Cerita

Mungkin Kapten Manchester United Selanjutnya adalah Sosok yang Tidak Terduga

Banyak legenda yang kemudian akhirnya pergi dan menyisakan cerita manis. Soal warisan pun bukan saja catatan karier yang luar biasa hebat, tetapi juga soal menjadi pemimpin alias kapten tim di lapangan. Andres Iniesta pergi, jabatan kapten tim Barcelona berlanjut kepada Lionel MessiGianluigi Buffon pergi, ban kapten Juventus kini diemban oleh Giorgio Chiellini. Lalu bagaimana dengan Manchester United?

Seperti yang diketahui, selain Buffon dan Iniesta, Michael Carrick juga memutuskan menyudahi waktunya bersama klub yang sudah ia bela sejak lama. Setelahnya, pemain yang akrab disapa Carras ini akan masuk jajaran staf kepelatihan tim. Yang berbeda, Carrick pergi bukan untuk membela tim lain. Ia pergi untuk menyudahi karier sepak bola profesionalnya alias pensiun.

Situasi serupa yang terjadi kepada Iniesta dan Buffon, Carrick juga pergi dengan meninggalkan jabatan kapten tim. Yang berbeda adalah, bahkan hingga saat ini masih belum jelas siapa sosok yang akan menjadi suksesor Carrick sebagai pemimpin di tim Setan Merah. Beberapa nama memang sudah muncul sebagai kandidat terkuat, mulai dari David de Gea, Paul Pogba, hingga Antonio Valencia.

Semua kandidat memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Antonio Valencia memang merupakan deputi Michael Carrick. Ia juga memimpin United dalam mayoritas pertandingan di musim ini. Tetapi karakternya yang terlalu pasif membuat rasanya ini bukan pekerjaan yang sesuai untuk Valencia.

Paul Pogba masih begitu labil secara mental dan emosional untuk menjadi pemimpin tim. Sementara, hal yang membuat Ander Herrera akan sulit menjadi kapten United adalah kesempatan bermainnya yang juga tidak banyak. David de Gea sebenarnya adalah sosok terkuat sekaligus favorit. Tetapi rumor kepindahannya di setiap musim membuat jabatan kapten tim untuk de Gea rasanya bukan sesuatu yang baik bagi kebersamaan tim.

Selepas era Roy Keane, jabatan kapten United bukan sesuatu yang ajeg

Pertanyaannya kemudian adalah, siapakah sosok yang benar-benar sesuai untuk memimpin United selepas era Carrick? Bisa jadi sosok tersebut tidak ada di antara daftar yang dibuat sebelumnya. Bukan de Gea, bukan Pogba, bukan Valencia, bukan pula Herrera. Apalagi melihat tren kapten tim United selepas era Roy Keane, bisa jadi sosok tersebut bukan yang sudah diduga sebelumnya.

Dalam sejarahnya, United memang memiliki para pemimpin berkarakter dan menjabat cukup lama. Mulai dari Denis Law, Bobby Charlton, Bryan Robson, Steve Bruce, Eric Cantona, hingga Roy Keane yang menjabat sebagai kapten United selama hampir 10 tahun.

Tetapi setelah Keane, tidak ada sosok yang benar-benar ajeg untuk menjabat sebagai kapten tim United. Datanya memang menyebutkan bahwa Gary Neville adalah kapten United pada periode 2005 hingga 2011. Tetapi pada masa tersebut, ban kapten juga berpindah-pindah mulai dari Ryan Giggs, Paul Scholes, sampai Rio Ferdinand. Dalam beberapa kesempatan juga sempat dikenakan oleh Cristiano Ronaldo, Wayne Rooney, dan John O’Shea.

Ketika United menjuarai Liga Champions pada tahun 2008 dan Piala Dunia Antarklub beberapa bulan kemudian, ban kapten melingkar di tangan Rio Ferdinand, padahal di lapangan masih ada Giggs dan Scholes. Tetapi kemudian saat Neville pensiun, alih-alih jabatan tersebut diberikan kepada Ferdinand, Sir Alex Ferguson justru menunjuk Nemanja Vidic sebagai kapten baru United. Salah satu fenomena lain yang membuktikan bahwa mungkin kapten baru United adalah sosok yang tidak terduga.

Memilih kapten tim pun merupakan sesuatu yang baru bagi manajer Jose Mourinho. Karena di kesebelasan-kesebelasan sebelumnya, ia belum pernah mengalami fenomena yang serupa. Ketika mendarat di Chelsea, tim sudah dikomandoi oleh John Terry. Begitu pula ketika di Internazionale Milano dan Real Madrid di mana ada sosok Javier Zanetti dan Iker Casillas.

Tetapi yang pasti, siapapun sosok yang akan ditunjuk sebagai kapten United melanjutkan Carrick, memiliki tugas yang berat, terutama soal membawa tim menuju arah yang lebih baik. Menuju kejayaan yang rasanya sudah lama sekali tidak dirasakan.