Piala Dunia 2018

Barisan Saudara Kembar yang Pernah Merumput Bersama di Piala Dunia

Dikenal sebagai turnamen sepak bola paling megah dan bergengsi, Piala Dunia menjanjikan aksi-aksi seru dari setiap pertandingan yang ada. Suka, duka dan berbagai macam perasaan lain acapkali tersembul darinya sehingga para penikmat sepak bola enggan ketinggalan satu momen pun.

Namun di luar kisah perjalanan sebuah tim berupaya meraih gelar juara, bedah taktik yang dimainkan oleh masing-masing kesebelasan atau bahkan cerita-cerita kontroversi dari para wasit, terselip juga sebuah romantisme berupa kisah saudara kembar yang diandalkan oleh negaranya buat mentas di Piala Dunia.

Terbaru, ada nama Miranchuk bersaudara (Aleksei dan Anton) di skuat sementara tim nasional Rusia yang berpeluang untuk mencatatkan namanya sebagai saudara kembar kesekian yang tampil bersamaan di Piala Dunia.

Andai pelatih Stanislav Cherchesov mendapuk duet yang sama-sama membela Lokomotiv Moskow itu ke dalam 23 nama final di skuat Sbornaya, mereka akan resmi mengikuti jejak beberapa saudara kembar lain yang sudah lebih dahulu mengukir namanya dengan bermain di Piala Dunia.

Lantas, siapakah para saudara kembar yang pencapaiannya bakal diikuti Miranchuk bersaudara? Berikut daftarnya:

1) Rene dan Willy van der Kerkhof (Belanda)

Tampil luar biasa selama memperkuat PSV Eindhoven membuat van der Kerkhof bersaudara selalu jadi andalan timnas Belanda di era 1970-an hingga 1980-an silam. Mereka termasuk ke dalam anggota generasi emas sepak bola Belanda di era melambungnya nama Totaal Voetbal itu. Piala Dunia 1974 di Jerman Barat dan Piala Dunia 1978 di Argentina menjadi sepasang turnamen yang keduanya ikuti secara bersamaan. Namun tragisnya, di dua kesempatan itu De Oranje senantiasa keok pada babak final dari kubu tuan rumah.

Foto: Stickerpedia

2) Eissa Meir dan Ibrahim Meir Abdulrahman (Uni Emirat Arab)

Piala Dunia tahun 1990 di Italia merupakan debut Uni Emirat Arab (UEA) dalam kejuaraan sepak bola antar-negara paling fenomenal tersebut. Sayang, percobaan pertama mereka saat itu berakhir tragis akibat rontok di babak penyisihan grup lantaran selalu kalah. Kendati demikian, ada satu hal menarik di tubuh skuat UEA saat itu yakni keberadaan si kembar Eissa Meir dan Ibrahim Meir Abdulrahman yang dibawa oleh sang pelatih, Carlos Alberto Parreira. Keduanya malah selalu bermain di tiga partai yang dijalani UEA pada penyisihan grup.

Foto: Arabian Business

3) Hossam dan Ibrahim Hassan (Mesir)

Jelang bergulirnya Piala Dunia 1990, Mahmoud El-Gohary mempersiapkan skuat timnas Mesir dengan sebaik-baiknya. Terlebih, momen ini adalah pertempuran perdana mereka di kejuaraan sepak bola antar-negara paling akbar sedunia itu. Dari sejumlah penggawa yang dibawa sang juru strategi, terdapat sepasang pemain kembar yaitu Hossam dan Ibrahim Hassan. Nahas, perjalanan Mesir kala itu berakhir prematur sebab The Pharaohs gugur di babak penyisihan walau mereka selalu diturunkan.

Foto: FIFA

4) Frank dan Ronald de Boer (Belanda)

Setelah Rene dan Willy van der Kerkhof, Belanda kembali membawa saudara kembar di dalam skuatnya kala bertempur di Piala Dunia 1994 dan Piala Dunia 1998. Mereka adalah Frank dan Ronald de Boer. Pada turnamen pertama, keduanya mendapat kesempatan bermain dalam empat pertandingan sampai akhirnya De Oranje rontok di perempat-final. Sementara empat tahun berselang, Frank tak pernah absen merumput kala Belanda finis sebagai peringkat keempat. Di sisi lain, Ronald sempat tidak diturunkan satu kali, tepatnya di laga perebutan tempat ketiga kontra Kroasia.

5) Marcin dan Michal Zewlakow (Polandia)

Dalam kurun 1999 hingga 2002, Zewlakow bersaudara sama-sama merantau ke Belgia untuk memperkuat Mouscron. Hebatnya, kedua figur ini selalu diandalkan oleh klub yang per 2009 lalu dinyatakan pailit akibat krisis finansial itu. Keduanya pun dibawa oleh Jerzy Engel saat bertempur di Piala Dunia 2002. Michal jadi bintang di lini belakang sementara Marcin jadi opsi penyerang pengganti utama kala Polandia butuh ketajaman lebih untuk membobol gawang lawan. Sial, perjuangan Bialo-czerwoni selesai di fase penyisihan grup usai finis sebagai juru kunci Grup D.

6) David dan Philipp Degen (Swiss)

Menjalani kampanye di Piala Dunia 2006, Jakob ‘Köbi’ Kuhn memutuskan untuk memasukkan si kembar Degen, David dan Philipp, ke dalam skuat timnas Swiss. Luar biasanya, mereka sukses melenggang ke fase 16 meski akhirnya tersungkur dari Ukraina gara-gara adu penalti. Sedikit berbeda dengan barisan pemain kembar yang lain, hanya Philipp yang selalu diturunkan oleh Kuhn pada empat laga dilakoni Swiss kala itu sementara David awet duduk di bangku cadangan.