Cerita

Willo Flood dan Kesulitan Bali United Mencari Gelandang Asing

Kontrak Willo Flood di Bali United hanya berlaku tiga hari. Klub berjuluk Serdadu Tridatu tersebut tidak bisa mendaftarkan pemain asal Skotlandia ini karena terbentur regulasi. Flood tidak sesuai dengan kriteria pemain asing yang sudah ditetapkan operator kompetisi.

Ada dua hal yang bisa diambil dari kegagalan Bali United untuk mendapatkan jasa Flood. Pertama, entah ada kesalahan dari sistem penyaringan pemain dari Bali United atau agen yang menawarkan Flood, sehingga Flood yang sebenarnya tidak memenuhi kriteria sampai bisa dikontrak. Yang kedua, bisa diasumsikan bahwa Bali United sangat kesulitan untuk mendapatkan gelandang asing berkualitas.

Melepas Marcos Flores, Bali United kemudian melakukan serangkaian upaya untuk mencari pemain yang dirasa memiliki kualitas yang lebih baik. Gelandang asal Belanda, Kevin Brands, hanya beraksi di Piala Presiden dan langsung dilepas tepat sebelum liga bergulir. Penggantinya adalah Milos Krkotic yang juga gagal tampil mengesankan. Krkotic baru saja dilepas dan Flood sebenarnya diharapkan bisa menggantikan untuk mengisi slot gelandang asing juga gagal didapatkan. Bali United mesti mencari lagi gelandang asing sebelum bursa transfer ditutup.

Boleh jadi adalah salah perhitungan ketika Bali United melepas Flores. Karena nyatanya hingga saat ini mereka kesulitan mencari penggantinya. Dan rasanya menjadi semakin miris karena Bali United yang dikenal merupakan tim kaya di sepak bola Indonesia, justru sangat kesulitan mencari gelandang asing yang memiliki kualitas. Di saat bersamaan, cukup banyak pemain lokal yang mengantre untuk bisa bergabung ke tim yang bermarkas di Stadion Kapten I Wayan Dipta ini.

Tetapi apabila diingat-ingat kembali, Bali United memang selalu kesulitan untuk mendapatkan gelandang asing berkualitas. Mulai dari Zoran Knezevic yang mungkin tidak lagi banyak diingat namanya bahkan oleh para penggemar Bali United itu sendiri. Setelah Knezevic, ada Lucas Garcia Benetao yang bisa lebih dikenal sebagai Lucas Patinho. Gelandang asal Brasil ini lebih tersohor karena penampilan fisiknya saja, terutama karena rambutnya yang gimbal ketimbang permainannya di lapangan.

Bahkan ketika baru mendarat di Bali United, Marcos pun sempat mendapatkan sorotan. Terutama karena ia dianggap terlalu lamban. Padahal begitulah gaya bermain seorang Marcos. Tenang dan merambat. Bahkan harus diakui bahwa salah satu faktor mengapa Sylvano Comvalius bisa membuat rekor gol bersama Bali United adalah kehadiran Marcos Flores di sana.

Tetapi kasus yang dialami oleh Bali United juga sebenarnya banyak dialami oleh tim-tim di Eropa sana. Liverpool bahkan hingga saat itu tidak juga menemukan pemain yang sertara dengan Xabi Alonso. Bahkan hingga Alonso sudah berpindah-pindah tim hingga pensiun. Seiring berjalannya waktu, mungkin Bali United nantinya benar-benar akan mendapatkan gelandang asing yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan mereka.