Menyebarkan agama Islam atau lebih kita kenal dengan nama dakwah adalah tugas bagi semua umat Muslim tak terkecuali, apapun profesinya apapun tingkatan pengetahuan agamanya, tak terkecuali pesepak bola.
Tak melulu dengan cara yang itu-itu saja, salah satu cara mengenalkan agama yang baik bisa dengan menunjukkan tingkah dan perilaku baik manusia. Sangat mudah berbicara tentang Islam di lingkungan yang masyarakatnya mayoritas Muslim, tapi, pernahkah kita membayangkan betapa sulitnya mengenalkan Islam di linkungan yang Muslimnya sebagai minoritas?
Berbicara Islam dan sepak bola saya jadi ingin membahas Mohamed Salah dan Sadio Mane. Salah dan Mane adalah sedikit dari banyaknya pesepak bola Muslim yang ada di Eropa.
Sadio Mane yang berasal dari kalangan muslim taat dari desa kecil Senegal yang bernama Bambali, amat sangat dicintai Kopites. Lain dengan Mohamed Salah. Ia menjadi Muslim yang mendapat perhatian lebih, karena selain berasal dari Mesir, nama Salah juga tak luput dari perhatian.
Tapi saya tak membahas identitas kedua pemain tersebut. Salah dan Mane, tetap melakukan pekerjaannya sebagai pesepak bola dengan sangat baik di klub maupun di negaranya. Selain itu keduanya juga melakukan tugasnya yaitu mengenalkan Islam melalui sepak bola dengan memasukkan nilai-nilai Islam yang sederhana yang akan dimengerti banyak orang dan semua agama.
Salah dan Mane tak perlu repot-repot naik mimbar dan berpidato sana-sini. Mereka mengenalkan Islam lewat perilaku baiknya di kehidupan.
Contoh sederhana yang bisa kita lihat adalah ketika keduanya menciptakan gol kemudian melakukan gerakan sujud. Sebuah pengenalan Islam yang sederhana dan mudah dipahami inilah, yang menyihir jutaan penonton Liga Primer Inggris khusunya di Britania Raya, yang pelan-pelan masyarakatnya lebih mengenal Islam.
Bahkan ada sebuah chant yang diciptakan untuk Salah, kurang lebih seperti ini bunyinya:
Mo Sa-la-la-la-lah, Mo Sa-la-la-la-lah,
He’s good enough for you
He’s good enough for me
If he scores another few
Then I’ll be Moeslem too
Dari chant yang dinyanyikan fans kepada Mohamed Salah tersebut, setidaknya kita tahu bagaimana dampak hebat yang dilakukan Salah maupun Mane.
Pada akhirnya Mohamed Salah dan Sadio Mane memberikan contoh kepada umat Muslim bagaimana cara mengenalkan Islam yang baik, tidak dengan amarah dan kekerasan.
Keduanya dan pesepak bola Muslim lainya akhirnya bisa meruntuhkan dan mengakhiri “pandangan Barat” terhadap Islam dan pelan-pelan mengakhiri atau setidaknya mengurangi Islamophobia di berbagai negara, dan menjadi jembatan untuk interaksi manusia yang lebih damai dan penuh cinta.
Baca juga: Liverpool Mendekati Sempurna, tapi…
*Penulis bisa dijumpai di akun Twitter @ahmadsyaifudd1n