Cerita Tribe Ultah

42 Tahun PSS Sleman: #SaatnyaJu42a

Dalam rantai makanan, elang selalu ditempatkan sebagai salah satu predator teratas karena mereka adalah pemangsa untuk hewan-hewan seperti katak, tikus dan ular. Akan tetapi, masih ditemukan satu ekor elang yang belum sanggup memerankan tugas itu secara paripurna. Elang itu sendiri berada di belantara Pulau Jawa, tepatnya provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dan dikenal dengan nama PSS Sleman.

Populer sebagai salah satu klub dengan pendukung masif dan loyal, baik Slemania maupun Brigata Curva Sud (BCS), PSS justru kesulitan buat membuktikan kapasitas terbaik mereka dengan mentas di kompetisi teratas, Liga 1 Indonesia.

Setelah tahun 2007 silam, kesebelasan yang sekarang menggunakan Stadion Maguwoharjo sebagai kandang itu belum jua mampu promosi dari Liga 2 (dulu Divisi Utama). Masalah klasik layaknya kondisi finansial yang kurang baik sehingga tim sulit membangun sebuah unit yang tangguh (baik dari sisi pemain maupun pelatih) acapkali dijadikan alibi oleh pihak manajemen perihal ketidakmampuan mereka buat bersaing dengan para rival.

Terakhir, saat bertempur di Liga 2 musim 2017 kemarin, PSS lagi-lagi gagal naik kasta akibat rontok di fase 16 besar meski tampil sensasional pada babak penyisihan dan keluar sebagai kampiun Grup 3. Padahal, skuat Elang Jawa yang ketika itu dihuni oleh nama-nama seperti Busari, Dave Mustaine, Mahadirga Lasut, dan Riski Novriansyah serta ditukangi oleh Freddy Muli dianggap sejumlah kalangan, khususnya Slemania dan BCS, punya kapasitas luar biasa buat tampil apik serta beroleh tiket promosi.

Seolah enggan mengulangi cerita pahit di musim lalu, PSS pun coba membenahi segala kekurangan yang masih terlihat guna menyongsong musim 2018. Walau terpaksa kehilangan sejumlah penggawa pilar seperti Mahadirga Lasut dan Rossy Noprihanis yang hijrah menuju kesebelasan lain, PSS lantas merekrut beberapa orang pengganti macam Cristian Gonzales, I Made Adi Wirahadi, Rangga Muslim, sampai Syamsul Haeruddin. Sementara pos pelatih yang ditinggalkan Freddy Muli, diisi oleh Herry Kiswanto.

Selama pra-musim lalu, performa Rangga dan kolega masih jauh dari kata memuaskan. Kondisi ini pun berlanjut manakala PSS memulai kampanyenya di Liga 2. Pada laga pekan kedua, secara tak terduga mereka justru tumbang dari Madura FC di Stadion Maguwoharjo (2/5).

Kekalahan itu sendiri diekori dengan hasil imbang 1-1 tatkala bertandang ke Stadion Gelora Joko Samudro (6/5), markas Persegres Gresik United. Lebih mengejutkan lagi, dua hasil minor itu bikin Herkis, sapaan akrab Herry Kiswanto, memilih mundur sebagai pelatih Elang Jawa.

Kabar pengunduran diri tersebut jelas mengejutkan khalayak mengingat kompetisi Liga 2 baru saja dimulai. Namun nasi sudah menjadi bubur dan manajemen PSS untuk sementara menunjuk Seto Nurdiantoro sebagai caretaker.

Di bawah kendali pria yang semasa aktif bermain dahulu juga sempat membela PSS itu, Rangga dan kawan-kawan malah tampil lebih prima. Hal itu tercermin dengan raihan angka sempurna dalam dua partai terakhir PSS. Capaian itu sendiri mengatrol posisi Elang Jawa ke peringkat dua klasemen sementara Liga 2 wilayah timur serta memperbesar peluang lolos ke fase selanjutnya guna memperjuangkan kesempatan promosi (walau kompetisi masih panjang).

Tepat di tanggal ini, 20 Mei, PSS juga merayakan hari jadinya yang ke-42, sebuah penanda jika usia mereka sudah amat matang sebagai entitas sepak bola. Sudah sepantasnya pula mereka bertransformasi jadi sebuah tim yang kompetitif dan lebih profesional lagi.

Tak ada hadiah, tak ada pencapaian yang lebih istimewa bagi mereka, termasuk buat Slemania dan BCS, selain keberhasilan Elang Jawa menahbiskan dirinya sebagai predator kelas atas laksana elang dalam rantai makanan dengan tampil sebagai juara Liga 2 musim 2018 dan berkiprah kembali di Liga 1.

Selamat ulang tahun, PSS. #SaatnyaJu42a