Cerita

Erling Haaland, di Antara Cinta kepada Sang Ayah dan Kesempatan Meningkatkan Karier

Masih ingat nama Alf-Inge Haaland? Ya, mantan pemain Manchester City yang mesti pensiun dini karena kakinya dihantam Roy Keane dalam derby Manchester tahun 2001. Hantaman yang begitu melegenda. Salah satu hal yang menambah daftar panjang kegilaan yang dilakukan Roy Keane di atas lapangan. Haaland berusaha tegar, namun nyatanya cedera yang ia alami sedemikian parah sehingga ia kemudian mesti pensiun dua tahun selepas menerima tekel keras dari Keane.

Cerita menarik muncul 17 tahun kemudian. Putra Haaland, Erling, ternyata tengah diamati secara serius oleh tim di mana Keane begitu tersohor dan melegenda, Manchester United. Tim yang menjadi lawan saat insiden kaki Haaland diterbangkan oleh Keane. Bahkan kabar terbaru menyebutkan, Erling Haaland bukan sekadar diamati saja. United nyatanya memang serius untuk mendaratkan pemain berusia 17 tahun ini ke Old Trafford.

Erling yang bermain untuk Molde FK disebut-sebut merupakan bakat terpanas di Norwegia saat ini. Tentu kemudian menjadi sesuatu yang gila karena fakta bahwa klub yang ternyata serius mengincar dirinya adalah Manchester United. Adalah pengaruh besar dari sang ayah yang membuat Erling akan begitu berat menerima tawaran dari klub raksasa asal Inggris tersebut.

Bukan saja karena momentum berhentinya karier sepak bola sang ayah berhenti ketika berhadapan dengan United, tapi ada aspek historis lain yang membuat Erling akan sulit menerima tawaran United. Ketika dihantam Roy Keane, Haaland senior memang tengah memperkuat Manchester City. Tetapi namanya sebenarnya begitu melekat ketika ia membela rival Setan Merah yang lain, Leeds United.

Haaland senior sempat membela Leeds cukup lama. Dan Erling lahir ketika Alf-Inge masih membela kesebelasan asal utara Inggris tersebut. Bahkan dalam sebuah wawancara, Erling dengan terbuka mengungkapkan keinginannya untuk membela Leeds. Ia pun menambahkan bahwa dirinya bermimpi untuk menjuarai Liga Primer Inggris bersama tim berjuluk The Whites tersebut.

“Salah satu impian saya adalah memenangkan Liga Primer bersama Leeds. Selebihnya, tujuan saya adalah menjadi pemain yang lebih baik (ketimbang ayah saya). Saya berharap bisa bermain lebih lama ketimbang dirinya,” ungkap Erling seperti yang dilansir TalkSports.

Leeds begitu melekat dalam keluarga Haaland. Bahkan ketika hijrah dari Leeds, Haaland senior memilih untuk berlabuh ke tim lain yang juga merupakan rival United, Manchester City. Maka memang merupakan sesuatu yang sulit bagi Erling untuk menerima tawaran United.

Meskipun demikian, pelatih Molde, klub di mana Erling bernaung saat ini, Ole Gunnar Solksjaer beranggapan bahwa pemainnya tidak akan bisa begitu saja menolak United.

“Ia (Erling) mungkin bukan seorang penggemar Manchester United. Tetapi ketika mereka (United) datang, tentu bukan sesuatu yang mudah untuk menolaknya.”

Yang diungkapkan Solksjaer memang merupakan sebuah fakta tidak terbantahkan. Erling mungkin memendam rasa sakit yang sama kepada United, terutama karena karier sepak bola sang ayah. Tapi kesempatan untuk direkrut oleh tim Liga Primer Inggris, apalagi tim ini adalah Manchester United, yang mungkin saja bisa menjadi jalan meningkatkan karier, tentu merupakan sesuatu yang bisa ditolak begitu saja.