetisi yang memungkinkan tim bertanding dua kali seminggu juga dapat membuat pemain kelelahan mental dan fisik. Bisa jadi tim Semen Padang butuh ‘madang’ yang dalam bahasa Jawa dapat diartikan mencari penerangan atau pencerahan.

Baca juga: Kemarin, GBK Tidak Kalah Meriah dari Istora

Salah satu cara yang dapat dilakukan ialah dengan katarsis. Katarsis dalam psikologi biasa digunakan sebagai cara melepaskan emosi negatif yang sedang dirasakan. Teknik ini termasuk yang paling mudah untuk dilakukan di tim sepak bola yang notabene beranggotakan banyak orang. Tim pelatih dan perwakilan manajemen dapat menjadi fasilitator sendiri, atau akan lebih baik jika dapat didampingi oleh psikolog/konselor.

Cara yang dilakukan cukup sederhana, seperti membuat forum diskusi. Fasilitator dapat mengawali diskusi dengan memberikan pertanyaan seputar apa yang dialami pemain hingga saat ini. Ini akan menjadi stimulus bagi pemain agar dapat mengungkapkan apa yang sebenarnya mereka rasakan, mulai tentang hal pribadi maupun tim. Fasilitator juga harus mengarahkan pemain satu per satu untuk berbicara.

Pada tahap awal, diskusi ini bertujuan untuk mengungkapkan masalah-masalah yang muncul dan dialami oleh pemain. Tim pelatih dan manajemen yang menjadi fasilitator pun harus mampu fokus pada peran mereka, tidak perlu ikut baper atau terbawa perasaan ketika pemain mengungkapkan uneg-unegnya.

Kemudian di tahap selanjutnya, mintalah para pemain mendiskusikan cara-cara yang mungkin dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang mereka alami. Di tahap ini, fasilitator boleh ikut berdiskusi, namun tidak mendikte pemain untuk menemukan cara yang solutif.

Cara ini sekaligus memungkinkan seluruh anggota tim mendapat pencerahan berupa saran yang sebelumnya sama sekali belum terpikirkan. Nantinya, hasil akhir katarsis ini adalah solusi yang dapat diterapkan oleh tim.

Katarsis menjadi salah satu metode pelepasan emosi yang cukup mudah dilakukan dalam dunia olahraga, terutama sepak bola, karena tidak membutuhkan banyak biaya seperti melakukan kegiatan informal dengan mengajak anggota tim rekreasi ke tempat-tempat hiburan. Metode ini juga dapat dibarengi dengan menulis maupun menggambar untuk meluapkan emosi, tergantung karakteristik anggota tim.

Sedikit mengutip apa yang dikatakan oleh pelatih mengenai kelemahan komunikasi antarpemain, katarsis juga dapat berfungsi memperbaiki komunikasi. Seluruh anggota tim akan dihadapkan pada kondisi sama-sama berusaha menghadapi krisis. Mereka juga akan sekaligus belajar untuk saling menguatkan mental satu sama lain dan saling memahami.

Baca juga: Semen Padang, Belajarlah dari Villarreal!

Semen Padang pernah begitu menikmati berada di level kompetisi tertinggi Liga Indonesia, rasanya tak seru jika hingga saat ini masih menjadi tim yang belum memberikan kejutan. Apalagi Barito Putera dan Persela Lamongan yang sebelumnya terseok-seok juga sudah bangkit.

Jadi, tunggu apalagi? Keseruan pekan selanjutnya sudah menunggumu, Padang!

 

*Penulis bisa dijumpai di akun Twitter @siiemak