Cerita

Penampilan Gemilang Saldy Amiruddin, Bukti Bahwa PSM Makassar Perlu Lebih Memercayai Pemain Muda

Nama Saldy Amiruddin sedang naik daun di kalangan pendukung PSM Makassar. Pemain berusia 23 tahun ini pekan lalu menjadi bintang kemenangan Juku Eja melawan Madura United dengan skor 2-0. Penampilan gemilang Saldy membuktikan bahwa pemain-pemain muda tim kota Makassar itu sebenarnya siap meledak asal diberi kepercayaan lebih.

Laga melawan Madura United sebenarnya merupakan penampilan perdana Saldy sebagai starter. Ia langsung menjawab kepercayaan pelatih Robert Rene Alberts dengan torehan dua asisnya dari skema tendangan sudut yang terukur. Bahkan, pemain bernomor punggung 99 ini nyaris mencetak gol ketika memperoleh umpan matang dari Ferdinand Sinaga. Sayang, finishing-nya masih membentur tiang gawang.

Pemain kelahiran Bantaeng, 9 Maret 1995 itu, langsung menjadi idola di kalangan pencinta PSM. Akun Instagram-nya yang dulu hanya ber-followers sedikit dan sepi komentar kini diserbu warganet Makassar. Media-media sepak bola nasional tak ingin ketinggalan dengan memasukkan nama Saldy sebagai salah satu penampil terbaik di pekan kesebelas Go-Jek Liga 1.

Saldy adalah salah satu pemain yang memperkuat tim sepak bola Sulawesi Selatan di final Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Jawa Barat. Bersama Syaiful Syamsuddin, Wasiat Hasbullah, dan Asnawi Mangkualam yang kini menjadi rekan-rekannya di PSM, ia nyaris mempersembahkan medali emas sebelum ditundukkan tuan rumah di final melalui adu penalti.

Setelah PON selesai, Saldy sempat mengikuti seleksi tim utama PSM. Namun, ia gagal memikat Robert Alberts. Ia lalu memilih bergabung dengan Madura United untuk musim kompetisi 2017. Pemain kelahiran Makassar ini sempat tampil 10 kali bersama Laskar Sape Kerab. Catatan itu memikat kembali hati Robert yang mengikutsertakannya ke dalam skuat yang mengarungi musim 2018.

Kali ini, Saldy bergabung dengan nama-nama muda yang masih asing di telinga para pemerhati sepak bola Indonesia, seperti Arsyad Yusgiantoro, Ahmad Hari, Heri Susanto, dan Agi Pratama. Pada awalnya, para pendukung PSM menyambut kedatangan barisan muda ini dengan penuh semangat. Masa depan Juku Eja diprediksi cerah dengan hadirnya para talenta ini.

Namun, hingga pekan kesepuluh, antusiasme itu berubah menjadi pertanyaan dan bahkan cibiran. Berbeda dengan musim 2017 lalu dan Torabika Soccer Championship 2016, Robert terkesan enggan memberi kepercayaan lebih terhadap barisan mudanya. Bukan hanya nama-nama baru di atas, pelatih asal Belanda ini bahkan membatasi waktu tampil penggawa muda yang sudah menjadi idola pendukung PSM, seperti Muhammad Arfan, Wasyiat Hasbullah, dan Reva Adi Utama.

Khusus di barisan depan, hanya Saldy dan Arsyad yang pernah diturunkan hingga pekan ke-10, itu pun dengan menit bermain sangat minim. Para suporter mulai gerah, apalagi melihat performa memprihatinkan penyerang Australia, Bruce Djite. Maka, kehadiran Saldy di line-up sebagai starter di laga menghadapi Madura United menjadi berita bagus sekaligus penyegar lini depan Juku Eja.

Melihat Saldy on-fire di laga tersebut, Robert Alberts sepertinya harus sadar bahwa skuatnya butuh angin-angin segar lainnya. Lebih sering memainkan pemain muda bisa menjadi jawabannya.