Piala Dunia 2018

Lagi, Ancaman Pembunuhan kepada Pemain yang Berlaga di Piala Dunia 2018

Belum lepas dari ingatan kita apa yang terjadi pada Andres Escobar beberapa tahun yang lalu. Tepatnya di Piala Dunia 1994, di mana saat itu Kolombia menjadi salah satu jagoan untuk menjadi juara dunia. Sayangnya, ekspektasi besar yang hinggap dalam skuat arahan Francisco Maturana itu dapat mereka hidupkan dan Escobar menjadi korban nyawa akibat gol bunuh dirinya yang benar-benar berujung maut.

Sebelum Escoba dibunuh, beberapa pemain, termasuk sang pelatih, mendapat ancama pembunuhan karena kegagalan mereka di Piala Dunia 1994. Bertahun-tahun sudah kasus itu berlalu, hal semacam itu harusnya tidak terjadi lagi di zaman modern ini. Namun sayangnya, di tahun 2018, kasus seperti itu masih banyak ditemukan di kalangan pesepak bola. Alasannya sama, pemain tersebut punya andil dalam kekalahan timnya.

Paling terbaru adalah ancaman pembunuhan yang ditujukkan untuk penyerang Denmark, Nicolai Jorgensen. The Danish Dynamite sukses melaju ke babak 16 dan di sana mereka harus bertemu dengan lawan yang cukup berat yaitu Kroasia. Kedua tim mampu mencetak dua gol secara cepat di babak pertama, namun sampai di akhir babak kedua, skor tidak berubah. Pertandingan pun terpaksa lanjut sampai ke babak tambahan dan ketika skor tetap tidak berubah, drama adu penalti pun harus terjadi.

Kiper kedua tim menjadi sorotan di pertandingan tersebut. Kasper Schmeichel berhasil menahan dua tembakan sementara Danijel Subasic berhasil menahan tiga tembakan. Tiga pemain Denmark adalah Christian Eriksen, Lasse Schone dan penendang terakhir, Jorgensen. Kegagalan Jorgensen dalam mengeksekusi penalti disinyalir menjadi akar masalah dari ancaman pembunuhan tersebut.

Federasi sepak bola Denmark pada hari Selasa lalu melaporkan hal tersebut kepada polisi. Jorgensen mendapatkan hinaan dan ancaman pembunuhan di dunia maya lewat akun media sosialnya seperti Instagram dan Facebook.

“Hentikan. Masyrakat kita tidak akan menerima ancaman pembunuhan, baik kepada pemain yang berlaga di Piala Dunia, politisi, atau siapapun,” bunyi pernyataan federasi sepal bola Denmark di Twitter.

Sebelumnya, pemain Swedia, Jimmy Durmaz, juga menerima pelecehan yang berbau rasisme setelah pertandingan melawan Jerman di babak penyisihan grup. Dalam laga itu, Durmaz adalah orang yang memberikan sebuah tendangan bebas yang berhasil dimanfaatkan dengan baik oleh Toni Kroos. Skuat Blagult pun secara tegas merespons kasus pelecehan tersebut.

Pelecehan dan ancaman pembunuhan tidak layak disematkan kepada siapapun. Kita memang suka dan mencintai sepak bola, namun kita tidak punya alasan untuk melakukan aksi kriminal tersebut. daripada mengirimkan ancaman pembunuhan, ada baiknya kita memberikan semangat dan apresiasi yang lebih kepada pemain yang berjuang keras di Piala Dunia 2018.

Dan perlu diingatkan sekali lagi, ancaman pembunuhan tidak layak dijadikan bahan candaan.