Cerita

“First Team: Juventus” Bagian Kedua di Netflix, Akhir dari Sebuah Cerita Panjang

Sudah nonton “First Team: Juventus” musim pertama di Netflix? Jika ada yang belum tahu, musim atau bagian keduanya sudah keluar loh beberapa hari sebelumnya. Seperti di musim pertamanya, kami di sini akan mencoba mengulas bagian kedua dari seri dokumenter tentang salah satu klub terbesar di Italia, Juventus, yang merupakan seri orisinal buatan Netflix.

Persembahan untuk Davide Astori

Di bagian kedua ini, kalian masih tetap menemui konsep yang sama. Kebanyakan, seri ini akan menampilkan sejumlah cuplikan pertandingan yang dijalani oleh Juventus di musim 2018/2018, ditambah dengan komentar-komentar dari para pemain maupun dari sang pelatih, Massimiliano Allegri. Agar tidak terpaku dengan hal tersebut, seri ini juga memberikan beberapa cuplikan mengenai kegiatan sejumlah pemain di luar lapangan. Sentuhan yang manis untuk membuat seri ini terlihat menarik di mata penonton.

Juan Cuadrado dan Medhi Benatia mendapat kesempatan untuk menceritakan kegiatan mereka di luar lapangan. Namun yang paling membuat saya kagum dan menyukai seri ini adalah bagian video yang  dipersembahkan khusus untuk mendiang Davide Astori. Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, beberapa bulan yang lalu kita kehilangan sosok Astori dari dunia sepak bola. Pemain Fiorentina itu ditemukan tidak bernyawa di kamar hotelnya.

Di bagian ini kita bisa melihat bagaimana kepergian Astori memengaruhi beberapa emosi pemain Bianconeri, salah satunya adalah Giorgio Chiellini. Sebuah kejadian yang dianggap sebagai tragedi oleh sebagian banyak orang. Kita harus memberikan dua jempol kepada sang pembuat seri dokumenter ini yang memasukan sebuah cuplikan persembahan untuk Astori.

Move on dari Liga Champions

Seperti yang sudah ditekankan di bagain pertama seri ini, memenangkan Liga Champions adalah tujuan utama Juventus di musim ini. Meski dalam sebuah cuplikan Allegri mengatakan bahwa menjadi juara Serie A selama tujuh tahun berturut-turut serta mengangkat trofi Coppa Italia empat kali beruntun merupakan tujuan Bianconeri, tak ada yang mengalahkan hasrat mereka untuk memenangi Liga Champions.

Sebagai seorang penonton yang sudah tahu akhir kisah mereka di ajang tersebut, penulis mengira mereka akan menyorot habis-habisan perihal Liga Champions. Namun nyatanya tidak begitu dan penulis sedikit kecewa karenanya. Melihat reaksi para pemain setelah kalah dari Real Madrid di fase gugur tentu adalah hal yang menarik untuk disimak, namun kalian hanya menemukan sedikit saja.

Salah satu pemain yang penulis ingin reaksinya adalah Gianluigi Buffon, terlebih setelah kiper Italia itu harus dikeluarkan oleh wasit di pertandingan terakhirnya dalam ajang tersebut. Kalian masih bisa melihat reaksi dan opini Buffon mengenai hal tersebut, namun penulis tidak terlalu merasakan kesedihan dan penyesalan yang cukup mendalam dari cuplikan tersebut.

Artinya, mereka sudah move on dari kegagalan mereka di Liga Champions.

 

Gianluigi Buffon berbicara banyak

Akhir cerita seorang legenda

Selain Liga Champions, salah satu subjek yang sering disebutkan dalam seri ini adalah masa depan Buffon bersama Juventus. Episode terakhir berfokus pada hal tersebut. Dan episode ini menjadi episode terbaik di bagian kedua “First Team: Juventus”.

Buffon dan kawan-kawan yang sudah move on dari kegagalan di Liga Champions harus mengalihkan fokus mereka kepada kompetisi yang tersisa, yaitu Serie A dan Coppa Italia. Mereka yang saat itu berhasil unggul beberapa poin dari rival terberat mereka di musim ini, Napoli, membagikan kisah mereka mengenai persiapan dan perjuangan mereka untuk mendapatkan Scudetto ketujuh mereka secara beruntun.

Kekalahan 1-0 di kandang oleh Partenopei, kemenangan dramatis mereka atas Internazionale Milano, lalu hasil seri dengan AS Roma yang mengatarkan mereka sebagai juara ditampilkan pada episode ini. Selanjutnya kita juga bisa melihat cuplikan pertandingan di final Coppa Italia menghadapi Milan, di mana Benatia berhasil menjadi bintang kemenangan Juventus malam itu.

Dan itulah akhir dari seorang legenda dan lembaran baru bagi penggantinya, Wojciech Szczesny. Dua trofi yang menurut Buffon sudah cukup untuk menutup karier panjangnya bersama Juventus, meski kita tahu memenangkan Liga Champions akan membuatnya lebih berarti lagi.

Perayaan Si Nyonya Tua bersama para penggemarnya menutup seri dokumenter ini dan momen terakhir Buffon, di mana dia duduk sendirian dalam bus yang dia tumpangi, adalah adegan penutup terbaik. Untuk Buffon maupun seri dokumenter ini.