Maroko jelas bersemangat untuk tampil di Piala Dunia perdana mereka setelah dua dekade. Kualitas para pemain yang mayoritas bermain di Eropa tentu merupakan modal besar. Sebelum turnamen dimulai, Maroko dianggap akan menjadi kuda hitam yang akan menganggu laju Spanyol dan Portugal di Grup B Piala Dunia 2018. Tapi kenyataanya, Maroko justru menjadi tim pertama yang tersingkir dari grup tersebut.
Dalam dua pertandingan, Maroko boleh dibilang kurang beruntung. Mereka selalu kalah tipis, dan gagal mencetak gol. Padahal trio gelandang serang mereka, Hakim Ziyech, Nordin Amrabat, dan Younes Belhanda memiliki potensi daya ledak yang luar biasa, dan memang dalam dua pertandingan tersebut. Maroko tampil menekan lawan. Ketiganya cerdas, cepat, dan terus bergerak. Mereka terus memberikan ancaman ke gawang lawan.
Tetapi karena ujung dari permainan adalah mencetak gol, dan sebagus-bagusnya lini kedua, tentu tak akan berjalan maksimal apabila pemain yang berperan sebagai ujung serangan tidak berhasil menyelesaikan peluang menjadi gol. Inilah masalah Maroko di Piala Dunia 2018. Mereka tidak memiliki pemain yang cukup tajam untuk menyelesaikan peluang.
Pemain yang bisa memanfaatkan situasi setelah trio Ziyech, Amrabat, dan Belhanda mengobrak-abrik pertahanan lawan. Bahkan mandeknya penyerangan Maroko sampai sering membuat bek Mehdi Benatia mesti ikut maju ke depan untuk membantu terciptanya gol.
Penyerang yang dibawa Herve Renard tidak berada dalam kualitas yang benar-benar baik. Khalid Boutaib selalu kesulitan untuk menemukan posisi yang sesuai untuk menyelesaikan peluang. Contoh di laga kedua melawan Portugal, Boutaib justru “membiarkan” dirinya selalu terkepung oleh Pepe dan Jose Fonte. Sementara Ayoub El Kaabi masih canggung di turnamen besar pertamanya, Aziz Bouhaddouz mentalnya runtuh karena mencetak gol bunuh diri di pertandingan pertama melawan Iran.
Situasi pahit ini tentu membuat Maroko benar-benar menyesali kegagalan mereka untuk mengamankan bakat seorang Munir El-Haddadi. Munir, penyerang muda Barcelona yang musim lalu tampil mengesankan dalam masa pinjamannya bersama Alaves, memiliki seorang bapak asal Maroko. Fakta ini kemudian digunakan negara Maghribi tersebut untuk mencoba memanggilnya ke tim nasional.
Masalahnya kemudian, Munir sudah pernah tampil untuk timnas senior Spanyol. Seperti yang diketahui, FIFA membuat regulasi bahwa seorang pemain yang sudah bermain untuk tim nasional senior sebuah negara di pertandingan resmi, tidak bisa bermain untuk negara lain. Apalagi bila negara-negara tersebut sama-sama merupakan anggota FIFA. Maroko kemudian berusaha melakukan banding bahkan sampai membawa kasus ini hingga badan arbitrase olahraga internasional. Kejadian yang hampir serupa dengan kasus terjadi yang melibatkan Diego Costa, timnas Spanyol, dan timnas Brasil.
Sayangnya permintaan Maroko kemudian tidak dikabulkan. Munir kala itu hanya bermain 13 menit untuk timnas Spanyol. Tidak lama memang, tetapi 13 menit tersebut kemudian yang menjadi penentu nasib Maroko di Piala Dunia 2018. Mereka tersingkir karena tidak memiliki peyerang yang benar-benar mumpuni. 13 Menit itu yang membuat Maroko tidak bisa memanggil Munir untuk tampil di Piala Dunia 2018.