Pertandingan di babak 16 besar Piala Dunia 2018 dibuka oleh duel sepasang negara raksasa, Prancis dan Argentina. Disaksikan oleh sekitar 43 ribu suporter yang memenuhi Stadion Kazan Arena, masing-masing tim punya ambisi besar buat memenangkan laga sekaligus membuka pintu ke babak perempat-final.
Anak asuh Didier Deschamps berada di fase ini setelah duduk sebagai raja di Grup C dengan koleksi tujuh poin, hasil dari dua kemenangan dan sekali seri. Akan tetapi, capaian tersebut tidak membuat Les Bleus beroleh pujian yang layak sebab aksi-aksi mereka di atas lapangan sungguh jauh dari kata ideal. Padahal, skuat Prancis memiliki kapabilitas mumpuni.
Setali tiga uang dengan sang calon lawan, tim besutan Jorge Sampaoli juga mempertontonkan performa yang begitu semenjana walau diperkuat banyak pemain hebat. Raihan empat angka hasil dari masing-masing sekali menang, seri dan, kalah jadi rapor La Albiceleste yang akhirnya duduk sebagai runner-up Grup D. Kondisi itu pun memancing kritik pendukung setia mereka.
Sadar kalau partai 16 besar memiliki esensi tinggi sehingga tak lagi bisa dipergunakan untuk bereksperimen, Deschamps dan Sampaoli, berketetapan untuk menerjunkan pasukan terbaiknya. Nama-nama seperti Antoine Griezmann, Kylian Mbappe dan Paul Pogba pada sisi Prancis serta Angel Di Maria, Lionel Messi, dan Marcos Rojo di kubu Argentina, menghiasi starting eleven.
Sedari sepak mula, partai kali ini menyuguhkan intensitas yang amat tinggi lantaran masing-masing kesebelasan coba menguasai laga guna mengkreasikan peluang. Tetapi seiring berjalannya waktu, pendekatan yang diperlihatkan kedua kubu amat bertolak belakang. Argentina jadi pihak yang sangat aktif dengan lebih banyak membawa bola untuk membongkar pertahanan sang lawan sedangkan Prancis cenderung pasif dan mengandalkan serangan balik.
Kendati demikian, Les Bleus adalah faksi yang beroleh kesempatan untuk memimpin terlebih dahulu. Sayang, sepakan bebas Griezmann hanya mencium mistar gawang Franco Armani.
Namun penantian suporter Prancis akhirnya terbayar lunas di menit ke-13. Berawal dari serangan balik, Mbappe berlari menggiring bola sejak area pertahanan sendiri hingga mendekati kotak penalti.
Reaksi terlambat yang diperlihatkan Marcos Rojo terhadap aksi pemain muda itu berakibat fatal. Gangguannya membuat Mbappe terjatuh sehingga wasit tak ragu menunjuk titik putih. Griezmann yang bertindak sebagai eksekutor, mampu menunaikan tugasnya secara brilian.
Setelah itu, ancaman-ancaman yang dilakukan Prancis, utamanya dalam memanfaatkan akselerasi lari Mbappe, begitu merepotkan lini pertahanan Argentina. Beruntung, anak asuh Deschamps gagal memperlebar jarak.
Mafhum bahwa mereka ada dalam keadaan tertinggal, La Albiceleste dengan sabar berupaya untuk mencari celah di lini pertahanan sang lawan. Tusukan lewat sayap dan teror dari tengah dilancarkan bertubi-tubi oleh Argentina yang bertumpu pada pergerakan Di Maria, Messi, serta Cristian Pavon.
Percobaan tak kenal lelah itu akhirnya membuahkan hasil manis bagi Argentina. Tepat pada menit ke-41, Di Maria melepaskan tendangan cantik dengan kaki kirinya untuk merobek jaring gawang Hugo Lloris. Alhasil, papan skor berubah jadi sama kuat dan pendukung Argentina yang hadir di Stadion Kazan Arena, bersorak gembira.
Kedudukan imbang 1-1 itu sendiri bertahan sampai wasit asal Iran, Alireza Faghani, meniup peluit tanda selesainya babak pertama.
Seusai rehat, intensitas tinggi pertandingan langsung tersaji bagi para penonton. Kedua kesebelasan sadar penuh kalau kemenangan cuma bisa didapatkan via gol demi gol yang lahir dari perjuangan mereka.
Hanya dalam tempo singkat, tepatnya di menit ke-48, Argentina sukses mengepak keunggulan setelah tendangan Messi membentur kaki Gabriel Mercado yang bikin laju bola berubah arah sehingga Lloris mati langkah.
Berada di atas angin, Argentina malah semakin kesulitan gara-gara teror deras Prancis yang bernapsu untuk menggelontorkan gol. Benar saja, diawali penetrasi Lucas Hernandez yang kemudian melepas umpan dari sektor kanan pertahanan La Albiceleste, Benjamin Pavard menghujamkan sepakan keras nan indah yang sukses menyamakan skor di menit ke-57. Game on!
Terlecut dengan gol tersebut, serangan Prancis mengalir semakin kencang. Situasi itu membuat para pemain belakang Argentina keteteran. Diinisiasi upaya Blaise Matuidi yang gagal menemui sasaran, bola rebound dikonversi secara presisi oleh Mbappe pada menit ke-64 buat mengantar timnya unggul dengan skor 3-2.
Namun Les Bleus belum puas dengan hal tersebut sehingga terus menggeber serangan ke jantung pertahanan Argentina. Lewat umpan dari kaki ke kaki yang dimulai oleh Lloris, bola sampai ke kaki Oliver Giroud yang lantas mengirimkannya kepada Mbappe. Tanpa ampun, penyerang berusia 19 tahun itu mencocor bola secara mendatar dan membuat gawang Armani bergetar untuk keempat kalinya.
Mengantongi selisih dua gol, Prancis langsung mengendorkan serangannya. Keadaan ini coba dimanfaatkan Argentina buat memburu gol balasan sebanyak-banyaknya. Namun nahas, cuma sundulan pemain pengganti, Sergio Aguero, saja yang membuahkan hasil di menit ke-93.
Manakala Faghani membunyikan peluit tanda jikalau laga ini berakhir, Mbappe dan kawan-kawan menyeruak sebagai kubu yang tertawa paling akhir usai menang dengan skor 4-3 sekaligus memastikan diri lolos ke perempat-final. Sementara Messi beserta kolega terpaksa meratapi hasil ini dan kudu memesan tiket kepulangan lebih awal.