Piala Dunia 2018

Perkenalkan: Telstar Mechta, Bola Resmi untuk Fase Gugur Piala Dunia 2018

Babak grup Piala Dunia 2018 akan segera berakhir. Hingga saat ini, dua grup pertama sudah menyelesaikan tiga pertandingannya, disusul oleh Grup C dan D yang akan berlangsung malam nanti. Menjelang fase gugur yang akan berlangsung sebentar lagi, FIFA telah memanaskan suasana lewat pengumuman bola terbarunya yang akan digunakan dalam babak selanjutnya nanti.

Bola tersebut dinamakan Telstar Mechta. Bola yang dikreasikan oleh adidas tersebut secara desain maupun teknologi sama dengan Telstar 18, bola yang digunakan di fase grup. Kedua bola ini sama-sama ditanam chip NFC, yang akan membuat pemakai bola dapat berinteraksi dengan bola tersebut menggunakan ponsel pintar. Perbedaan yang paling kasat mata antara Telstar Mechta dan Telstar 18 adalah warna merah menyala yang ada di corak bola tersebut.

Dilansir dari situs resmi FIFA, warna merah tersebut terinspirasi dari warna nasional Rusia sebagai penyelenggara Piala Dunia 2018. Tak hanya itu, warna merah tersebut juga menggambarkan dari panasnya kompetisi fase gugur Piala Dunia.

Nama Mechta sendiri berasal dari bahasa Rusia yang berate ‘mimpi’ atau ‘ambisi’. Menurut Dean Lokes, Wakil Direktur Produksi adidas, Mechta memang didesain sedemikian rupa untuk fase gugur Piala Dunia 2018.

“Telstar 18 adalah langkah besar dari kami secara teknik dalam membuat bola resmi. Dengan Telstar Mechta, kami telah menambahkan inovasi dari Telstar 18 dan memberikan imajinasi yang berbeda, membuat bola ini cocok dengan tekanan dan atmosfer di fase gugur Piala Dunia,” ujar Lokes dikutip dari situs resmi FIFA.

Telstar Mechta pun mendapat pujian dari Jean-Francois Pathy, Direktur Pemasaran dan Pelayanan FIFA.

“Tahun ini, adidas kembali membuat bola yang didesain dengan indah, bola Telstar Mechta, yang telah memberikan inovasi dan performa menawan bagi sepak bola.”

Edisi bola Telstar keluaran adidas untuk Piala Dunia ini memang sempat mendapat keluhan sebelum Piala Dunia berlangsung dari beberapa kiper seperti Marc-Andre ter Stegen, Pepe Reina, dan David de Gea karena bola ini kerapkali sulit diprediksi dan licin ketika ditangkap. Namun, sejauh putaran final Piala Dunia dimulai, bola ini mendapat resepsi yang cukup netral, tak seperti pendahulunya, Jabulani, di Piala Dunia 2010 lalu.