Suara Pembaca

Membangun Hubungan yang Efektif dengan Orang Tua Atlet

Ada banyak hal di belahan dunia manapun, yang ternyata saat kita temui atau kita ketahui mirip dengan apa yang kita alami. Kalau bicara tentang dunia olahraga, hal-hal yang sama terjadi adalah: anak yang bosan berlatih, anak yang terlambat datang ke tempat latihan, orang tua yang kurang perhatian, orang tua yang terlalu ikut campur pada materi latihan, dan sebagainya.

Lalu bagaimana dengan sosok pelatih? Apakah ada kesamaan yang terjadi?

Tentu saja.

Para pelatih mungkin tidak menyadari, bahwa secara tidak langsung mereka berperan terhadap hal-hal “kurang tepat” yang dilakukan oleh anak-anak (atlet) dan orang tua atlet. Setidaknya, mungkin tidak berperan di awal, tapi pelatih membiarkan perilaku buruk terus berlangsung di klub olahraga, karena ketidaksadaran akan efek yang terjadi di kemudian hari pada klub dan di masa depan atlet.

Mengerucut ke dunia sepak bola, yang merupakan olahraga berkelompok dan memungkinkan terjadinya banyak masalah dalam pengelolaannya. Hal-hal buruk yang biasanya dijumpai, apapun itu, kuncinya sama: belum adanya hubungan yang efektif dan harmonis antara manajemen/pelatih dengan orangtua.

Baca juga: Peran Orang Tua, Sekolah, dan Klub Sepak Bola dalam Membentuk Pemain sebagai Manusia yang Utuh

Pelatih yang pro aktif berhubungan dengan orang tua atlet, mempunyai sedikit masalah dengan mereka, kata John O’Sullivan, pelatih dan penulis buku Changing The Game. Selanjutnya, John juga menekankan bahwa membangun kepercayaan dengan orang tua atlet harus menjadi prioritas bagi para pelatih.

Ian Goldberg, dalam laman soccerdrive.com menyebutkan bahwa orangtua atlet akan menjadi bagian dari proses atau bisa menjadi bagian dari masalah adalah tergantung dari pendekatan pelatih.

Di sisi yang sama, Briana Schunzel, Direktur Pemasaran dan Humas Asosiasi Bola Voli Junior Amerika Serikat, menyatakan bahwa orang tua adalah pelanggan yang penting, sepeti halnya atlet. Di beberapa kasus lebih penting. Oleh karenanya dia mendorong kepada klub agar pro aktif dan berkesinambungan untuk mendidik para orang tua tentang bagaimana terlibat positif dalam olahraga yang ditekuni anak-anak mereka.

Oleh karena itu, manajemen klub/pelatih wajib memulainya. Manajemen/pelatih adalah pengelola “lembaga” di mana orangtua “menitipkan” anaknya untuk belajar sesuatu yang “ditawarkan” oleh lembaga tersebut.

Kepada para pelatih, berikut disarikan cara-cara membangun hubungan yang efektif dengan orang tua atlet, yang disarikan dari berbagai sumber cabang olahraga yang berbeda.

Hal-hal yang harus dilakukan:

Mengadakan pertemuan dengan orang tua di awal musim/tahun ajaran baru

Pada pertemuan tersebut manajemen menjelaskan tentang peraturan-peraturan yang ada, dan orang tua wajib menandatanganinya sebagai wujud dari komitmen bersama.

Juga disampaikan tentang rencana kerja dalam satu tahun, harapan atau target, hingga nomer ponsel pelatih yang mendampingi atlet di setiap kelompok umur.

Setelah selesai pertemuan, pelatih dapat berbicara secara pribadi, membaur untuk mengetahui apapun yang menjadi harapan para orangtua.

Membentuk kelompok orangtua

Doronglah para orangtua untuk membentuk kelompok. Hal ini bertujuan supaya mereka saling mengenal dan juga dapat saling mendukung.

Lewat kelompok ini, manajemen dapat berhubungan secara rutin sepanjang musim dengan lebih terorganisir. Kebijakakan yang terbuka serta komunikasi yang banyak adalah penting untuk kesuksesan, ujar Oliver Luck, Direktur Atletik Universitas Virginia, Amerika Serikat.

Memberikan edukasi orangtua

Manajemen wajib memberikan pengetahuan atau wawasan kepada para orang tua, tentang bagaimana menghadapi masalah dan bagaimana membantu anak mereka. Misalnya, tahu tentang penanganan kecelakaan (P3K), paham tentang menjadi pemain cadangan atau tentang menerima kekalahan.

Edukasi yang dibuat tertulis beserta saran-saran solusinya akan sangat membantu mereka sebagai acuan dalam penanganan masalah.

Selalu berterima kasih pada orang tua atlet dan buatlah mereka merasa spesial

Menyalami mereka dan mendatangi selepas latihan selesai akan membuat orang tua dihargai sebagi bagian dari proses pendidikan atlet. Menyapa saat bertemu di pasar atau di manapun, dan memberikan pesan singkat selamat ulang tahun lewat ponsel akan lebih membuat mereka akrab dan dekat. Saat bertemu, anda bisa memuji atlet di depan orangtua. Ini dapat mengangkat motivasi atlet dan orangtua.

Model permainan sepak bola

Hal-hal yang harus dihindari:

Memuji atlet di pertemuan bersama/media sosial

Memuji salah satu atlet di muka umum atau di media sosial akan menimbulkan kecemburuan orang tua atlet, dan bisa menimbulkan salah paham.

Membahas sesuatu saat itu juga

Orang tua yang sedih/kecewa setelah kalah pertandingan atau pada masalah lain, akan kurang fokus dan masih sensitif. Berikan waktu supaya mereda dan pilihlah waktu yang tepat.

Jangan bicara dengan orang tua tentang susunan bermain atau waktu bermain

Susunan dan waktu bermain adalah hak dari pelatih. Bicarakan hal ini dengan pemain terlebih dahulu. Pemain akan mudah dan bisa memahaminya, tetapi kebanyakan orangtua akan berlaku sebaliknya.

Jangan membicarakan atlet satu dengan orang tua yang lain

Orang tua sering membandingkan anaknya dengan yang lain, khususnya saat kecewa. Hal ini bisa menjebak ke dalam percakapan yang seolah pelatih tidak adil dalam mendidik atlet.

Jangan kritik atlet saat berbicara dengan orangtua

Berilah kesempatan orangtua berbicara dan mengeluarkan pendapatnya, lalu dengarkanlah dengan seksama. Kemudian berilah pernyataan tentang bagaimana menaikkan kemampuan atlet, alih-alih menyebutkan kelemahan-kelemahan atlet. Orang tua akan merasa tidak nyaman jika anaknya dikritik, dan jika pembicaraan tersebut di depan atlet, hal ini dapat menurunkan motivasi atau bahkan mental atlet.

Penting untuk disadari oleh manajemen klub/SSB beserta jajaran pelatih, bahwa tetap akan ada orang tua yang sulit dan pelatih yang tidak bisa memuaskan mereka. Terimalah hal itu dan tetap berusaha. Bersikap jujur dan belajar tentang dasar ilmu berkomunikasi (5W+1 H) akan sangat membantu dan mengarahkan kepada hubungan pelatih-orang tua yang positif. Hubungan positif yang mungkin bisa bertahan sepanjang masa, meskipun si atlet sudah tidak lagi berlatih di klub / SSB anda.