Piala Dunia 2018

Piala Dunia 2018, Spanyol vs Maroko: Hasil Imbang yang Menyisakan Banyak Pekerjaan Rumah bagi La Roja

Sebelum laga ini dimulai, siapa sangka Spanyol harus bersusah payah menghadapi Maroko? Nyatanya selama 90 menit Sergio Ramos dan kolega harus berterima kepada Video Assistant Referee (VAR) yang menyelamatkan wajah mereka di partai terakhir Grup B, di mana mereka harus puas bermain imbang 2-2.

Datang dengan kemewahan di lini tengah, itu pula yang ditunjukkan Spanyol di tiga partai fase grup, termasuk di laga kali ini. Fernando Hierro mencoba menurunkan Thiago Alcantara untuk menemani Sergio Busquets di lini tengah, dan menggeser Andres Iniesta ke sisi kiri sayap Spanyol. Strategi ini persis seperti saat mereka ditahan imbang Portugal 3-3, hanya ketika itu posisi Thiago diisi oleh gelandang Atletico Madrid, Koke.

Sorotan babak pertama pun tertuju kepada gelandang senior Barcelona, Iniesta, yang turut menjadi aktor dalam dua gol yang tercipta di babak pertama. Pemain yang musim depan akan bermain di Vissel Kobe tersebut menjadi salah satu penyebab terjadinya gol Khalid Boutaib ke gawang David de Gea setelah ia salah berkomunikasi dengan Sergio Ramos.

Namun, seakan membayar kesalahannya tersebut, ia pula yang mengawali terjadinya gol balasan La Roja yang dicetak Isco Alarcon di menit 19. Operan pendek Diego Costa, mampu ia kuasai dengan sangat sempurna sebelum akhirnya mengirim umpan datar kepada Isco.

Setelah gol tersebut, Iniesta juga beberapa kali mampu menciptakan momen berbahaya, termasuk di menit ke-43 di mana umpan datarnya gagal diselesaikan Costa. Sekilas peluang ini mirip dengan proses terjadinya gol balasan Isco ke gawang Iran.

Sedangkan anak asuh Herve Renard sendiri sedikit menerapkan strategi berbeda dibanding saat mereka menghadapi Portugal. Sadar akan mewahnya barisan gelandang Spanyol, Herve menginstruksikan untuk sedikit bermain bertahan dan menumpuk pemain di belakang, sambil sesekali melakukan serangan. Taktik ini terbukti dengan terciptanya gol pembuka dari kaki Boutaib.

Selain Iniesta, penjaga gawang mereka, David de Gea, ikut menjadi sorotan di laga kali ini. Setelah di dua laga sebelumnya selalu gagal melakukan satupun penyelamatan, di partai kali ini ia akhirnya mampu membuat penyelamatan pertamanya di Piala Dunia 2018. Walaupun sempat gagal mengadang gol pertama Maroko, namun tercatat ada dua momen penting di mana de Gea membuat gawang juara dunia 2010 ini tetap aman.

Momen pertama di menit ke-25, di mana ia mampu menghadang laju bola dari Boutaib saat posisi satu lawan satu. Kemudian di menit ke-50 ia mampu meninju crossing berbahaya dari Hakim Ziyech sebelum sempat dimanfaatkan oleh para pemain depan Maroko.

Walaupun begitu, sosok de Gea tidak mampu berbuat banyak saat sundulan pemain pengganti Youssef En-Nesyri menghujam jala gawangnya di menit ke-81. Walaupun sebenarnya gol ini murni dari kelengahan Ramos yang kalah berduel dengen En-Nesyri di udara.

VAR dan tumpulnya Spanyol

Kontroversi laga ini dimulai di menit ke-90, saat posisi skor 1-2 untuk keunggulan Maroko, Iago Aspas mampu menyontek bola sodoran Dani Carvajal dan menjadi gol. Selepas gol ini, hakim garis langsung menyatakan Aspas dalam posisi offside, namun wasit utama Irmatov Ravshan mengubah keputusan setelah mendapat laporan dari wasit di ruang kontrol VAR. Sekilas keputusan ini sulit diterima para pemain Maroko, termasuk Achraf Hakimi yang terlihat sangat terpukul lewat keputusan tersebut.

Walau sukses mencetak dua gol, namun sejatinya La Roja masih sisakan banyak pekerjaan rumah di lini depan. Saat babak kedua, Hierro memutuskan untuk mengganti Costa dengan Iago Aspas, dan Thiago Alcantara dengan Marco Asensio, serta Rodrigo Moreno menggantikan David Silva. Pergantian ini baru menghasilkan di menit akhir, itupun gol yang disahkan lewat VAR.

Di babak 16 besar nanti, Spanyol akan menghadapi tuan rumah Rusia. Jika berkaca ke partai terakhir di mana Uruguay sanggup mencetak tiga gol ke gawang The Sbornaya, maka seharusnya di waktu tersisa Fernando Hierro harus mencari cara mencetak gol saat lawan bermain dengan strategi bertahan. Jika boleh menebak, setiap negara yang bertemu Spanyol akan menerapkan strategi ‘parkis bus’.

Hormat untuk Maroko

Namun terlepas dari kegagalan Younes Belhanda dan kolega melaju ke fase gugur, penampilan mereka di edisi 2018 ini sangat patut diapresiasi. Dalam skema counterattack, para pemain seperti Nabil Dirar, Belhanda, Ziyech, dan Nordin Amrabat beberapa kali membahayakan gawang de Gea. Bahkan nama terakhir, sempat melakukan tendangan jarak jauh yang membentur mistar gawang di menit ke-55.

Sebelumnya melawan Iran dan Portugal, jika boleh beropini, Maroko hanya kalah beruntung saja. Saat bertemu Iran, mereka kalah lewat gol bunuh diri Aziz Bouhaddouz saat pertandingan menyentuh detik terakhir. Sedangkan saat bersua Portugal, mereka hanya kebobolan lewat kegeniusan Cristiano Ronaldo memanfaatkan ruang kosong saat proses tendangan sudut.

Di laga terakhir pun, mereka kalah hanya dari VAR setelah kebobolan di masa injury time pertandingan.