Tersingkirnya Spanyol di Piala Dunia 2018 membuat para pendukung mereka merindukan keberhasilan di Piala Dunia 2010. Di turnamen yang berlangsung di Afrika Selatan tersebut, Spanyol datang dengan status juara Piala Eropa 2008. Mereka membawa metode sepak bola indah satu-dua sentuhan yang kemudian dikenal dengan istilah tiki-taka.
Pergantian pelatih dari Luis Aragones ke Vicente del Bosque justru semakin memuluskan strategi tersebut. Del Bosque memercayai pemain-pemain Barcelona dan Real Madrid untuk mengisi sebagian besar skuat intinya. Ia juga tidak mengganti sebagian besar winning team yang menjuarai Piala Eropa 2008.
Perubahan signifikan hanya terdapat di lini belakang, di mana bek muda yang sedang naik daun, Gerard Pique, ‘naik kelas’ untuk menggantikan Carlos Marchena yang sudah berumur. Selain itu, del Bosque mempromosikan ‘anak baru’ lainnya, yaitu Sergio Busquets untuk menggantikan Marcos Senna di posisi gelandang bertahan.
Formasi 4-4-2 yang terkadang bisa dimodifikasi menjadi 4-2-3-1 masih menjadi andalan. Pemain-pemain kunci yang semuanya sedang memasuki usia emas adalah andalan del Bosque. Kiper Iker Casillas, bek Sergio Ramos, serta trio gelandang Xabi Alonso – Xavi Hernandez – Andres Iniesta sedang menikmati kesuksesan mereka di klub masing-masing. Duet penyerang Fernando Torres dan David Villa pun sedang ganas-ganasnya.
Nyaris tidak ada kelemahan berarti di tim nasional Spanyol yang berangkat ke Piala Dunia 2012 di Afrika Selatan. Ditambah prestasi mentereng Vicente del Bosque sebagai peraih dua gelar Liga Champions Eropa, siapapun tidak ada yang berani mencoret tim Matador sebagai calon kuat juara. Apalagi, pesaing-pesaing mereka di penyisihan grup ‘hanya’ Cile, Swiss, dan Honduras.
Maka, semua orang terkejut ketika di pertandingan pertama yang dilangsungkan di kota Durban, Spanyol harus mengakui keunggulan Swiss dengan kekalahan 0-1. Keraguan mulai menyelimuti orang-orang yang menjagokan Iker Casillas dan kawan-kawan, terutama melihat bagaimana mereka kesulitan membongkar permainan bertahan yang ditunjukkan oleh Swiss.
Namun di pertandingan kedua, Spanyol bangkit dengan mengalahkan Honduras 2-0, meski masih dengan permainan yang belum meyakinkan. Mereka akhirnya memastikan diri lolos ke 16 besar setelah susah payah mengalahkan Cile 2-1.
Belum lagi menemukan kemampuan terbaik, Portugal sudah mengadang di perdelapan-final. David Villa menjadi pahlawan dengan gol tunggalnya yang menyingkirkan Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan. Di perempat-final, mereka mengulangi kemenangan 1-0 ketika menyingkirkan Paraguay. Di semifinal, mereka berhadapan dengan Jerman yang di dua pertandingan sebelumnya tampil impresif dengan menyingkirkan dua tim kuat, yaitu Inggris dengan skor 4-1 dan Argentina dengan skor 4-0.
Pencinta sepak bola dunia mulai bertanya-tanya kenapa permainan atraktif dengan penguasaan bola yang dominan ala Spanyol tidak bisa dimaksimalkan dengan membukukan kemenangan di atas satu gol. Padahal mereka punya duet pencetak gol mematikan dalam diri Torres dan Villa dan otak pengatur serangan dalam diri Xavi dan Iniesta. Publik Spanyol sendiri mulai mengembangkan teori tidak masuk akal yang melibatkan persaingan tidak sehat antara para pemain Real Madrid dan Barcelona.
Namun, di pertandingan semifinal yang ketat itu, bek tengah sekaligus kapten Barcelona, Carles Puyol, tampil sebagai pahlawan dengan mencetak gol tunggal melalui sundulan dengan memanfaatkan umpan hasil set play sepak pojok. Spanyol menyingkirkan Jerman, lagi-lagi dengan kemenangan 1-0. Meski demikian, tidak ada lagi yang mempermasalahkan hasil tersebut. publik Spanyol sendiri lebih larut dalam suka cita berhasil menembus pertandingan puncak Piala Dunia untuk pertama kalinya sepanjang sejarah.
Di final, mereka berhadapan dengan Belanda. Apapun hasilnya, final ini akan menghasilkan juara Piala Dunia yang baru, karena baik Spanyol maupun Belanda sama-sama belum pernah menjadi juara. Belanda sendiri mencatat kejutan dengan menyingkirkan Brasil di perempat-final dan melewati Uruguay di semifinal setelah pertandingan yang ketat.
Pertandingan final lagi-lagi berlangsung ketat dengan sesekali menjurus keras. Yang paling diingat pencinta sepak bola dunia adalah tendangan Nigel de Jong ke dada Xabi Alonso yang luput dari hukuman wasit. Skor 0-0 di kedua babak harus dilanjutkan dengan perpanjangan waktu.
Di babak perpanjangan waktu, pertandingan tidak menunjukkan tanda-tanda akan menghasilkan pemenang, sampai pada empat menit sebelum peluit akhir dibunyikan, Iniesta lolos dari penjagaan pemain-pemain bertahan Belanda. Dengan tendangan terarah, ia berhasil menaklukkan penjaga gawang Maarten Stekelenburg sekaligus mengukuhkan Spanyol sebagai juara dunia baru.
Casillas dan kawan-kawan menjadi tim kedua yang sukses menjuarai Piala Dunia setelah menjuarai Piala Eropa. Yang pertama adalah Jerman di tahun 1974. Sukses Spanyol ini juga adalah yang pertama kali dicatatkan tim Eropa, yaitu menjuarai Piala Dunia yang diselenggarakan bukan di tanah Eropa. Pagelaran Piala Dunia 2010 pun ditutup dengan penampilan singkat legenda hidup masyarakat Afrika, Nelson Mandela.
Keesokan harinya, seisi negara Spanyol berpesta menyambut kemenangan akbar ini. Seperti yang dilakukan kebanyakan negara pemuja sepak bola, Raja Juan Carlos juga menetapkan hari sukses tersebut menjadi hari libur nasional. Pawai kemenangan Spanyol di Madrid diikuti oleh ratusan ribu orang. Sejarah indah di tahun 2010 itu belum bisa diulangi di tahun 2018 ini.