14 Maret 1933 telah tercatat dalam sejarah sebagai hari berdirinya klub sepak bola yang kini menjadi klub terbesar asal Jawa Barat. 14 Maret juga terasa begitu keramat, karena pada tanggal tersebut hari jadi Persib Bandung diperingati setiap tahunnya. Namun menariknya, hingga kini, belum ditemukan catatan pasti kapan Persib berdiri dan dari mana asal tanggal 14 Maret yang selalu diperingati.
Akqwam Fiazmi Hanifan dan Novan Herfiyana dalam bukunya, Persib Undercover, menuliskan 14 Maret 1933 diambil dari tanggal ketika PSIB dan NVB melebur dan berganti nama menjadi Persib. Dalam penelitian mendalam keduanya menemukan tulisan Ibrahim Iskandar dalam “Sekilas Pandang Mengenai Persib”, buku Pasang Surut 40 Tahun Persib.
“Menurut keterangan, BIVB termasuk salah satu pendiri PSSI. Entah pada tahun berapa BIVB hilang dan diganti namanya dengan PSIB. Ketika itu saya dengar di Bandung, selain PSIB, ada pula bond bangsa kita yang diberi nama NVB, singkatan dari National Voetbal Bond. Akhirnya diketahui bahwa surat panggilan untuk bermain diterima dari Pengurus Persib dan menurut keterangan di Bandung tidak ada lagi bond dari bangsa Indonesia kecuali Persib. Ketentuan waktu mengenai peristiwa itu menurut keterangan adalah pada tanggal 14 Maret 1933.”
Catatan awal perjalanan Persib memang berawal dari BIVB. Sekitar tahun 1923 berdirilah Bandoengsche Indonesche Voetbal Bond (BIVB). BIVB kemudian tercatat sebagai salah satu dari empat pendiri Indonesische Voetbal Bond (IVB) pada tahun 1927 di Surabaya.
IVB adalah cikal bakal PSSI yang gagal dalam perjalanannya. Sedangkan tiga perserikatan sepak bola lainnya yang turut mendirikan IVB adalah Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond asal Surabaya, Vortendlandsche Voetbal Bond asal Solo, dan Hizboel Wathon asal Yogyakarta. Hizboel Wathon sendiri adalah klub sepak bola organisasi Muhammadiyah.
Kemudian terjadi jeda catatan sejarah. Kapan BIVB menghilang dan berganti menjadi PSIB serta apakah PSIB dan NVB melebur karena tak ada lanjutan ceritanya. Juga pertanyaan mengenai keterangan tanggal 14 Maret 1933 yang dimaksud Ibrahim Iskandar menunjukan apa.
Baca juga: Aroma Nama Legenda Dunia di Diklat Persib
Hipotesis yang berkembang, pergantian nama BIVB terjadi setelah Kongres Pemuda 1928. Menjunjung semangat Sumpah Pemuda dengan merealisasikan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, Bandoengsche Indonesche Voetbal Bond (BIVB) kemudian mengubah nama menjadi Persatuan Sepakbola Indonesia Bandung.
Menariknya, nama BIVB masih tercatat sebagai pendiri Persatuan Sepakraga Seluruh Indonesia (PSSI) yang diresmikan 19 April 1930 di Yogyakarta.
Masih menurut Persib Undercover, nama PSIB bertahan hingga 1934. Setelahnya, masih di tahun yang sama, nama Persib mulai digunakan.
“Nama ini bertahan sampai tahun 1934, tersua dalam majalah Pandji Poestaka edisi Juni 1934. Setelah itu, masih di tahun 1934, nama Persatuan Sepak Bola Indonesia Bandung (Persib) mulai dipakai dan bertahan hingga kini.”
Sejarah kejayaan Maung Bandung, juara abadi Perserikatan, juara Liga Indonesia pertama
Tahun 1937 Persib menjadi jawara di kota Solo. Tuan rumah yang dijagokan kalah 1-2 dari tamunya. Ini menjadi gelar juara pertama bond asal Bandung tersebut. Kemudian tahun 1961 Persib kembali mersakan gelar juara. Pada 1 Juli 1961 Persib berhasil mengalahkan Persija di stadion Diponegoro, Semarang. Kemenangan ini sekaligus menjadi akhir penantian 24 tahun Persib untuk kembali merasakan gelar juara.
Lalu pada tahun 1986 Persib kembali dari masa sulit. Setelah dua final sebelumnya, 1983 dan 1985 Persib gagal di hadapan PSMS, kali ini Persib mengunci kemenangan 1-0 atas Perseman di Senayan. Semboyan “Nista, maja, utama” atau yang berarti sekali gagal, dua kali gagal, ketiga kali harus berhasil benar-benar menjadi nyata.
Setelah kemenangan, saat kembali ke Bandung, Persib disambut begitu meriah pendukung yang telah menanti 25 tahun gelar juara. Mulai dari Bogor, Puncak, hingga tiba di kota Kembang, Persib disambut di sepanjang jalan.
1990 Persib bertemu Persebaya di final. Sekitar 80.000-100.000 suporter Bandung dan 30.000 suporter surabaya merangsek ibu kota. Sayangya kemenangan 2-0 Persib atas Persebaya dinodai kericuhan besar di Senayan. Dua ribu personil keaman kewalahan membendung sopurter yang mempreteli kursi serta lantai untuk dijadikan senjata saling serang.
1994 Persib menjadi juara abadi Perserikatan karena ini adalah musim terakhir kompetisi Perserikatan sebelum akhirnya diubah format menjadi Liga Indonesia. Lalu pada 1995 Persib menjadi juara Liga Indonesia Pertama.
Pada edisi ini kompetisi PSSI mengganti format. Total 34 tim hasil penggabungan Galatama, Perserikatan, dan Divisi 1 Perserikatan ambil bagian. Kemudian Persib menjadi satu-satunya tim eks Perserikatan yang lolos menuju babak 8 besar.
Di final, Persib berhasil menang atas Petro yang merupakan ex-Galatama. Kemenangan 1-0 menunjukan klub amatir tidak kalah dari klub profesional pada masanya.
Setelahnya, Persib dan pendukungnya harus menanti hingga 2014 untuk kembali menjadi juala Liga Indonesia usai menjuarainya pada musim pertama.