Pertandingan antara Nigeria dan Argentina tadi malam memang sayang bila dilewatkan. La Albiceleste kembali membuat keajaiban dengan mengalahkan Super Eagles dan akhirnya lolos ke babak 16 besar setalah sempat dipertanyakan oleh beberapa orang karena hasil buruk di dua pertandingan mereka. Selain keajaiban yang ditunjukkan oleh Lionel Messi dan kawan-kawan, pertandingan tadi malam juga menyajikan drama yang seru untuk diperbincangkan.
Drama yang sampai saat masih diperdebatkan adalah handball yang dilakukan oleh Marcos Rojo pada menit ke-75. Nigeria melancarkan sebuah serangan cepat yang membuahkan sebuah umpan lambung ke kotak penalti Argentina. Rojo mencoba menyundul bola untuk menghambat lajut bola. Meski pada akhirnya bola jatuh ke kaki Odion Ighalo, mantan pemain Watford itu gagal memanfaatkan kesempatan yang ada.
Setelah gagal menemui sasaran, Ighalo melakukan protes untuk memberikan timnya penalti kedua. Namun, wasit yang memimpin jalannya pertandingan, Cuneyt Cakir, tidak meniup peluit dan menolak untuk memberikan Super Eagles sebuah penalti. Walau sudah berkonsultasi dengan menggunakan Video Assistant Referee (VAR), wasit asal Turki ini tetap bertahan dengan keputusan pertamanya.
Keputusan tersebut pada akhirnya menjadi kontroversi setelah pertandingan selesai. Kapten Nigeria, John Obi Mikel, frustasi dengan keputusan tersebut dan tidak paham kenapa Cakir tidak memberikan timnya penalti padahal handball itu terlihat jelas sekali. Lalu, apakah keputusan Cakit sudah tepat?
Jika melihat dari tayangan ulang, bola memang mengenai tangan dari Rojo. Namun, bola lebih terlebih dahulu mengenai kepala bek Manchester United itu. Beberapa pengamat mengatakan ada peraturan baru mengenai hal tersebut dan peraturan itulah yang menyebabkan wasit tidak memberikan hadiah penalti. Namun setelah penulis melihat Laws of the Game, peraturan baru tersebut tidak ditemukan.
Di dalam Laws 12 yang membahas handball, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh wasit. Pertama, gerakan yang terjadi adalah gerakan tangan ke bola, bukan gerakan bola ke tangan. Kedua, jarak antara pemain lawan dan bola. Lalu ketiga, posisi tangan si pemain itu sendiri. Dan yang paling terpenting dari semua itu adalah, ada unsur kesengajaan dalam proses terjadinya handball.
Poin terakhir nampaknya menjadi alasan terkuat Cakir dalam membuat keputusan tadi malam. Ketika melihat dengan mata kepala sendiri maupun melihat tayangan ulang VAR, Cakir menganggap bahwa bola tidak sengaja mengenai tangan dari Rojo.
Namun tentu ada beberapa orang yang tidak beranggapan demikian. Ada beberapa alasan kenapa wasit harus memberikan hadiah penalti kepada Nigeria dan salah satu alasan yang diberikan oleh sebagian orang adalah tangan Rojo menghambat laju bola.
Hal serupa sebenarnya terjadi di pertandingan antara Iran dan Portugal. Bedanya, sundulan pemain Iran-lah yang membuat bola mengenai tangan dari seorang Cedric Soares. Meski terlihat tidak ada unsur kesengajaan, wasit tetap memberikan sebuah penalti kepada Iran setelah melihat VAR.
Lalu apa inti dari tulisan ini? Interpretasi wasit berbeda-beda. Ada yang akan menganggap itu penalti dan ada yang punya pemikiran yang sama seperti Cakir. Inilah drama sepak bola yang sering kalian agung-agungkan itu.