Cerita

Sampai Kapan Persela Lamongan Mampu Bertahan di Papan Atas?

Ajang Go-Jek Liga 1 musim 2018 sudah berjalan selama dua belas pekan atau sepertiga kompetisi. Kandidat juara masih belum dapat ditentukan mengingat persaingan yang terjadi di papan atas begitu sengit karena melibatkan sejumlah klub berbeda.

Sampai tulisan ini dibuat, tim asal Kalimantan Selatan, Barito Putera, masih bercokol di puncak klasemen via koleksi 20 angka hasil dari 6 kemenangan, 2 hasil seri, dan 3 kekalahan. Bagi mayoritas orang, presensi Barito Putera di puncak klasemen tentu tidak diduga sebelumnya.

Akan tetapi, bukan kubu Bekantan Hamuk saja yang performanya sejauh ini begitu mengagetkan. Salah satu kesebelasan dari Jawa Timur, Persela Lamongan, juga memperlihatkan penampilan yang memesona. Layaknya Barito, sampai saat ini Persela berhasil duduk di papan atas klasemen sementara, tepatnya posisi empat. Laskar Joko Tingkir yang diasuh Aji Santoso sukses mengepulkan 17 poin hasil dari 4 kemenangan, 5 kali seri dan 2 kekalahan.

Dipandang dari sudut manapun, apa yang dibukukan oleh Saddil Ramdani dan rekan-rekan sejauh ini sungguh luar biasa mengingat materi skuat mereka dirombak cukup drastis jelang musim 2018 bergulir. Selain ditinggal oleh sang ikon, Choirul Huda, yang wafat akhir tahun lalu, beberapa pilar tim seperti Ahmad Nur Hardianto (ke Arema FC), Jose Coelho (OFI Crete), Marcio Rosario (Mumbai City FC), dan Samsul Arif Munif (Barito Putera) juga memutuskan untuk cabut dari Stadion Surajaya.

Baca juga: Malaikat Penjaga Bernama Choirul Huda

Situasi tersebut bikin manajemen Laskar Joko Tingkir bergerak cepat sekaligus ngotot selama jeda kompetisi guna mencari pengganti sepadan, baik via perekrutan langsung ataupun lewat proses seleksi. Melalui dua aktivitas di atas, Persela akhirnya mengangkut beberapa nama anyar semisal Ahmad Baasith, Diego Assis, Jodi Kustiawan, Loris Arnaud, Muhammad Ridwan, Shohei Matsunaga, sampai Wallace Costa Alves. Tenaga dan keahlian mereka diharapkan bisa menjaga kualitas tim secara keseluruhan.

Memadukan skuat baru dan lama, plus skema permainan yang acapkali Aji terapkan, menjadi pekerjaan utamanya pada saat itu. Sayang, performa Persela tatkala merumput di Piala Presiden 2018 dan JakaJaya Cup 2018 terbilang amburadul. Beruntung, manajemen Laskar Joko Tingkir tak keburu antipati dengan capaian buruk tersebut.

Kesempatan yang tetap diberikan kepada Aji benar-benar mampu dimanfaatkannya untuk meramu strategi terbaik bagi Persela. Pelan tapi pasti, performa Saddil dan kawan-kawan terkatrol saat mentas di Liga 1 2018. Secara tak terduga, Persela dapat menumbangkan kubu setangguh Persija Jakarta dan PSM Makassar. Lebih lanjut, mereka pun hanya ditahan imbang oleh tim-tim yang kualitasnya lebih baik macam Bali United, Barito Putera, Bhayangkara FC, dan Persebaya Surabaya.

Hasil-hasil positif inilah yang akhirnya mengangkat derajat mereka, setidaknya hingga detik ini, ke papan atas klasemen sementara dan membuat manajemen serta pendukung fanatik Persela, LA Mania, gembira bukan kepalang. Spesial bagi trio Assis, Arnaud dan Matsunaga, Aji seperti berhasil menemukan ramuan guna membuat ketiganya jadi fondasi utama meroketnya laju Persela sejauh ini. Dari 19 gol yang sudah dibukukan Laskar Joko Tingkir, 14 di antaranya diukir oleh figur dari Brasil, Prancis, dan Jepang itu.

Walau demikian, penampilan brilian Persela juga memantik satu tanda tanya besar. Sampai kapan mereka dapat bertahan di papan atas Liga 1?

Benar jika performa Laskar Joko Tingkir yang aduhai membuat mereka bisa menembus papan atas. Akan tetapi, tak sedikit pula orang-orang yang sangsi kalau Saddil dan kolega bisa bertahan lama di situ sampai musim kompetisi selesai.

Anggapan itu muncul sebab Liga 1 musim 2018 masih ada di fase awal sehingga cukup banyak klub yang sedang mencari-cari skema terbaik guna diimplementasikan pada pertengahan sampai akhir musim guna menggenjot performa inkonsisten yang tengah dialami.

Tak berhenti sampai di situ, buruknya penampilan tim-tim mapan seperti Arema FC, Bali United, Persebaya, Persib Bandung, Persija dan Sriwijaya FC juga sering disinggung sebagai pembuka jalan bagi Persela untuk menerobos papan atas.

Jika tak ingin hal-hal semacam itu membayangi pencapaian apik mereka sampai saat ini, Persela tentu wajib membuktikan kapasitasnya secara paripurna dalam beberapa partai ke depan.

Sebelum Liga 1 diliburkan jelang Hari Raya Idul Fitri, Laskar Joko Tingkir bakal beradu kontra Sriwijaya FC (2/6) di Palembang dan menjamu Mitra Kutai Kartanegara (7/6) di Lamongan.

Bila sanggup memetik angka penuh dari sepasang laga itu atau setidaknya beroleh empat poin (hasil dari masing-masing sekali menang dan seri), pantas rasanya kalau Persela diperhitungkan sebagai kuda hitam yang dapat menghadirkan kejutan bagi para penggemar sepak bola nasional sekaligus menebus performa semenjana di musim kemarin.