Piala Dunia 2018

Negara Islam di Piala Dunia 2018: Tak Ada yang Berjaya di Hari Raya

Bagi umat Islam, Piala Dunia kali ini ada yang beda. Nuansa Idulfitri datang berbarengan dengan dimulainya turnamen akbar empat tahunan ini, dan tepat di hari kemenangan itu ada empat negara Islam di Piala Dunia 2018 yang bertanding. Namun sayangnya, dari Arab Saudi, Mesir, Iran, dan Maroko, tiga diantaranya sudah tereliminasi.

Arab Saudi jadi yang paling mengenaskan. Hancur lebur dibabat tuan rumah Rusia 0-5 di laga perdana, skuat asuhan Juan Antonio Pizzi kembali menelan kekalahan kedua di partai berikutnya. Kali ini giliran Uruguay yang membuat The Green Falcons bertekuk lutut, dengan satu gol tanpa balas.

Tak ada gol yang diciptakan Arab Saudi di dua pertandingan itu, yang memang tercermin dari buruknya organisasi permainan mereka. Sulit mendapat ruang tembak, dan terlalu mudah dieksploitasi lini belakangnya. Bahkan melawan Uruguay yang mayoritas memainkan penggawa bekas Piala Dunia 2010, tim dari negara juragan minyak ini tetap tak berdaya.

Lain halnya dengan Maroko. Meskipun sama dengan Arab Saudi, gagal mencetak gol di dua pertandingan Piala Dunia 2018, tapi tersingkirnya Maroko lebih karena faktor apes, alias tidak beruntung. Gol bunuh diri saat kalah 0-1 dari Iran, dan janggut sakti Cristiano Ronaldo yang membuat Maroko takluk 0-1 lawan Portugal.

Secara permainan, Maroko menunjukkan potensi menjadi kuda hitam. Trio gelandang mereka yang diisi Hakim Ziyech, Younès Belhanda, dan Nordin Amrabat berulang kali mengancam pertahanan lawan. Sayangnya, Maroko tidak punya penyerang tajam. Sebuah karakteristik yang sebenarnya dimiliki Munir El-Haddadi, tapi dia sudah terlanjur mengecap caps di timnas Spanyol.

Mohamed Salah pun menyerah

Dibandingkan Arab Saudi yang sudah diprediksi tidak akan melaju jauh dan Maroko yang walaupun potensial tapi terjebak di grup neraka, Mesir punya kans yang lebih baik untuk lolos ke fase gugur. Selain karena peta persaingan di Grup A yang cukup merata, faktor Mohamed Salah jadi pembeda.

Top skor Liga Primer Inggris 2017/2018, dan membawa Liverpool menembus final Liga Champions, menjadi bekal Salah menghadapi Piala Dunia pertamanya. Namun sepertinya takdir belum memihak Salah. Dia datang ke Rusia dengan membawa cedera bahu, yang meskipun diklaim sudah fit, tapi pasti belum pulih sepenuhnya yang menghambatnya tampil maksimal.

Mesir dan Salah awalnya sangat dinantikan kiprahnya di Piala Dunia 2018. Sepak bola dunia sangat jarang menampilkan pemain Islam sebagai aktor utama kehebatan sebuah tim. Sebelumnya, pemain Islam di liga top Eropa lebih sering menjadi pemeran pendukung dalam narasi kejayaan klubnya.

N’Golo Kante di Chelsea, Medhi Benatia di Juventus, Kalidou Koulibaly di Napoli, atau Cengiz Ünder di AS Roma, masih kalah pamor ketimbang pemain kunci di klubnya masing-masing seperti Eden Hazard (Chelsea), Paulo Dybala (Juventus), Dries Mertens (Napoli), dan Edin Džeko (AS Roma).

Mohamed Salah (beserta Sadio Mané), menjadi pengecualian tersendiri di musim 2017/2018. Mereka beragama Islam, agama yang paling banyak dianut di dunia ini, perilakunya tidak neko-neko, tidak pernah diterpa gosip miring dan berprestasi. Dunia sepak bola sudah lama tidak memiliki figur top yang seperti itu di lapangan hijau.

Akan tetapi Tuhan Yang Maha Esa belum menghendaki Salah mengharumkan nama Mesir di Piala Dunia, terutama dari dua matchday yang telah dijalani. Menjadi sebuah kekecewaan, di tengah perayaan hari kemenangan setelah berpuasa di bulan Ramadan.