Piala Dunia 2018

Piala Dunia 2018, Argentina Nigeria: Tawa Argentina, Tangis Nigeria

Argentina tiba di partai hidup dan mati mereka di Piala Dunia 2018. Hidup dan mati rasanya tak berlebihan. Bagaimana tidak, tiga poin, ditambah dengan catatan Islandia tak menang dengan selisih gol lebih atas Kroasia, wajib diraih kala berhadapan dengan Nigeria apabila ingin lolos dari fase grup. Rentetan  hasil menyedihkan di dua laga awal—imbang melawan debutan Islandia serta digulung Kroasia dengan tiga gol tanpa balas—membuat Jorge Sampaoli dan anak asuhnya kedatangan banjir kritik.

Sampaoli pun tampak sadar bahwa ia harus membuat perubahan, entah dalam skemanya, susunan pemainnya, atau bahkan keduanya. Opsi terakhir dilakukan oleh pelatih berkepala plontos ini. Ia membuang skema tiga bek nya menjadi empat bek. Pemain-pemain yang oleh pemimpin redaksi kami disebut seperti badut, Maximilliano Meza dan Marcos Acuna, serta kiper uzur Willy Caballero, sayap kanan tanggung, Eduardo Salvio, dan bahkan Sergio Aguero dibangku cadangkan.

Di sisi lain, Nigeria hanya membutuhkan hasil imbang untuk dapat lolos ke babak selanjutnya. Telah mengoleksi tiga poin, The Super Eagles pun menyimpan asa yang besar untuk menembus fase grup. Hal ini dapat dilihat ketika Gernot Rohr, pelatih kepala Nigeria, tak mengganti starter yang berhasil mendapat kemenangan atas Islandia dengan skor 2-0. Ambisi mereka untuk meladeni musuh yang familiar—sudah lima kali Nigeria bertemu Argentina di Piala Dunia—tak bisa diragukan.

Ketika pertandingan babak pertama dimulai, tak heran melihat La Albiceleste langsung menekan lawannya. Kehadiran Ever Banega di lini tengah Argentina memberikan dampak yang amat positif. Playmaker yang satu ini mampu memberikan kreativitas bagi timnya, dengan diawali oleh operan cerdik bagi Nicolas Tagliafico, yang sayangnya tembakannya masih melebar.

Hingga pada akhirnya, di menit 14, Banega memperlihatkan bahwa ia merupakan pemain penting bagi Sampaoli. Umpan terobosannya berhasil dikontrol dengan sempurna oleh (siapa lagi?) Lionel Messi, yang kemudian menyelesaikan upayanya lewat sepakan kaki kanan yang menghujam tajam gawang Francis Uzoho, kiper Nigeria.

Setelah gol ini, praktis pertandingan dikuasai oleh Argentina. Nigeria sempat mengancam melalui Victor Moses dan Kelechi Iheanacho, namun tak ada yang benar-benar berarti. Sementara, Argentina menebar teror melalui Banega, Angel Di Maria, Gonzalo Higuain, dan tentunya Messi. Peluang terbaik finalis Piala Dunia 2014 ini datang di menit 34, ketika tendangan bebas kapten mereka membentur mistar gawang yang dijaga oleh Uzoho. Untung bagi Nigeria, lawan mereka gagal menambah gol hingga babak pertama berakhir.

Namun, bukan Argentina namanya apabila tak menyulitkan diri sendiri. Baru tiga menit babak kedua berjalan, Nigeria mendapat hadiah penalti dari lawannya setelah pemain bertahan senior, Javier Mascherano, melanggar Leon Balogun ketika bertahan dalam tendangan penjuru. Meski sempat ada perdebatan, penalti tetap diberikan dan Moses berhasil mengeksekusinya dengan sempurna.

Pasca kekonyolan Mascherano ini, bisa terlihat bahwa Argentina mulai panik dan dominasi yang mereka tunjukkan di babak pertama luntur. Meskipun bola tetap lebih banyak mereka kuasai, tak ada produk akhir yang substansial karena serangan mereka kerap kali mentok akibat salah umpan atau dribel yang sia. Kredit juga patut diberikan kepada pertahanan Nigeria yang semakin terorganisir dan solid sejak menit pertama babak kedua dimulai.

Argentina hampir membuat kekonyolan serupa di menit 77. Nigeria tiba-tiba mampu memukul cepat lewat serangan balik, hingga memaksa Marcos Rojo membuat sapuan yang kikuk. Bola sempat mengenai bek Manchester United ini, namun VAR menyatakan bahwa tak ada penalti kedua bagi Nigeria.

Ketika semua orang, terlebih penggemar Messi dan Argentina, mulai pasrah, dewi fortuna hadir bagi skuat asuhan Sampaoli. Di menit 86, umpan silang Mercado berhasil mengirimkan umpan silang yang disambut sempurna oleh Rojo yang maju hingga kotak penalti lawan. Selebrasi besar pun dilakukan oleh skuat Argentina, termasuk Sampaoli yang berlari kegirangan.

Pada akhirnya, Argentina berhasil lolos dari grup D, sekaligus lolos dari rasa malu setelah hampir terlempar dari fase grup. Namun, masih banyak hal yang harus dibenahi, terlebih mereka akan berhadapan dengan salah satu jagoan dari Eropa, Prancis, di babak 16 besar nanti. Bagi Nigeria, kekalahan ini tentunya terasa menyakitkan, namun setidaknya mereka bisa pulang ke negaranya dengan kepala tegak karena telah memberikan perlawanan yang mengagumkan.