Piala Dunia 2018

Piala Dunia 2018, Brasil vs Belgia: Pupusnya Mimpi Hexacampeonato untuk Selecao

Duel Brasil vs Belgia sejatinya lebih cocok untuk disajikan sebagai menu utama di babak final. Argumen ini bukan hanya disebabkan nama besar mereka di dunia sepakbola internasional beberapa tahun belakangan, namun juga penampilan yang disuguhkan sejauh ini, yang bisa dibilang cukup memuaskan. Tak selalu spektakuler memang, namun tujuan utama, yakni kemenangan, hampir selalu mereka raih di setiap laga. Selain itu, gaya permainan mereka cukup menghibur dan agresif.

Bayangan akan ramainya jual beli serangan tentu sudah ada dalam kepala masing-masing pecinta sepakbola yang menunggu laga ini. Kondisi ini didukung dengan susunan formasi kedua tim yang hampir diisi pemain-pemain andalan mereka.

Tite yang tak bisa memainkan Casemiro lantas menurunkan Fernandinho untuk menggantikan posisi pemain Real Madrid tersebut. Sisanya, ia tak mengubah susunan pemainnya, dan masih mengandalkan kuartet Neymar, Philippe Coutinho, Willian, dan Gabriel Jesus di lini depan.

Sementara Roberto Martinez sedikit mengubah lini tengah dan serangnya. Yannick Ferreira-Carrasco dan Dries Mertens dilengserkan dari posisi starter. Sebagai gantinya, duo pahlawan kemenangan atas Jepang, Marouane Fellaini dan Nacer Chadli dipasang sebagai pilihan utama.

Dan benar saja. Babak pertama menjadi pertarungan seru serta mengundang decak kagum. Para jamaah aliran sepak bola menyerang pasti menyukai hal ini. Layaknya duel gladiator, baik Brasil maupun Belgia berusaha secepat mungkin menumbangkan kubu lawan.

Kevin De Bruyne sudah melepaskan tembakan saat laga baru berjalan dua menit, meski masih jauh dari harapan. Enam menit setelahnya, Thiago Silva hampir membuat Brasil unggul saat sepakannya masih membentur tiang gawang. Kemudian masing-masing dari Paulinho, Chadli, hingga Hazard punya peluang untuk mencetak gol, namun hasilnya masih nihil.

Teriakan suporter di Kazan Arena akhirnya benar-benar bergemuruh di menit 13. Chadli yang mengambil tendangan penjuru melepaskan umpan ke kotak penalti Brasil. Fernandinho berusaha menyambut bola tersebut, namun alih-alih melakukan clearance lewat sundulannya, bola justru mengenai lengan kanannya dan bergerak mulus ke gawang sendiri, melewati kiper Alisson Becker. Brasil tertinggal satu gol, dan semuanya benar-benar berubah sejak itu.

Neymar dan kolega langsung tersengat, dan langsung berusaha mencari gol balasan. Belgia? Mereka lebih tenang menunggu dan menumpuk para pemain di depan kotak penalti. Berlapisnya pertahanan mereka membuat segala upaya Brasil menemui jalan buntu. Tembakan-tembakan yang dilancarkan lebih banyak yang diblok ketimbang menemui sasaran.

Selain itu, banyaknya pemain Brasil yang ikut menyerang nyatanya meninggalkan celah di lini tengah. Ditambah ketiadaan Casemiro dan sering majunya Fernandinho membantu serangan, membuat Belgia begitu mudah memenangkan second ball. Hal ini yang menjadi petaka berikutnya bagi Brasil.

Berawal dari sepak pojok Brasil yang berhasil dihalau Fellaini, bola sapuan itu tiba di kaki Romelu Lukaku. Kencang bagaikan puma, dan kuat bagaikan beruang, ia melakukan aksi solo run saat melancarkan serangan balik, sebelum mengumpan ke sisi kanan kepada Kevin De Bruyne yang berlari bebas.

Penuh percaya diri, gelandang Manchester City ini melepaskan tendangan jarak jauh yang menjebol gawang Alisson untuk kedua kalinya. Babak pertama ditutup dengan keunggulan dua gol bagi setan merah Eropa ini.

Babak kedua kondisinya tak berubah. Belgia tetap mengandalkan serangan balik, sementara Brasil semakin gencar menggempur gawang Thibaut Courtois untuk mencari gol. Prioritas Belgia yang lebih berusaha mempertahankan keunggulan membuat mereka tak memiliki satupun tembakan ke gawang di babak kedua.

Sementara Brasil yang semakin kesulitan dengan rapatnya pertahanan Belgia memasukkan Roberto Firmino, Douglas Costa, hingga Renato Augusto. Sebanyak 14 percobaan mereka lancarkan ke gawang Courtois, namun 13 diantaranya terbuang percuma. Artinya, hanya satu gol yang mereka dapatkan, yakni lewat sundulan Augusto di menit 76, yang tentunya tak cukup untuk memperpanjang asa untuk bertahan di Piala Dunia 2018.

Skor 2-1 untuk Belgia membuat mereka kembali merasakan semifinal setelah menunggu 32 tahun lamanya, sekaligus menegaskan dominasi tim Eropa di 4 edisi terakhir Piala Dunia. Sementara itu Brasil harus kembali bersabar untuk meraih gelar keenam mereka di Piala Dunia, entah sampai kapan.