Sudah lama Swedia tak merasakan babak perempat-final Piala Dunia, tepatnya sejak 1994. Kala itu Thomas Brolin dan kolega bahkan berhasil meraih medali perunggu setelah mengalahkan Bulgaria dengan skor telak 4-0 di perebutan tempat ketiga. Kini, kesempatan untuk mengulang hal yang sama bahkan lebih baik. tercipta setelah mereka berhasil menumbangkan Swiss dengan skor tipis 1-0 di babak 16 besar, yang berlangsung pada Selasa malam (3/7) di Saint Petersburg.
Pada laga ini, Swedia kembali bermain dengan formasi 4-4-2. Tak ada perubahan berarti pada susunan pemain pilihan Janne Andresson, kecuali masuknya Gustav Svensson untuk menggantikan Sebastian Larsson yang terkena akumulasi kartu. Sementara Swiss, yang tetap mengandalkan formasi 4-2-3-1 membuat perubahan cukup signifikan di lini belakang.
Hukuman kartu yang dijalani Fabian Schar dan sang kapten, Stephan Lichtsteiner, membuat Vladimir Pekovic memasang Michael Lang dan Johan Djourou untuk menggantikan keduanya. Selain itu, posisi striker tunggal tak lagi diberikan kepada Haris Seferovic, melainkan kepada Josip Drmic.
Laga berjalan relatif membosankan di babak pertama. Swiss banyak mengandalkan sektor sayap untuk membuka ruang pertahanan Swedia, terutama di sisi kanan, tempat Xherdan Shaqiri berada. Namun banyaknya crossing yang dikirim menuju kotak penalti Swedia lebih sering terbuang percuma dibandingkan menemui sasaran.
Sulitnya Schweizer Nati menembus lini pertahanan Swedia ini membuat upaya tembakan jarak jauh menjadi jalan keluar alternatif untuk mencoba membuka keunggulan, namun upaya Steven Zuber, Granit Xhaka, Ricardo Rodriguez, hingga Blerim Dzemaili tak ubahnya latihan rutin bagi kiper Swedia, Robin Olsenn.
Swedia sendiri terlihat lebih berbahaya ketika sedang menguasai bola. Absennya dua pilar utama di lini belakang Swiss terlihat begitu mempengaruhi kekokohan benteng pertahanan mereka. Begitu mudahnya para pemain Swedia terlepas dari penjagaan. Sebanyak 7 peluang yang dimiliki Swedia sebagian besar terjadi di kotak penalti Swiss, meski banyak yang melenceng jauh dari sasaran.
Peluang terbaik mereka dimiliki oleh Albin Ekdal di menit 41. Mantan pemain Juventus ini berdiri bebas saat menerima umpan, namun penyelesaian akhirnya begitu buruk dan melambung ke angkasa. Babak pertama berakhir tanpa gol.
Memasuki babak kedua, kondisinya hampir tak berubah seperti di babak pertama, khususnya pada 20 menit pertama. Baik Swedia maupun Swiss sama-sama kesulitan menicptakan peluang, bahkan permainan mereka terkesan monoton. Namun kondisinya berubah seketika di menit 66.
Aksi individu Emil Forsberg berhasil menciptakan ruang kosong di depan kotak penalti Swiss. Winger RB Leipzig ini pun tanpa ragu melepaskan tembakan. Tak berbahaya sebetulnya, apalagi Yann Sommer sudah berhasil membaca arah tembakan itu. Namun keberadaan Manuel Akanji yang berusaha memblok tendangan itu justru berubah menjadi bencana. Defleksi bola dari kaki Akanji justru meluncur deras ke gawang Sommer yang hanya menatap terpaku.
Tertinggal satu gol, barulah Swiss meningkatkan daya dobrak. Seferovic dan Breel Embolo dimasukkan Vladimir Petkovic agar asa bertahan di Piala Dunia tetap terjaga. Jumlah percobaan yang dilakukan Swiss pun mencapai 11 percobaan, namun tak satupun yang benar-benar berhasil mengancam gawang Olsen, apalagi sampai membobolnya.
Sebaliknya, Swedia hampir menggandakan keunggulan setelah wasit menunjuk titik putih di masa injury time, setelah Martin Olsen yang berlari bebas dalam situasi serangan balik dijatuhkan oleh Michael Lang. Namun tayangan Video Assistant Referee (VAR) mengubah keputusan tersebut menjadi tendangan bebas saja. Ola Toivonen mengeksekusinya, namun Sommer masih sigap menghalaunya. Itulah peluang terakhir di laga ini.
Kemenangan ini terasa manis untuk Swedia. Tanpa perlu diisi banyak pemain bintang, mereka berhasil melakukan sesuatu yang tak bisa dilakukan oleh Zlatan Ibrahimovic sepanjang kariernya, yakni lolos ke perempat-final Piala Dunia untuk pertama kalinya sejak 24 tahun silam.