Piala Dunia 2018

Para Peserta 16 Besar Piala Dunia 2018

Fase grup Piala Dunia Rusia 2018 resmi berakhir pada Jumat (29/8) dini hari, menyisakan segudang ketakjuban akan berbagai peristiwa yang terjadi di dalamnya mulai dari rekor gol bunuh diri yang lebih banyak dibanding top skor Piala Dunia sementara, hingga kejutan di beberapa laga dan tentunya tersingkirnya sang juara bertahan. Total 16 tim terbaik yang melaju akan mulai bermain pada Sabtu (30/6) malam WIB, jadi hanya ada satu hari untuk beristirahat, sebelum kembali disuguhkan kelanjutan drama yang terjadi di Rusia! Berikut kami ulas para peserta di Babak 16 Besar nanti.

Juara Grup A: Uruguay

Los Charruas sudah diunggulkan sejak daftar peserta grup dibagikan, banyak pengamat menilai Diego Godin dan kolega mampu menebus babak 16 besar dengan mudah karena miliki kualitas pemain yang di atas Rusia, Mesir dan Arab Saudi. Mereka lantas membuktikannya dengan cara yang unik. Gaya permainan pragmatis yang digunakan Oscar Tabarez, mampu membuat mereka menyimpan tenaga ketika menang tipis kontra Mesir dan Arab Saudi sebelum menggasak tuan rumah Rusia.

Di babak 16 besar mereka akan berjumpa dengan Portugal, runner-up Grup B, yang kualitasnya jelas di atas lawan-lawan Uruguay di fase grup. Jelas menjadi sebuah tantang tersendiri karena Portugal juga datang sebagai status Raja Eropa.

Runner-Up Grup A: Rusia

Rusia sejauh ini menjadi tuan rumah yang baik, mereka mempertontonkan keperkasaan bangsanya di hadapan presiden Vladimir Putin dengan membungkam Arab Saudi lima gol tanpa balas di pertandingan pembuka. Gol-gol itulah yang membuat romansa kejayaan sepak bola era Uni Soviet kembali dirasakan seantero negeri.

Sbornaya kemudian kembali menang kala jumpa Mohamed Salah dan kawan-kawan. Di matchday kedua, tak hanya mengamankan satu tempat di babak 16 besar, beberapa nama seperti Denis Cheryshev dan Aleksandr Golovin ikut terkena getah penampilan apik anak asuh Stanislav Cherchesov tersebut. Keduanya digadang-gadang sebagai komoditi panas bursa transfer musim panas.

Sayang di babak 16 besar nanti Sbornaya diadang Spanyol, yang berstatus juara Grup B. Bukan tidak mungkin mimpi mereka untuk melangkah lebih jauh terhenti di tangan La Furia Roja. Akankah hadir kejutan dari sang tuan rumah?

Juara Grup B: Spanyol

Spanyol melewati fase grup dengan beberapa keberuntung dan kesialan. Beruntung mereka mempunyai Diego Costa yang menutup kesialan David De Gea saat ditahan seri Portugal 3-3 di laga perdana. Andres Iniesta dan kawan-kawan juga patut berterima kasih pada sosok eks striker Chelsea tersebut karena gol tunggalnya atas Iran membuat langkah La Furia Roja diuntungkan untuk ke babak 16 besar. Sayang Spanyol nampaknya tak benar-benar berniat keluar sebagai juara grup, koleksi 7 poin yang digapai di Grup B juga berkat hasil seri kontra Maroko di pertandingan terakhir.

Rusia yang jadi lawan berstatus runner-up Grup A dan juga tuan rumah punya sejumlah pemain yang lebih baik dari Iran dan Maroko. Fernando Hierro yang ditunjuk satu hari sebelum Piala Dunia resmi dibuka harus punya strategi jitu jika tak ingin predikat aji mumpung melekat pada Spanyol.

Runner-Up Grup B: Portugal

Ketimbang Spanyol, Portugal sesungguhnya lebih layak untuk menjadi kampiun Grup B. Meski aroma kuat Ronaldo-sentris masih terasa di skuat Selecao das Quinas, apalagi usai pemain kelahiran Madeira ini jadi sosok kunci kemenangan atas Maroko di matchday kedua setelah sebelumnya mencetak trigol ke gawang David De Gea. Sayang mereka hampir saja gagal lolos andai sundulan Saeid Ezatolahi tak melebar di sebelah kanan gawang Rui Patricio di matchday ketiga.

Jadilah Portugal runner-up Grup B karena kalah agresif dari La Furia Roja dalam urusan mencetak gol, dan menjamu Uruguay di babak 16 besar nanti jelas bukan perkara mudah bagi Fernando Santos. Jika berhasil tundukkan duet maut, Edinson Cavani – Luis Suarez, di lapangan barulah Ronaldo dapat sedikit lebih lega memikirkan gelar top skor, eh, gelar juara bersama Portugal.

Juara Grup C: Prancis

Les Bleus tampil di atas angin dengan dua kemenangan atas Australia dan Peru di babak Grup C, meski masih banyak yang meragukan kualitas skuat muda nan mewah yang dibesut oleh Didier Deschamps. Prancis juga mencatatkan rekor unik kala bermain imbang tanpa gol menghadapi Denmark di matchday ketiga. Hasil tersebut jadi satu-satunya hasil 0-0 pertama di Piala Dunia 2018.

Lawan yang tak mudah, sesungguhnya, menanti mereka di babak 16 besar: Lionel Messi dan sekumpulan pemain berkebangsaan Argentina yang beruntung mampu melaju ke fase gugur. Satu hal mungkin yang wajib diwaspadai Antoine Griezmann dan kawan-kawan adalah kebangkitan La Albiceleste sejak matchday ketiga. Meski angin kemenangan masih sangat mungkin bertiup ke arah mereka.

Runner-Up Grup C: Denmark

Tanpa ‘Lord’ Nicklas Bendtner, Denmark mampu mengawali Piala Dunia sedikit lebih baik dari Prancis, yakni dengan menang tanpa kebobolan melawan Peru. Sayang performa Christian Eriksen dan kawan-kawan sedikit menurun usai ditahan imbang The Socceroos. Australia kembali memiliki peluang, beruntung Mile Jedinak dan kawan-kawan justru ditaklukan Peru di saat sumbu ledak Danish Dynamite mampet di tangan Prancis.

Di babak 16 besar mereka akan berjumpa dengan sesama tim Eropa, Kroasia, yang tampil apik selama babak grup dengan menciptakan sembilan poin hasil dari tiga kemenangan dalam tiga laga. Bukan tidak mungkin Vatreni akan kembali menyumbat sang dimanit.

Juara Grup D : Kroasia

Kroasia tampil tanpa cela di Grup D, diawali dengan menaklukan tim yang kini lagi ngehits di kalangan kawula muda, Nigeria. Kecemerlangan Luka Modric dan kawan-kawan juga ditunjukkan kala berhasil mengagalkan Argentina yang butuh poin untuk lolos usai ditahan seri Islandia di matchday pertama. Tak tanggung-tanggung tiga gol mampu disarangkan ke gawang Willy Caballero. Meski tak benar-benar memulangkan Argentina dari Rusia, Zlatko Dalic, dengan jenius mampu mempertontonkan kembali kekuatan Kroasia sebagaimana masa keeemasan mereka dulu.

Denmark, yang berstatus sebagai runner-up Grup C, akan menjadi halangan yang cukup merepotkan. Mereka mampu menahan calon juara, Prancis, dengan skor kacamata di fase grup. Bukan tidak mungkin hal tersebut akan dilakukan Christian Eriksen dan kawan-kawan, bisa jadi laga antara keduanya berjalan lebih dari 2 x 45 menit.

Runner-Up Grup D: Argentina

Argentina terbilang amat sangat beruntung untuk berada di daftar ini. Bayangkan dengan individu-individu yang memiliki skill di atas rata-rata lawan mereka di Piala Dunia, Jorge Sampaoli tak mampu meracik La Albiceleste menjadi tim yang menakutkan. Hal tersebut tersaji kala Lionel Messi dan kolega ditahan seri sang debutan, Islandia, dan takluk dari Kroasia tiga gol tanpa balas. Beruntung mereka mampu menang tipis atas Nigeria, tim yang sejatinya menyelamatkan Argentina dari tepi jurang, pada matchday ketiga.

Singkat saja, mari berdoa agar Prancis tak kembali membuat Lionel Messi pensiun dari La Albiceleste usai babak 16 besar. Meski sulit rasanya Argentina untuk melaju ke babak selanjutnya.

Juara Grup E: Brasil

Selecao sempat dikejutkan oleh Swiss di laga perdana, kala sepakan keras Philippe Coutinho di babak pertama mampu disamakan sundulan Steven Zuber di babak kedua. Anak asuh Tite bahkan dipaksa bekerja keras sebelum mampu membobol gawang Keylor Navas di interval sepuluh menit terakhir di matchday kedua. Meski demikian demi mengejar ambisi merengkuh gelar Piala Dunia keenam Neymar dan kawan-kawan mampu mengalahkan Serbia di laga terakhir.

Kemenangan di matchday ketiga menjadi kunci Brasil menjaga posisi puncak dan bertemu lawan yang lebih muda di fase gugur. Hasil tersebut akhirnya terwujud, kendati Meksiko yang tampil baik sebagai runner-up Grup F sudah menunggu mereka.

Runner-Up Grup E: Swiss

Lain Brasil, lain Swiss. Mereka sejatinya lebih diunggulkan ketimbang Brasil karena di dua laga awal berhasil menahan imbang Brasil dan membungkam Serbia di partai yang begitu emosional bagi sejumlah pemain Rossocrociati. Sayang di pertandingan ketiga yang seharusnya mudah dilewati Sherdan Xhaqiri dan kawan-kawan hanya bermain imbang dengan Kosta Rika.

Swedia yang akan jadi batu sandungan di babak 16 besar patut diwaspadai, ketiadaan Zlatan Ibrahimovic di lapangan justru membuat Blagult tampil tanpa ekspektasi terlalu tinggi bersama komandan baru mereka, Emil Forsberg. Duel Si Merah verus Si Kuning dari benua Eropa ini akan jadi salah satu duel menarik di babak 16 besar.

Juara Grup F: Swedia

Tanpa mengecilkan kekalahan dramatis mereka melawan Jerman di matchday kedua, sesungguhnya Swedia merupakan tim besar dan layak menjadi juara Grup F. Di cap beruntung kala menang tipis melawan Korea Selatan di babak pertama, Janne Andersson buktikan bahwa anak asuhnya tak ingin sekedar numpang lewat di Piala Dunia 2018 dengan membekuk Meksiko di partai terakhir.

Lawan yang dihadapi di babak 16 besar adalah Swiss, tim yang kurang lebih miliki gaya bermain yang hampir mirip dengan Jerman. Swedia yang membawa beban perwakilan Eropa Utara, usai Islandia gagal melaju, harus menunjukkan keperkasaan bangsa Viking di Piala Dunia 2018!

Runner-Up Grup F: Meksiko

Meksiko tampil di luar ekspektasi saat mengalahkan Jerman, sang juara bertahan, dengan skor tipis 1-0. Bahkan Guillermo Ochoa dan kawan-kawan mampu memastikan diri lebih dulu melangkah ke babak 16 besar usai menundukkan Korea Selatan di matchday kedua. Sayang kekalahan menyakitkan atas Swedia di partai terakhir sedikit menguncang hati para pemain El Tricolor.

Mengapa? Karena mimpi buruk kedua akan datang di babak 16 besar nanti, mau tidak mau mereka akan menghadapi Brasil, sang empunya gelar juara Piala Dunia terbanyak sepanjang sejarah.

Juara Grup G: Belgia

Sulit rasanya mengeluarkan Belgia dari daftar calon juara Piala Dunia 2018, meski warga Indonesia tak mampu melihat Radja Nainggolan berlaga di Rusia, pasti tak sedikit yang mendukung De Rode Duivels dalam perhelatan empat tahunan ini. Bagaimana tidak, kemewahan yang dimiliki generasi emas Belgia mampu mengatasi Panama dan Tunisia, sekaligus menahbiskan Romelu Lukaku sebagai kandidat peraih Golden Shoes. Bahkan para pemain (cadangan) Belgia tetap tampil ngotot, mereka menujukkan kelasnya dan berhasil meraih hasil sempurna di Grup G kala hadapi (pemain cadangan) Inggris di laga terakhir.

Jepang yang berstatus sebagai runner-up Grup H akan jadi lawan yang bisa dibilang sekedar ujian untuk mematangkan diri mereka untuk melawan Brasil di perempat-final. Ya, Brasil (atau justru Meksiko) yang ditakuti Inggris!

Runner-Up Grup G: Inggris

Kampanye “Football Coming Home” didengungkan warga Inggris usai Harry Kane dan kolega mampu mengatasi Tunisia dengan skor tipis 2-1 di matchday perdana. Propaganda yang disusun sedemikian rupa bahkan semakin menjadi-jadi kala The Three Lions memberondong setengah lusin gol ke gawang Jaime Penedo, kiper utama timnas Panama. Inggris yang digosipkan “sengaja mengalah” demi mengabulkan impian mereka menjadi runner-up Grup G benar-benar kalah dari Belgia di laga terakhir.

Gareth Southgate patut bersyukur sekaligus waspada karena akan berjumpa Kolombia di babak 16 besar, wakil Amerika Latin yang secara nyata harus mereka hadapi ketimbang berfantasi berjumpa Brasil. Jika memang lolos dari jerat Kolombia, Swedia atau Swiss bisa jadi lawan yang tanggung untuk Harry Kane dan kawan-kawan di perempat-final. Salah strategi?

Juara Grup H: Kolombia

Los Cafeteros patut bersyukur, karena mereka mampu lolos dari lubang jarum usai dikalahkan Jepang di laga perdana meski dengan embel-embel kartu merah yang diterima Carlos Sanchez. Radamel Falcao dan kolega kemudian menunjukkan kelasnya sebagai wakil berbahaya dari Amerika Latin usai mengantar Polandia dan Senegal pulang ke rumah masing-masing di dua laga akhir.

Pertemuan mereka dengan Inggris nantinya akan jadi batu sandungan Jose Pekerman. Mampukah Kolombia menunda sepak bola untuk kembali pulang ke ‘rumahnya'?

Runner-Up Grup H: Jepang

“Jepang, Cahaya Asia!” meski semboyan tersebut sedikit membuka luka lama di era penjajahan dulu, kita sebagai orang Asia mau tidak mau, suka tidak suka, patut berbangga hati karena Samurai Blue menjadi satu-satunya wakil Asia di fase gugur ini. Akira Nishino dengan jenius meracik skuat yang mampu berbicara banyak di “Grup Neraka” meski dicap beruntung kala menang atas Kolombia di partai pedana. Mereka juga mampu bermain imbang dengan Senegal dan hanya kalah tipis atas Polandia untuk sekedar lolos sebagai runner-up.

Sayang kelolosan Jepang akan segera menjadi petaka ketika tahu lawan yang akan mereka hadapi di babak 16 besar nanti adalah Belgia dengan skuat yang digadang-gadang sebagai generasi emas mereka. Jadi bisakah Keisuke Honda dan kawan-kawan memperpanjang nafas mereka di Piala Dunia 2018?