Piala Dunia 2018

Rapor Merah Amerika Latin pada Piala Dunia yang Dihelat di Eropa

Memiliki Brasil dan Uruguay di babak perempat-final Piala Dunia 2018, Amerika Latin jelas berpeluang untuk menggamit titel dunianya yang kesepuluh sepanjang sejarah sekaligus menyudahi paceklik gelar selama dua windu.

Akan tetapi, catatan buruk yang biasa ditorehkan kesebelasan asal Amerika Latin pada Piala Dunia yang dihelat di Eropa, justru kembali muncul tahun ini. Secara tragis, Selecao dan Los Charruas disingkirkan oleh lawan-lawan mereka di perempat-final, Belgia dan Prancis.

Fakta demikian membuat rapor Amerika Latin dalam setiap penyelenggaraan Piala Dunia di Benua Biru semakin memerah. Kehebatan yang mereka punyai, tentu dengan kualitas skuat mumpuni, seolah lenyap ditelan Bumi.

Tumbangnya wakil-wakil Amerika Latin ini sendiri memunculkan guyonan di kalangan penggemar sepak bola jika Piala Dunia masa kini tak ubahnya Piala Eropa sebab utusan Benua Biru terlihat semakin digdaya.

Pada kesempatan ini, Football Tribe Indonesia coba merangkum nilai-nilai minus wakil Amerika Latin saat berlaga pada Piala Dunia yang diselenggarakan di Eropa.

Berikut daftarnya:

1) Hanya satu kali menjuarai Piala Dunia di Eropa

Berbekal skuat yang dihuni oleh nama-nama seperti Didi, Pele, dan Vava, Brasil menghentak dengan performa brilian di Piala Dunia 1958. Usai keluar sebagai kampiun Grup 4, Selecao berturut-turut menumbangkan Wales (perempat-final), Prancis (semifinal), dan Swedia (final). Momen ini sendiri jadi satu-satunya pencapaian terbaik sebuah tim dari Amerika Latin kala berpartisipasi di Piala Dunia yang diselenggarakan di kawasan Eropa.

2) Cuma satu pemain Amerika Latin yang raih gelar Pencetak Gol Terbanyak Piala Dunia di Eropa

Pada Piala Dunia 1938 di Prancis, Brasil tampil cukup baik hingga menembus babak semifinal. Sayang, usaha mereka untuk lolos ke partai puncak dikandaskan oleh Italia. Di ajang ini pula, pemain dari Amerika Latin, Leonidas (Brasil), sanggup menyabet gelar pencetak gol terbanyak. Sebuah catatan yang tak pernah ada di Piala Dunia lain yang dipentaskan di Benua Biru.

3) Jarang mencicipi final Piala Dunia di Eropa

Setelah Piala Dunia 1958 di Swedia yang sukses dimenangi Brasil, penampilan wakil-wakil Amerika Latin dalam setiap perhelatan di kontinen yang sama benar-benar jeblok. Dari tujuh Piala Dunia di Eropa setelah tahun 1958, hanya dua kali saja utusan Amerika Latin berhasil menembus partai final. Hal itu dibukukan Argentina di Piala Dunia 1990 dan Brasil pada Piala Dunia 1998 yang celakanya, sama-sama berakhir nestapa.

4) Sedikitnya wakil pada fase gugur (minimal perempat-final)

Jejak suram utusan Amerika Latin dalam pagelaran Piala Dunia di Eropa termaktub jelas dengan keikutsertaan mereka pada fase gugur (minimal lolos ke perempat-final). Dalam sembilan Piala Dunia di Eropa (tidak menghitung Piala Dunia 1974 dan 1982 karena dua turnamen itu tak menghelat babak perempat-final), cuma ada tiga utusan saja yang dapat melakukannya yakni Argentina, Brasil, dan Uruguay. Padahal, dalam sembilan pagelaran itu, ada negara-negara Amerika Latin lainnya seperti Cile, Ekuador, Kolombia, Paraguay, dan Peru yang juga turun berlaga.

5) Semifinal Piala Dunia di Eropa tanpa wakil Amerika Latin

Dari sebelas Piala Dunia yang dimainkan di Benua Biru, terdapat lima penyelenggaraan yang bikin rapor utusan Amerika Latin dalam daftar ini tampak semakin merah. Pasalnya, tak satu pun dari wakil CONMEBOL yang sanggup melenggang ke semifinal pada lima kesempatan berbeda yaitu Piala Dunia 1934, 1966, 1982, 2006, dan yang paling mutakhir, 2018. Alhasil, turnamen di tahun-tahun tersebut diplesetkan publik sebagai Piala Eropa, kejuaraan sepak bola kelas wahid antar-negara anggota UEFA

6) Minimnya semifinalis Asal Amerika Latin pada Piala Dunia di Eropa

Sebelas penyelenggaraan Piala Dunia di Eropa menyediakan 44 slot pada babak semifinal. Ironisnya, wakil-wakil Amerika Latin cuma sanggup mengambil 6 slot alias 13,6% partisipasi saja walau kesempatan yang ada begitu banyak. Hal itu sendiri berlangsung pada 1938 (Brasil), 1954 (Uruguay), 1958 (Brasil), 1974 (Brasil), 1990 (Argentina), dan 1998 (Brasil).  Uniknya, cuma ada satu utusan Amerika Latin di enam kesempatan tersebut. Mengacu pada statistik ini, tidak aneh kalau tim-tim asal Amerika Latin jarang sekali memenangi Piala Dunia di Eropa.