Piala Dunia 2018

Piala Dunia 2018, Serbia vs Brasil: Menanti Tarian Samba Sesungguhnya di Fase Gugur

Brasil banyak belajar dari tim besar lain yang mati-matian di laga terakhir untuk bisa lolos, termasuk juga mengambil keputusan untuk tidak berlebihan walaupun unggul secara materi pemain. Kekalahan Jerman beberapa jam sebelum membuat Brasil bermain sangat hati-hati dan tidak menggebu-gebu di awal.

Tidak seperti kebanyakan tim non-unggulan bertemu tim besar, Serbia di awal babak pertama tampil sangat ngotot untuk menerapkan high pressing sehingga tim Samba tidak nyaman memainkan bola. Beberapa kali terlihat Serbia mampu menekan dua sisi sayap Marcelo dan Fagner untuk mengirimkan bola ke kotak penalti. Ya walaupun pada akhirnya percobaan mereka selalu gagal, namun setidaknya anak asuh Mladen Krstajić tunjukkan semangat tidak mudah kalah begitu saja melawan tim semewah Brasil.

Sebaliknya, Neymar dan kolega terlihat gugup dan terkejut dengan cara bermain Serbia di awal. Sehingga beberapa momen pun terlihat Brasil sering salah memegang bola terutama untuk para gelandang. Fokus awal mereka mulai serangan pun masih tertuju kepada bek kiri Marcelo, sesuatu yang sudah ditebak dan dicari solusinya oleh Serbia dengan menempatkan Antonio Rukavina dan Dusan Tadic untuk tidak ragu menekan Marcelo di kiri.

Namun uniknya, saat Marcelo ditarik keluar karena cedera di menit ke-10 dan digantikan oleh Felipe Luis, secara perlahan Brasil mulai temukan ritme dalam mengontrol permainan. Tipikal Felipe Luis yang secara naluri lebih kuat bertahan membuat serangan Brasil lebih bervariasi dari berbagai sisi. Selain itu, mereka juga memanfaatkan kecepatan para gelandang dan pemain depan terutama Neymar-Philippe Coutinho-Gabriel Jesus-Willian.

Strategi tersebut membuat Serbia kewalahan dan banyak melakukan pelanggaran. Tercatat sepanjang babak pertama, Aleksandar Kolarov dan kolega catatkan 9 pelanggaran kepada para pemain Brasil. Dan tidak aneh, jika kebanyakan pelanggaran tersebut tertuju untuk Neymar. Secara permainan pun, juara dunia 5 kali ini bisa membaik terutama setelah 30 menit laga berjalan.

Kebuntuan anak asuh Tite pun berakhir di menit ke-36. Umpan indah dari Philippe Coutinho ke kotak penalti Serbia tidak ragu disambar oleh Paulinho yang pergerakannya tidak terlihat oleh dua bek tengah Veljkovic-Milenkovic. Gol ini merupakan ciri khas dari gelandang Barcelona ini. Keunggulan satu gol bertahan hingga jeda.

Pola di babak pertama seperti terulang saat memasuki babak kedua. Hingga menit ke-65, Serbia mampu menekan Brasil dan bahkan ada dua momen peluang emas dari kepala Aleksandar Mitrovic yang masih bisa dimentahkan oleh Thiago Silva dan Alisson Becker. Bahkan ada satu momen di mana 20 pemain di lapangan berkumpul di area pertahanan Brasil, sesuatu yang sangat jarang terjadi.

Namun setelahnya, justru lagi dan lagi Brasil yang mampu memanfaatkan momen. Di menit ke-68, sepakan pojok Neymar mampu dimanfaatkan oleh Thiago Silva dengan sundulan telak yang menghujam gawang Vladimir Stojkovic. Unggul dua gol membuat di sisa laga Brasil tampil sangat santai dan tidak terburu-buru bahkan sedikit membiarkan Serbia memegang bola. Wajar karena Serbia butuh tiga gol tambahan dan kemenangan Swiss untuk lolos dan mengirim Brasil pulang kampung. Pada nyatanya, Swiss hanya mampu imbang.

Keunggulan dua gol Brasil bertahan hingga akhir laga. Jika boleh memberikan sedikit opini, permainan Brasil masih belum sesuai standar yang mereka tunjukkan ketika fase kualifikasi Amerika Selatan. Mereka masih bisa lebih ‘kejam’ untuk bisa mengalahkan lawan. Menarik menanti penampilan mereka di fase gugur.

Langkah tidak mudah di fase gugur

Dengan terhentinya Jerman di fase grup, semakin memudahkan Neymar dan kolega melenggang jauh di Piala Dunia kali ini. Sebelumnya, andaikan Jerman menang melawan Korea Selatan, maka kemungkinan mereka akan menempati runner-up Grup F dan bertemu Brasil sebagai juara grup dan mengulang partai semifinal empat tahun silam yang tentu tidak ingin diingat segenap penggemar Brasil.

Namun gugurnya Jerman tidak serta merta memudahkan mereka di fase gugur. Di babak 16 besar nanti, Meksiko sudah menanti, lawan yang di Piala Dunia kali ini mampu mengalahkan juara bertahan Jerman. Terakhir kali kedua negara bertemu yaitu di Piala Dunia 2014, saat fase grup yang berakhir sama kuat tanpa gol.

Jikapun lolos dari babak 16 besar, kemungkinan lawan selanjutnya Brasil bisa jadi Inggris/Belgia, Prancis/Argentina, atau Uruguay/Portugal. Semua lawan yang tentu tidak bisa dianggap sebelah mata. Terlebih di Piala Dunia kali ini, tim-tim non-unggulan seperti mendapat ekstra kekuatan saat berhadapan dengan tim bertabur skuat yang mewah.