Piala Dunia 2018

Kesederhanaan dan Senyuman N’Golo Kante yang Membuatnya Dicintai Semua Orang

Nama-nama seperti Antoine Griezmann, Kylian Mbappe, Paul Pogba, Raphael Varane, Benjamin Pavard hingga Hugo Lloris banyak dibicarakan selepas keberhasilan Prancis meraih gelar juara dunia 2018. Namun satu sosok yang tidak kalah penting bahkan hampir terlupakan ialah gelandang tengah mereka yang sangat murah senyum, N’Golo Kante.

Pembicaraan mengenai Kante dimulai ketika ia tertangkap kamera terlalu malu untuk meminjam trofi Piala Dunia saat selebrasi di lapangan untuk sekedar berfoto. Sampai seorang Steven N’Zonzi berinisiatif merebut trofi dari rekan-rekannya hanya untuk memberikan Kante kesempatan berfoto di depan fotografer. Tentu dengan senyuman khasnya.

Sikap sederhana Kante tersebut membuatnya terlihat begitu disukai oleh rekan setimnya. Saat kembali ke Istra, markas Prancis selama di Rusia, rekan-rekannya menyanyikan chant khusus untuk gelandang Chelsea tersebut guna memuji penampilannya selama Piala Dunia. Dalam lagu tersebut, disebutkan jika Kante pernah membuat seorang Lionel Messi tidak berkutik ketika Prancis berhadapan dengan Argentina di babak 16 besar. Nyanyian yang lagi-lagi hanya dibalas senyuman khas.

N’Golo Kante Pala Lalala
Il est petit, Il est Gentil (Dia kecil, dia baik)
Il a Stoppé Leo Messi (Dia menghentikan Leo Messi)
Mais on sait tout, c’est un tricheur (Tapi kami semua tau, dia juga seorang penipu yang cerdas)
N’Golo Kante

Sosok gelandang bertinggi 168 sentimeter ini pun penuh dengan kejutan. Saat perayaan di kota Paris, ia merupakan satu-satunya pemain yang menyodorkan trofi Piala Dunia ke depan para suporter yang hadir, sehingga beberapa orang di barisan depan bisa menyentuh bagian bulat trofi tersebut. Sikap yang semakin membuat Kante sulit dibenci oleh siapapun.

Jika melihat menit bermainnya selama di Rusia, Kante termasuk salah satu yang terus dipercaya Didier Deschamps di Piala Dunia 2018. Gelandang 27 tahun tersebut selalu bermain 90 menit dari partai perdana melawan Australia hingga babak semifinal melawan Belgia. Jika bukan karena gangguan di perutnya jelang partai final dan kartu kuning, ia mungkin catatkan menit bermain sempurna selama gelaran Piala Dunia.

Seperti diketahui, jelang bermain di final, mantan pemain Leicester City ini mengalami stomach bug atau flu perut. Sempat dipaksa bermain, Kante akhirnya digantikan Steven N’Zonzi di menit ke-55.

Jika dibandingkan pemain lain, sosok Kante terlihat sangat santai dan sederhana saat selebrasi atau perayaan pasca-juara, tidak berlebihan. Jika harus membandingkan, sikapnya berbeda jauh dengan seorang Benjamin Mendy yang hanya bermain 40 menit sepanjang gelaran Piala Dunia. Kesederhanaan yang membuat dirinya dicintai oleh penggemar sepak bola di belahan dunia manapun.

 

Kante selalu ada di mana-mana

Lonjakan karier lima musim terakhir

Jika melihat kariernya dalam beberapa tahun terakhir, Kante termasuk salah seorang pemain yang kariernya menanjak di beberapa musim terakhir. Terlebih ia memulai bersama klub kecil di divisi bawah Liga Prancis.

Musim 2012/2013 ia masih bermain untuk klub divisi ketiga Liga Prancis, Boulogne. Semusim berselang ia bermain sangat gemilang selama 2 musim bersama SM Caen, klub divisi 2 Liga Prancis (Ligue 2).

Di musim panas 2015, bakat Kante tercium oleh Steve Walsh yang saat itu bekerja untuk Leicester City. Sosok tersebut juga yang membawa Jamie Vardy dan Riyad Mahrez untuk bermain bersama The Foxes. Di musim perdana ia menjadi salah satu pemain kunci keberhasilan Leicester meraih gelar juara Liga Inggris di musim 2015/2016. Pencapaian pribadi yang membuat Chelsea tertarik mendatangkannya ke Stamford Bridge semusim setelahnya.

Di dua musim awal bersama The Blues ia mampu persembahkan dua gelar, juara liga di musim 2016/2017 dan juara Piala FA di 2017/2018. Penampilan yang memastikan namanya menjadi pilar penting timnas Prancis di Piala Eropa 2016 dan tentunya Piala Dunia 2018.