Piala Dunia 2018

Melihat Sisi Lain dari Dua Negara yang Sudah Lolos ke Babak 16 Besar Piala Dunia 2018

Rusia yang berperan sebagai tuan rumah sudah membuktikan kualitas mereka dengan menjadi tim pertama yang lolos ke babak 16 besar. Sebelumnya, tak sedikit orang yang menyangsikan penampilan mereka di ajang Piala Dunia 2018 ini. Para penggemar sepak bola pastinya ingat dengan prestasi tim berjuluk Sbornaya di pentas Piala Eropa tahun 2008.

Kala itu, pemain-pemain seperti Roman Pavlyuchenko, Andrey Arshavin, dan Konstantin Zyryanov masih ada di dalam skuat Rusia. Di Piala Eropa 2008 secara mengejutkan mereka mampu melaju sampai ke babak semifinal. Pertandingan yang paling diingat mungkin pertandingan di mana mereka bertemu Belanda di babak perempat-final. Rusia mampu mengalahkan anak asuh Marco van Basten dengan skor 3-1, dengan dua gol dari Dmitri Torbinskiy dan Arshavin dicetak di babak tambahan.

Meski pada akhirnya mereka kalah dari Spanyol, kesuksesan Rusia masih diingat oleh orang-orang dan terus membayangi mereka sampai saat ini. Rusia dianggap belum mampu mengulang kembali kesuksesan tersebut dengan skuat yang ada sekarang. Hal itu wajar saja terjadi mengingat sebelumnya mereka gagal menembus Piala Dunia 2010 serta gagal di Piala Eropa 2012 dan Piala Dunia 2014. Namun nyatanya, mereka seperti ingin menyanggah pernyataan tersebut lewat dua pertandingan yang sudah mereka jalani.

Di pertandingan pembuka, mereka bertemu dengan salah satu wakil dari Asia, Arab Saudi. Tim Beruang Merah sukses memanfaatkan buruknya penampilan para pemain The Green Falcons dan melibas mereka dengan skor telak 5-0. Di pertandingan kedua melawan Mesir, walau sempat kesulitan, pada akhirnya mereka mampu menang 2-1 dan lolos ke babak selanjutnya. Denis Cheryshev dan Aleksandr Golovin tampil sebagai bintang di dua pertandingan itu.

 

caps ke-100 Suarez

Uruguay yang pragmatis

Berbeda dengan Rusia yang masih dibayang-bayangi dengan prestasi masa lalu, Uruguay yang juga sudah menempatkan diri di babak 16 besar tampil pas-pasan di dua pertandingan mereka. Dengan skuat yang mereka punya, apalagi melihat barisan pemain depan mereka yang diisi oleh Edinson Cavani dan Luis Suarez, mereka seharusnya mampu tampil lebih dominan. Namun ternyata kenyataan berkata lain.

Melawan Mesir, mereka hanya menang dengan skor tipis 1-0. Hasil serupa juga mereka dapat kala melawan Arab Saudi, yang di pertandingan pertama dilumat habis oleh Rusia. Mereka seharusnya mampu bermain lebih dari apa yang mereka tunjukkan, namun La Celeste lebih memilih tampil pragmatis.

Pengalaman Oscar Tabarez menangani timnas Uruguay membuatnya mencapai permainan seperti ini. Terlebih mengingat beberapa pemain andalan mereka sudah mencapai usia senja dan kemungkinanan besar Piala Dunia 2018 menjadi ajang terakhir buat mereka, termasuk Tabarez sendiri. Tak perlu banyak mencetak, yang penting efektif dan menang. Hasilnya, mereka menemani Rusia yang sudah terlebih dahulu lolos ke babak 16 besar.

Apakah gaya permainan mereka di dua pertandingan itu akan membawa mereka ke hasil yang lebih baik lagi dari apa yang mereka raih di Piala Dunia 2010? Tak ada yang tahu, namun mereka bisa membuktikannya di pertandingan terakhir mereka penyisihan grup melawan sang tuan rumah.