Southeast Asia

Gemerlap Pemain Asing Berkualitas di Thai League 1 2019

Musim ini wajah Thai League 1 lebih cerah dari biasanya, karena beberapa klub umumkan wajah-wajah familiar di periode transfer awal musim. Gemerlap pemain asing berkualitas yang pernah merumput di Eropa seperti Mike Havenaar, Hajime Hosogai, hingga Modibo Maiga, siap ramaikan kompetisi Negeri Gajah Putih.

Bagaimana dampak kehadiran para pemain asing berkualitas di Thai League 1 2019? Simak wawancara Football Tribe Indonesia dengan Obb Deewajin dari Football Tribe Thailand berikut ini.

Football Tribe Indonesia (FTI): Bagaimana pendapat dan kesan-kesanmu dengan aktivitas transfer Thai League 1 sejauh ini?

Obb Deewajin (OB): Menurutku bursa transfer musim ini jauh lebih menarik dibandingkan musim lalu. Kami mungkin kehilangan Diogo Luis Santo, salah satu pemain asing terbaik yang berlabuh ke JDT di Liga Malaysia musim ini tetapi kehadiran tiga nama di atas mungkin akan membuat penggemar tetap senang.

Para penggemar juga senang dengan aktivitas bursa antar klub Thai League 1 seperti kepindahan Nelson Bonilla yang pindah ke runner-up musim lalu True Bangkok United. Belum lagi kembalinya Theerathon Bunmathan dan Teerasil Dangda dari J-League dan saga kepindahan beberapa pemain lokal lain yang menarik disimak.

FTI: Thai League 1 punya kebijakan pemain asing terbanyak di antara liga-liga Asia Tenggara lainnya. Satu klub bisa diperkuat tujuh pemain asing (3 Non Asia + 1 Asia + 3 Asia Tenggara), bagaimana pengaruhnya terhadap perkembangan pemain lokal?

OB: Peningkatan kuota pemain asing berdampak banyak bagi perkembangan pemain lokal. Beberapa klub bahkan lebih menganggap pemain asing sebagai tulang punggung mereka. Setidaknya selalu ada pemain asing di posisi bek tengah, gelandang, dan penyerang di starting eleven.

Para penyerang lokal Thailand pun menjadi pilihan kedua atau ketiga, atau mereka beradaptasi dengan bermain lebih melebar. Jelas para penyerang lokal menderita dan isu ini terjadi di hampir semua liga di Asia Tenggara. Satu-satunya posisi yang tak tersentuh pemain asing di Thailand adalah bek sayap.

Baca juga: Agar Penyerang Lokal Lebih Produktif, Thai League Keluarkan Aturan Baru

FTI: Tak hanya di kasta tertinggi, pemain asing juga bermain di divisi yang lebih rendah. Apakah para pemain lokal, terlebih yang muda dan berbakat belajar menghadapi dan berkompetisi dengan pemain asing karena aturan ini?

OB: Sedikitnya waktu bagi pemain lokal untuk unjuk gigi juga terjadi di divisi rendah, itu pasti. Tapi tak seperti para pemain senior, rasanya para pemain muda mendapat keuntungan dengan kehadiran pemain asing.

Bermain bersama dan melawan mereka tiap pekan akan meningkatkan standar mereka ke level permainan yang lebih tinggi. Selain itu dengan para pemain asing dapat menularkan etos kerja profesional kepada para pemain muda.

FTI: Secara khusus kami menyebutkan tiga nama di atas. Kira-kira bagaimana kontribusi yang dapat diberikan Maiga, Havenaar, dan Hosogai di klub baru mereka masing-masing?

OB: Mengisi lubang yang ditinggalkan Diogo rasanya menjadi tugas yang sulit bagi Maiga di Buriram United. Rasanya tak mungkin bagi dirinya langsung mencetak 30 gol di musim pertamanya nanti. Namun Buriram juga punya Hajime Hosogai sosok gelandang pekerja keras yang cocok dengan gaya bermain The Thunder Castle dari musim ke musim.

Terakhir, situasi pelik mungkin akan dihadapi Mike Havenaar. Sejak musim lalu sebenarnya ia diisukan merapat ke True Bangkok United namun baru terealisasi musim ini. Masalahnya klub juga baru mendatangkan Nelson Bonilla yang mencetak 25 gol musim lalu. Menarik melihat perubahan strategi dari coach Alexandre ‘Mano’ Polking.

FTI: Beberapa tahun ke belakang beberapa pemain Thailand berkesempatan bermain di luar negeri. Apakah akan ada pemain lain yang diproyeksi bermain di Eropa misalnya? Semacam memperkenalkan Thai League di negara asal para pemain asing ini mungkin.

OB: Jika ada pemain Thailand yang memiliki koneksi dan bermain di Eropa itu sangat bagus. Chanathip Songkrasin menjadi nama terdepan, J-League atau K-League sudah bukan batu loncatan baginya. Dia kandidat terbaik representasi Thailand di Eropa.

Rumor lainnya gelandang Thitipan Puangchan dihubungkan dengan dua klub promosi J-League ditambah dua pemain muda resmi dipinjamkan ke Jepang yakni Chakkit Laptrakul (Tokushima Vortis – J2) dan Nattawut Suksum (Tokyo FC U-23). Senang melihat lebih banyak pemain Thailand bermain di luar negeri musim 2019 ini.

Baca juga: Tampilan Realistik Timnas Thailand di Pemutakhiran Terbaru PES 2019

FTI: Indonesia juga pernah memiliki kebijakan ‘marquee players’ dua musim lalu. Beberapa pemain seperti Peter Odemwingie atau Michael Essien bergabung tapi tak lama. Seperti juga Jermaine Pennant di S-League. Apa yang membedakan pergerakan transfer tim-tim Thailand dengan yang pernah terjadi di Asia Tenggara beberapa tahun ke belakang? Apa ada ketakutan tersendiri ini berakhir sebentar saja?

OB: Ya kita tahu Odemwingie, Essien dan Carlton Cole pernah di Indonesia. Mereka memberi sedikit perubahan. Sayangnya mereka di penghujung karier sehingga tak beradaptasi dengan baik di Asia Tenggara.

Lihat saja yang dilakukan Jermaine Pennant, pergi ke sisi lain dunia merupakan hal besar dan semua gagal beradaptasi dengan baik. Tapi nampaknya nama-nama yang bermain di Thai League tak akan menghadapi masalah serupa dengan kegagalan Essien atau Cole.

FTI: Terakhir, apakah setuju jika kami menyebutkan Thai League 1 adalah yang terbaik di antara liga-liga lainnya di Asia Tenggara? Banyak pemain asing berkualitas datang, liga dikurangi hanya 16 klub (dari 18 sebelumnya), apa akan banyak perhatian tahun ini?

OB: 16 klub musim ini akan membuat liga lebih kompetitif, semua orang akan menjadi saksi drama hingga pekan terakhir seperti musim lalu. Dan saya percaya bahwa kami, Thai League, adalah liga terbaik di Asia Tenggara.

Menurut data Gian Chansrichawla, editor Football Tribe Asia, Thai League 1 menjadi liga keempat penyumbang pemain terbanyak di Piala Asia 2019 dengan 28 pemain di bawah liga Qatar, Arab Saudi dan UEA. Jadi ya, kami adalah liga terbaik di regional Asia Tenggara saat ini.