Para tim yang berpartisipasi di Piala Dunia membawa bendera negara mereka. Maka, tentu saja gesekan politik antarnegara sering terjadi. Beberapa kali, urusan politik merasuk juga ke lapangan sepak bola, sehingga menjadi bumbu tersendiri bagi laga tersebut. Berikut ini beberapa laga di Piala Dunia dengan muatan politis terpanas:
Angola vs. Portugal (Piala Dunia 2006)
Ini adalah laga bermuatan politis terakhir yang cukup panas. Sebelum merdeka pada tahun 1975, rakyat Angola hidup di bawah pemerintahan kolonial Portugal selama hampir 500 tahun. Maka, ketika kedua negara bertemu di grup yang sama di Piala Dunia 2006, rakyat Angola menuntut balas di lapangan hijau. Sayang, gol tunggal Pedro Pauleta memenangkan Portugal dengan skor tipis 1-0.
Amerika Serikat vs Iran (Piala Dunia 1998)
Pertandingan ini akan selalu muncul di daftar laga paling panas dari segi politik di Piala Dunia. Sejak Revolusi Iran pada tahun 1979, hubungan Iran dan Amerika Serikat memang tidak stabil. Jadi, ketika kedua negara berhadapan di Piala Dunia 1998, pertandingan ini harus ditangani dengan hati-hati. Meski demikian, intrik politik tak berlanjut ke lapangan. Setiap pemain bertukar buket bunga sebagai simbol perdamaian. Laga ini berakhir dengan kemenangan 2-1 untuk Iran.
Inggris vs Argentina (Piala Dunia 1986)
Latar belakang laga panas ini adalah Kepulauan Falkland milik Inggris yang diserang oleh Argentina beberapa tahun sebelumnya. Maka, ketika kedua negara bertemu di perempat-final Piala Dunia 1986 di Meksiko, luka-luka akibat Perang Falklands terbuka kembali. Jalannya laga diperparah oleh gol tangan Tuhan dari Diego Maradona yang mengawali kemenangan 2-1 Argentina. Untungnya, laga ini juga jadi legendaris berkat salah satu gol indah sang maestro.
Argentina vs Belanda, (Piala Dunia 1978)
Bukan hanya dengan Inggris, Argentina juga punya latar belakang politis dengan Belanda. Pada tahun 1978, Piala Dunia diadakan di Argentina, yang saat itu dikuasai oleh militer. Situasi bertambah rumit karena bintang Belanda, Johan Cruyff, tiba-tiba tak ingin membela timnya di Piala Dunia tersebut. Konon, pihak militer Argentina mengancam keluarga Cruyff jika ia nekat bergabung dengan timnas Belanda. Akhirnya tanpa pemain genius tersebut, Belanda menyerah di final dengan skor 1-3 atas tuan rumah Argentina.
Jerman Barat vs Jerman Timur (Piala Dunia 1974)
Kita tahu bahwa setelah Perang Dunia kedua, Jerman terpaksa dipisahkan menjadi dua negara. Jerman Barat yang demokratis dan Jerman Timur yang dikuasai komunis. Kedua negara juga saling bermusuhan, sehingga ketika keduanya bertemu di Piala Dunia 1974, situasi pun menjadi panas. Jerman Timur membuat kejutan setelah menaklukkan tuan rumah Jerman Barat dengan skor 1-0. Namun, Jerman Barat sukses keluar sebagai juara. Mereka mengalahkan Belanda di final untuk memenangkan Piala Dunia kedua sepanjang sejarah.