Gareth Southgate, bersama asistennya Steve Holland, jelas melakukan revolusi permainan di timnas Inggris. Southgate membuat Inggris memainkan skema yang tidak biasa. Sektor pertahanan merupakan salah satu yang mengalami perubahan yang signifikan. Harus diakui Inggris bertahan dengan sangat baik di Piala Dunia 2018 kali ini. Salah satu sosok yang menarik di sektor tersebut adalah Harry Maguire.
Keberadaan Harry Maguire di susunan pemain utama timnas Inggris sebenarnya sama menariknya dengan keputusan Southgate untuk mengandalkan skema tiga bek tengah di Piala Dunia kali ini. Secara mengejutkan Maguire tampil di semua laga Inggris sejauh ini. Mengalahkan dua nama yang lebih senior, Gary Cahill dan Phil Jones.
Keberadaan Maguire di starting line-up jelas menimbulkan tanda tanya. Maguire memang salah satu pemain bertahan potensial. Tetapi rasanya Gary Cahill merupakan pilihan yang masuk akal. Apalagi Cahill sudah sangat terbiasa dengan sistem tiga pemain bertahan. Skema serupa yang dimainkan di klubnya, Chelsea. Tetapi Southgate bergeming dan tetap memasang Maguire. Apalagi bek asal klub Leicester City ini mengenakan nomor punggung enam yang biasanya dikenakan oleh Cahill.
Ada banyak alasan untuk meragukan Maguire. Ia memang potensial, tetapi ia tidak memiliki banyak pengalaman internasional. Setidaknya apabila dibandingkan dengan saingannya lain, Cahill dan Jones. Fisik Maguire yang kekar pun juga semakin menambah keraguan. Apakah dirinya sanggup mengimbangi kecepatan para penyerang kelas dunia yang terkenal ganas itu?
Tetapi hingga babak perempat-final sejauh ini, Maguire justru membuat penampilan yang mengesankan. Ia menjadi salah satu alasan mengapa Inggris bisa melaju sejauh ini. John Stones memang melakukan pekerjaan yang luar biasa di lini pertahanan. Pemain bertahan Manchester City tersebut merupakan pemimpin di lini pertahanan sekaligus membantu mengalirkan bola dari belakang. Tetapi peran Maguire juga tidak bisa dikesampingkan. Maguire melakukan “pekerjaan kotor” untuk meminimalisir ancaman yang datang ke gawang Jordan Pickford.
Seperti yang dilansir WhoScored, Maguire merupakan pemain Inggris yang paling banyak blok untuk tendangan lawan, yaitu sebanyak empat kali. Maguire juga merupakan pemain yang paling banyak memenangi aerial duel, yaitu sebanyak 19 kali, catatan ini adalah salah satu yang terbaik di turnamen. Dengan kata lain, Maguire menggunakan sosoknya yang tinggi besar untuk menahan gempuran serangan lawan.
Bukti terbaru bisa dilihat dari gol penyama kedudukan yang dibuat Kolombia ketika mereka berhadapan dengan Inggris. Dalam situasi sepak pojok, hanya Maguire yang melompat berusaha untuk mendahului Yerry Mina yang bersiap menyambut bola. Pada akhirnya upaya tersebut gagal. Terutama karena pada keadaan tersebut Maguire berhadapan dengan tiga pemain Kolombia yang bersiap menyambut umpan. Ia kalah jumlah dalam situasi tersebut.
Tetapi gol Yerry Mina tidak membuat kontribusi Maguire sepanjang pertandingan menjadi dilupakan. Dengan kekuatan fisiknya, ia membuat Radamel Falcao kesulitan melakukan tugasnya sebagai pemantul bola. Ketika akan membalikkan badan, sudah ada Maguire dengan sosoknya yang tinggi menjulang di sana. Peran serupa ia juga ia lakukan ketika Inggris berhadapan dengan Belgia di pertandingan terakhir fase grup.
Seiring dengan terus melajunya Inggris di Piala Dunia kali ini, semakin menarik pula untuk menyaksikan bagaimana Harry Maguire beraksi di jantung pertahanan. Boleh jadi bek asal Sheffield inilah yang justru akan menjadi penentu apakah Inggris berhasil menjadi juara dunia atau tidak. Selain Danny Welbeck, tentu saja.